MENURUT LO PADA GIMANA SI INI CERITAAA. KOMEN WE KOMENNNN. GIGIT NI AH
esmoci lama lamaa kalian teh sider gini bikin hati ak kretek kretek:(
SIAPA sangka orang yang Arlita ingin hindari dan ingin dia lupakan malah seharian ini melekat pada pikirannya. Malah orang itu kini ada ditempat yang sama dengannya, dihadapannya. Sedang duduk dengan santai sambil menatap Arlita dari atas hingga kebawah yang berdiri disamping Aleo.
"Lama banget lo! Bilang janjian jam 9. Nyampe sini jam 10, anjir!" omel Gizel yang duduk disamping teman Marvin. Dia Bara, Marvin pernah memperkenalkan Bara dengannya saat kedua laki-laki itu main ke penthouse Marvin.
"Paling abis ngelakuin yang enak-enak dulu," timpal Merolla duduk disebelah Gevaro.
Sementara Marvin duduk dibagian yang paling tengah dari tempat yang berbentuk leter U itu.
"Oh iya, Bara sama Gevaro ngajak Marvin. Gak apa-apa, kan?" Gizel bicara pada Arlita. Telat Zel bilangnya.
Arlita mengangguk kikuk. "Lagi juga lumayan, Ta. Bill nya ditanggung Marvin," lanjut Merolla meminum minumannya.
Jantung Arlita seakan mau copot ketika pandangan mata Marvin tak beralih dari dirinya. Dia merasa canggung. Boleh gak sih dia pergi saja bersama dengan Aleo?
"Eh iya, gua belum ngenalin diri ya ke kalian?" Aleo membuka suaranya. Arlita menoleh sekilas. Agak kaget.
"Gua Aleo, pacar Arlita." Aleo memperkenalkan dirinya, juga mempertegaskan hubungannya dengan Arlita.
"Gua Bara, masih calon sih. Calon cowok Gizel," ucapnya sambil menoleh ke arah Gizel. Gizel udah tersenyum setan aja tuh jadinya. Salting dia.
"Gua Gevaro, kalau gua rada beda. Udah jadi cowoknya Merolla," lanjut Gevaro memperkenalkan diri.
"Lah, kapan jadiannya?" tanya Arlita spontan kaget.
"Tadi," jawab Merolla dengan santai. "Abis tadi Hugo ke rumah gue, ngajak ngedate. Males lah, mending gue bilang aja gue mau jalan sama cowok gue. Eh gak lama Gevaro dateng. Yaudah deh, jadian kita." Ungkap Merolla menceritakan.
Semudah itu hubungan mereka ada.
"Hahaha gampang, ya jadiannya. Gak kayak gua sama Arlita. Harus ngejar-ngejar dia dulu selama setahun," sahut Aleo merespon cerita Merolla.
"Iya Le, tau gue. Lo cowok paling effort ke Arlita, cowok paling pantang menyerah dan sabar dengan Arlita yang macam cewek gila ini," timpal Gizel menistakan temannya.
"Kayak yang sendirinya gak gila aja," balas Arlita berdecih.
"Lo harus sabar-sabar sama Gizel, Bar. Tu anak maunya disembah modelannya sama kayak cewek gua. Kalau bisa nyawa lo 'lo tawarin sebagai tumbal cintanya juga belum tentu diterima," ungkap Aleo mendeskripsikan Gizel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVIN: What you do?
Teen Fiction|| REPUBLISH || DARK ROMANCE || MARVIN tidak pernah menyangka kalau rahasia terbesarnya yang selama ini dia sembunyikan rapat-rapat diketahui tanpa sengaja oleh Arlita. Siswi yang sangat problematik disekolahnya. Untuk mengamankan rahasianya, Marvi...