Malam dingin

139 24 0
                                        

Semua anggota keluarga Lim kembali ke kesibukkannya masing-masing. Subin dan Sejun yang mabar lagi, Jaebeom yang nonton TV, dan Dayoung yang ikut duduk di sofa depan TV sambil mengotak-atik ponsel. Nayoung baru beres cuci piring bareng Paca, yang sekarang sedang minum air putih.

Merasa ada yang memperhatikan, Youngmin menoleh sedikit, "Nggak usah ngeliatin gue mulu, ntar pala gue bolong."

Nayoung hanya mendengus. "Kasian gue liat air muka lo, melas banget tau nggak?"

"Lo ngatain apa gimana?"

"Beneranlah," jawab Nana. "Eh, beli terbul yuk!"

Paca mengerutkan dahi, lalu menghampiri meja makan, tempat Nana duduk, "Tiba-tiba?"

"...cinta datang kepadakuuuh~~"

Keduanya langsung menatap sebal pada Sejun.

"Lo ngapain lagi kesini? Mabar aja sono!"

"Dih, galak banget. Pasti nggak mau bagi-bagi terbul ya?" Sejun mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas dan mengambil sekantong keripik kentang dari dalam lemari makan.

"Lagi serius lho ini, serius!" Jawab Nana gemas. "Bawain satu botol lagi buat Subin!"

"Yeeuuuu yang adeknya Subin doang, aku hanya babuuuu~~" jawab Sejun sambil mengambil satu botol minum lagi, dan langsung melesat ke ruang komputer mereka.

"Ngeselin parah. Kapan diemnya sih?" Gerutu Nayoung. "Ayo Ca, anteriiiinn."

"Nggak ada sesi curhat-curhat tanpa terbul keju coklat kacang!"

Youngmin tidak bisa menolak. Memang kembaran satu-satunya ini sangat terobsesi dengan terang bulan, apalagi dalam agenda curhat dan julid.

"Yaudah ayo. Duit lo 'kan?"

Nana memutar bola matanya, "Iya, iya! Gue siap-siap dulu."

"Oiya, tanyain Sejun Subin mau juga nggak? Gue tanya abang sama Dayoung."

Paca mengangguk dan masuk ke kamarnya, mengambil jaket sebelum menemui adik-adiknya yang sedang mabar.

"Bin, Jun," Panggilan pertamanya tidak dihiraukan. "Woy, mau terbul nggak?"

"Mau," Jawab Sejun. "Kaya biasa 'kan?"

Youngmin heran. Padahal itu anak pake headphone gede, tapi kalo makanan kok pasti langsung masuk telinga ya? "Iya."

"Subin, mau nggak kamu?" Toelnya pada adik bungsunya. Subin menoleh sebentar,  mencopot headphonenya.

"Apa, Mas??"

"Terbul."

"Mau," jawabnya singkat, lalu kembali fokus ke layar laptopnya.

Youngmin kembali ke ruang tengah. Ternyata Nayoung masih ribet nyari dompet, tadi lupa taroh dimana. Dasar pelupa.

"Mau kemana kalian?" Tanya Bang Jebi saat Youngmin duduk di sebelahnya, sambil nunggu Nana.

"Mau beli terbul," jawabnya. "Lo mau 'kan, Bang?"

"Gue mah mau-mau aja," tukas Jaebeom. "Dayoung, mau terbul keju coklat kacang nggak? Mbakmu mau beli tuh."

Dayoung terlihat berpikir sejenak, "Mau deh."

"Ayok, Ca!" Akhirnya Nayoung sudah siap.

"Yaudah, ayok!"

"Ati-ati ya, jan lama-lama!"

Keduanya mengangguk bersamaan sebelum menuju garasi.

***

Sepanjang perjalanan, tidak ada pembicaraan diantara mereka. Paca yang fokus nyetir dan Nana yang kedinginan dan sibuk melukin diri ke punggung Paca.

Rumah Kita [Lim's]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang