3.2 || 1 : 1 ||

2.6K 236 33
                                    

double up niii! haruss excited yaa bacanyaaa!

komen yang banyakkkk!

MARVIN mengendarai kendaraannya menuju rumah Lauren, untuk mengambil bukti yang Lauren katakan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MARVIN mengendarai kendaraannya menuju rumah Lauren, untuk mengambil bukti yang Lauren katakan tadi. Mungkin tidak ada salahnya kalau dia mempercayai dan mengikuti semua rencana Lauren kali ini.

Lauren segera turun dari kendaraan Marvin dan langsung masuk ke dalam rumahnya. Lauren mempersiapkan bukti CCTV yang dia maksud dirumahnya.

Marvin melihat sekilas. Dia melihat Radef dan Papa Lauren sedang bicara dirumah ini.

"Udah, kita harus buru-buru." Lauren mengajak Marvin untuk keluar dari ruangan itu. 

"Udah, itu doang?" Tanya Marvin tampak bingung.

Lauren mengangguk. "Ini bukti kalau Radef kerja sama 'sama Papa. Dan di handphone aku udah ada bukti-bukti selama Radef mengintai Tsamarra. Aku juga punya bukti kalau akun itu punya Radef."

Marvin diam. Baginya itu saja tidak cukup untuk memenangkan masalah ini. Marvin butuh bukti yang lebih untuk menghancurkan Radef dan agar Arlita tetap berada di sisinya.

"Ada yang lain?"

"Maksudnya?" Balas Lauren.

Marvin memejamkan matanya. "Semua bukti itu masih kurang buat ngelawan Radef, Ren."

"Kalau aja Arlita tau ternyata gua yang selama ini sembunyiin Bokapnya. Arlita juga pasti gak akan maafin gua."

Lauren menghelakan napasnya. "Kamu harus bersikap dewasa, Vin. Biarin Arlita memilih pilihannya. Biarin Arlita bikin keputusannya sendiri. Tanpa ada paksaan dari manapun."

"Vin.. Kalau emang Arlita gak pilih kamu. Atau akhir dari semua ini, kalian gak bersama. Mungkin emang kalian gak berjodoh satu sama lain. Kalian cuma dipertemukan, bukan untuk dipersatukan. Mau se-berusaha apapun kamu atau Arlita buat kalian bersama. Kalau memang kalian bukan jodohnya. Kamu atau Arlita bisa apa?"

"Belajar menerima keadaan dan kenyataan, Vin."

"Aku percaya, kamu melakukan semua itu bukan ada alasannya."

Marvin terlalu takut untuk menjelaskannya kepada Arlita tentang itu. Dirinya ragu kalau Arlita akan tetap bersamanya jika Arlita sudah tau semuanya.

"Gak apa-apa. Aku ada sama kamu, kok Vin. Aku akan temanin kamu sampai kapanpun."

Lauren mencoba membuat Marvin kembali bersemangat untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Semenjak Marvin tahu kalau dirinya hanya membohongi Marvin dengan kehamilan palsunya, Lauren merasa malu. Lauren merasa gagal menjadi wanita dan dia tidak sebanding dengan Arlita. Dia tidak ada apa-apanya dibanding dengan Arlita yang notabene nya adalah Ibu dari anak Marvin. Dan Arlita juga dicintai sebegitu besarnya oleh Marvin.

MARVIN: What you do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang