1.0 || Explanation ||

12.3K 527 39
                                    

makin amburadul aja hubungan lu ta wkwkwkwkw sangat sangat kasian diriku yang rada iri ngeliatnya 

fakk 

tp kita gabole kek gt ya ges ya, biarin di wp aja

enjoy guysss!

SELAMA dalam perjalanan hingga berada dalam lift, Marvin sama sekali tidak mengajak Arlita bicara sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMA dalam perjalanan hingga berada dalam lift, Marvin sama sekali tidak mengajak Arlita bicara sedikitpun. Laki-laki itu diam dan tampak menyeramkan. Arlita yang berdiri dibelakangnya saja sampai terasa aura kegelapan laki-laki itu. Ketika lift terbuka pun 'Marvin melangkah begitu saja tanpa mempedulikan Arlita.

Arlita mendengus lemas. Apa dia balik saja ya?

Namun keinginan hatinya berbeda, tanpa sadar kaki Arlita melangkah mengikuti setiap langkah kaki Marvin.

Marvin membuka pintu penthousenya dengan memasukan password pintu itu. Lagi dan lagi, Marvin masuk seakan tidak ada Arlita dibelakangnya.

"Lo kalau diemin gue kayak gini, mending gue balik ke rumah aja deh," putus Arlita. Terpaksa membuka suaranya. Tidak sanggup didiamkan Marvin seperti ini.

Bukannya membalasnya, Marvin malah mencium bibir Arlita dengan kasar. "Lo gak tau senahan apa gua untuk nggak nonjok cowok lo!" ucapnya setelah mereka berciuman.

Arlita berjalan ke arah sofa ruangan itu. "Kalau Aleo tau, mungkin dia udah lebih dulu nonjok lo, Vin," jawab Arlita dengan santainya.

"Bagus, lo bisa lebih cepat putus sama dia. Gua udah gak tahan ngeliat lo sama dia! Dia ngerendahin lo, Arlita! Lo gak ngerasa sama sekali kah?"

Arlita terkekeh. "Bukannya lo juga ngerendahin gue ya?" sahutnya berhenti melangkah. "Lagi juga yang di bilang Aleo ada benarnya. Sekalipun gue dirusak sama dia, ujung-ujungnya gue tetap bakalan nikah sama dia. Yaaa, gak ada yang beda kan? Sekarang atau nanti, gue tetep bakalan ngelakuin itu sama dia—"

Marvin mencekal tangan Arlita dengan keras. Bahkan dia menarik tangan itu hingga Arlita tertarik dan menabrak dada bidang laki-laki itu. "Your body it's just for me." Tatapan itu mempertegas kalau Arlita hanyalah miliknya.

"Jangan ngawur." Arlita mencoba untuk melepaskan genggaman tangan itu. "Lo sama gue Cuma sebatas having fun. Nothing more," sambung Arlita mengingatkan kepada Marvin kalau dia dengan dirinya tidak ada apa-apa.

Marvin mengeraskan rahangnya. Dia diam beberapa saat. "Waktu lo cuma 30 hari lagi. Lo putus baik-baik, atau gua yang buat dia pergi dari lo," ancam Marvin seperti biasa.

Arlita menatap mata Marvin yang menggelap. Dia takut Marvin berbuat hal yang diluar batasnya. "Lepasin!"

"Lepasin Marvin!"

"Say yes," ucap laki-laki itu menekan Arlita.

"Gak akan, Vin. Gue gak akan minta putus sama Aleo. Dia juga gak akan ninggalin gue! Please, untuk kali ini jangan paksa gue. Aleo bahkan udah ngelamar gue—"

MARVIN: What you do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang