1.8 || Love is Gone? ||

8.6K 431 43
                                    

aku mau up lagi ah, mumpung masuk siang wkwkwk

jangan lupa vote sama komennya ya guysss!

enjoy!

MARVIN berdiri di depan gerbang rumah Arlita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MARVIN berdiri di depan gerbang rumah Arlita. Ia memandangi rumah yang tampak sepi dan sunyi itu, seperti tidak ada kehidupan. Ingin memencet bel pun rasanya dia berat sekali karena kesalahannya yang masih membuat dirinya menyesal hingga saat ini. Marvin menjadi laki-laki yang lemah karena Arlita sekarang.

Setelah beberapa saat dia menunggu, akhirnya dia menyimpulkan kalau Arlita tidak lagi tinggal dirumah ini. Marvin akhirnya memutuskan untuk menghubungi salah satu temannya.

"Coba lo tanya Merolla, Arlita pindah kemana?" ucapnya dalam sambungan telepon itu.

"Lah? Arlita pindah emangnya?" Gevaro bingung.

"Kalau dia ada dirumahnya, gua gak mungkin telepon lo, Ge," jawab Marvin sedikit nyolot. "Lo tanya cewek lo deh coba," sambungnya memerintah.

Terdengar suara helaan napas yang begitu berat. "Tanpa lo suruh juga gua udah coba tanya sama Merolla, Vin. Bahkan Bara juga udah nanya terus sama Gizel, tapi dua-duanya gak ada yang mau buka suara tentang Arlita. Malah gua sama Bara diancam putus kalau terus tanya-tanya tentang Arlita," jawab Gevaro menjelaskan.

"Bawa cewek lo ke basecamp, suruh Bara juga bawa Gizel ke basecamp," perintah Marvin merencanakan sesuatu.

"Mau ngapain--"

"Gua tunggu," potong Marvin lalu mematikan sambungan telepon tersebut.

Marvin tidak boleh lemah, dia harus dapatkan apa yang dia mau. Dari dulu hidupnya memang begitu, bukan? Marvin selalu mendapatkan hal yang dia inginkan. Begitu juga dengan dia yang menginginkan Arlita, dia harus mendapatkannya.

Marvin membuka mobil hitamnya, lalu segera ia melajukan kendaraan roda empat itu menjauh dari pekarangan rumah Arlita dan menuju ke tempat yang biasa ia kunjungi bersama kedua temannya.

Beberapa menit berlalu, kendaraan Marvin terparkir disebuah halaman rumah yang ukurannya tidak terlalu besar itu. Sang pemilik kendaraan itu keluar dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah tersebut.

Kedua temannya sudah berada didalam bersama dengan Gizel dan Merolla. Keempat orang itu menatap kedatangan Marvin dengan wajah kacaunya. Bara dan Gevaro serempak berdiri menutupi para wanitanya, khawatir Marvin akan lepas kendali kepada Mereka.

Tapi yang Marvin lakukan diluar dugaan, laki-laki itu malah menjatuhkan tubuhnya keatas lantai. Marvin berlutut dihadapan mereka.

"Please.."

"Kasih tau gua dimana keberadaan Arlita.." sambungnya dengan nada lirih.

Setelah dipikir-pikir lagi, jika Marvin bersikap keras kepada Merolla dan Gizel, yang ada mereka semakin menutup mulut tentang keberadaan Arlita. Sehingga, kemungkinan Marvin untuk bertemu dengan Arlita semakin kecil, bahkan mungkin tidak ada harapan.

MARVIN: What you do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang