Sebuah foto berbingkai diletakkan tepat di atas meja, jari jempol dan telunjuk saling menyapu membentuk sebuah petikkan begitu merasa barang-barang yang berada di atas meja sudah tertata sempurna
Pintu terbuka mengalihkan fokus sang gadis
"Oh Jeong lihatlah"
"Wah kau yang menata semua ini"
"Hmm.. Hebatkan aku"
"Kupikir yang bisa kau lakukan hanyalah mengacaukan isi ruangan ini saja"
*Plakkk
Telapak tangan mendarat sempurna di kepala si pemuda
"F*ck! Argg sakit! Sialan kau kelinci jadi-jadian!" tangan mengusap kepalanya sendiri
"Lihat ini" jari telujuk tertuju ke arah beberapa potret diri mereka, foto berbingkai yang sebelumnya ia tata di atas meja kerjanya
Senyuman pemuda itu mengembang melihatnya
"Oh ini saat kelulusan middle school kita" anggukan pelan gadis itu berikan
"Haha Nay lihatlah wajahmu terlihat seperti seorang bayi di sini"
"Dan bagaimana bisa wajah laki-laki brengsek, sialan, bodoh seperti dirimu bisa semanis ini"
Jeongyeon dan Nayeon adalah sepasang sahabat yang hampir tidak pernah terpisahkan, namun interaksi macam apa ini?
Kasar... Ya kira-kira begitulah cara mereka berinteraksi terhadap satu sama lain tapi walau begitu keduanya tetap saling membutuhkan dan juga saling menyayangi
"Aku menyukai seseorang, tidak, kurasa mencintai" satu alis sang lawan bicara terangkat
"Kau tidak mencintaiku lagi?"
"Tidak, aku sadar tidak seharusnya aku memiliki perasaan itu kepadamu"
Mendengar itu senyum kembali terbentuk di bibir Jeongyeon, lega mendengarnya, karena sampai kapanpun ia tidak akan pernah bisa memandang gadis itu lebih dari seorang sahabat
"Aku mengajak Chaeyoung, Mina, Sana dan Jihyo"
Wajah Jeongyeon berubah serius
"Mina?"
Nayeon yang fokus menatap isi ruangan berbalik menatap jeongyeon di belakangnya
"Aku sudah meminta maaf pada mereka dan Mina dia sangat berbeda sejak terakhir kali kita bertemu waktu itu, dia langsung memaafkanku. Maaf jika aku harus mengatakan ini, Mina terlihat jauh lebih baik saat bersama dengan Chaeyoung"
"Aku mencintainya"
"Dan menyakitiya"
Hembusan napas kasar dikeluarkan oleh pemuda itu
"Bukan maksudku untuk menyakitinya, hanya saja aku merasa dia seperti hanya mempermainkanku saja"
"Apa maksudmu dengan mempermainkan, yang ada kau yang mempermainkannya dan ingat kau juga memukulnya"
"Aku tidak bisa mengendalikan emosiku, itu tidak masuk akal, bagaimana bisa dia tidak pernah memarahiku saat aku pergi jalan bersama dengan teman perempuanku. Setidaknya tunjukkan jika dia cemburu, tunjukkan jika dia marah"
Jeongyeon mendudukkan tubuhnya ke sofa dalam ruangan tersebut, mengusap wajahnya kasar
"Aku tidak tau, aku tidak pernah tau jika dia benar-benar mencintaiku. Maksudku, dia terlihat sangat cuek. Saat kita bersama selalu saja aku yang memulai pembicaraan, melakukan skinship, mengambil keputusan dan banyak hal lainnya aku yang melakukannya terlebih dahulu. Aku merasa seperti sedang berkencan dengan diriku sendiri" napas kasar dibuang oleh pemuda itu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Life (MiChaeng ft. SaiDa) ✔
FanfictionBagaimana jadinya jika Mina dan Chaeyoung yang kehidupannya hampir mencapai kata sempurna tiba-tiba saja berubah 180° karena sebuah kesalahan? Kata orang masa high school itu adalah masa yang paling indah, masa dimana setiap anak muda akan menemukan...