1.5 || Big Love For A ||

10.3K 484 250
                                    

wayulu wayuluuuu

ges kalian gada niatan buat komen kah? asu ak nyeri hati loh:(

enjoy deh yaa

[orang gila: we need to talk]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[orang gila: we need to talk]

[orang gila: arlita please]

[orang gila: dengerin gua dulu]

[orang gila: gua tau gua salah, gua minta maaf]

[missed call 4.20 AM]

[missed call 4.27 AM]

[missed call 4.36 AM]

[orang gila: nyokap lo ada dirumah kan?]

[orang gila: lo harus ketemu gua untuk ketemu sama nyokap lo]

[missed call 5.47 AM]

Arlita membulatkan matanya. Bisa-bisanya Marvin mengancamnya disaat-saat seperti ini? Dia sama sekali tidak merasa bersalah kah dengan semua yang sudah dia lakukan ini? 

Benar-benar laki-laki gila!

[sherlok]

- - - - - [ MARVIN: What You Do? ] - - - - -

Arlita masih setia berada diposisinya walaupun pemakaman telah usai. Pemakaman kekasihnya, Aleo dilakukan pada pukul 9 pagi dini hari. Para polisi yang bertugas pun memberi kabar kepada keluarga Aleo, berserta penangkapan Danuar, Papa Aleo. Namun Polisi mempersilahkan Danuar untuk mengantarkan Anaknya ke tempat peristirahatan terakhir.

Isabelle, Ibu Aleo masih tidak percaya dengan kepergian anaknya, begitu juga dengan Arlita. Masih tidak menyangka kalau Aleo merelakan nyawanya demi dirinya yang tidak seberapa ini. 

"Maafin Mama, Aleo.. Seharusnya Mama gak ngebolehin kamu buat gabung sama Papa kamu itu.. Seharusnya kita pergi saja, All.. Mama nyesel, Al.."

"Sekarang Mama kehilangan kamu.. Mama nyesel Aleo.."

Isabelle menangis sambil menatap papan nisan yang bertuliskan 'ALEO BRATADIKARA'. Isabelle masih belum ikhlas kehilangan anak semata wayangnya.

"Maafin Arlita, Tante.. Maafin aku, Al.." ucap Arlita yang berada dibelakang Isabelle.

Arlita menyesali semua yang telah dia lakukan kepada Aleo. Walaupun mereka terkadang main belakang, namun Arlita sadar. Untuk yang kali ini, dia sedikit kelewat batas. 

Salah satu penyesalan terbesarnya adalah, ketika Arlita bersama dengan Aleo, pikirannya berada jauh bersama Marvin. Dan semakin lama semakin jelas, hatinya terbagi menjadi dua. Tidak hanya untuk Aleo, tetapi untuk Marvin juga.

MARVIN: What you do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang