"Nanti gausah nungguin gue ya, Jun," ucap Hayoung saat mereka sudah tiba di kampus. Ia menyerahkan helm pada Sejun.
"Lho? Kenapa?" Sejun berusaha menyembunyikan nada tidak sukanya, tapi sepertinya sulit.
"Gue nanti ada rapat himpunan, jadi lo duluan aja," jelas Hayoung.
"Trus lo pulang sama siapa? Nggak, ntar gue tungguin aja," katanya, berusaha membujuk Hayoung. "Ya?"
"Sejun, gapapa, nanti gue nebeng Sooyoung aja. Dia bareng kakaknya, pake mobil kok."
Sejun menatap Hayoung cukup lama, agaknya dia masih tidak yakin. Sebenarnya, dia tidak mau pulang duluan. Ya siapa yang nggak mau berduaan sama crush-nya sih?
Setelah berdiam sejenak, akhirnya Sejun mengangguk pasrah, "Ya udah deh. Ntar pulangnya ati-ati ya."
Hayoung mengangguk. Ia lalu pamit duluan dan melambaikan tangan, masuk ke gedung kampus. Sejun masih menatapnya sampai gadis itu menghilang dari pandangannya. Ia memarkirkan motornya di parkiran motor dan menuju kelasnya.
***
Mbak Nana
Jun,
Katanya nanti hujan deres, langsung pulang aja.
Nggak usah mampir-mampir, nggak usah nongkrong di kampus!Sejun jadi berpikir. Ia barusan selesai kelas terakhir saat kakaknya mengirimkan pesan, mewanti-wantinya agar segera pulang. Wah, kalo gitu, nanti Hayoung gimana pulangnya, ya?
Oh, dia 'kan nanti naik mobil ya, batinnya. Tapi tetep kabarin nggak, ya?
Ia menggaruk dagunya pelan. Sejun bingung, mau kasih tau nanti hujan dan membujuk cewek itu agar langsung pulang saja atau kasih tau saja, biar dia sendiri yang memutuskan?
Akhirnya, ia memutuskan untuk memberitahu Hayoung tentang prakiraan cuaca dari Mbak Nana tadi.
"Woy, Jun, buru cabut, kuy. Udah mendung nih!"
Sejun menoleh saat Soonyoung menepuk bahunya. Jihoon, Wonwoo, Jun juga ada di belakangnya.
"Lo manggil gua apa Sejun dah, Nyong?" Celetuk Jun begitu tiba di dekat Soonyoung.
"Ya Sejun-lah! Masa elo," jawabnya singkat. "Kenapa juga nama lo berdua sama?"
"Nggak sama. Gue Sejun, dia Junhui," Sejun ikut menjawab sambil mengetik pesan balasan pada Nayoung, yang mulai ribut lagi karena tidak kunjung mendapat balasan.
"Panggilannya sama-sama Jun tapi," bela Soonyoung.
"Yaelah, kaya beginian aja kalian ributin," sahut Jihoon yang mulai jengah dengan pembicaraan mereka. "Udah berapa kali kalian ributin ini? 45829 kali, tau nggak?!"
"Buset, diitung juga."
"Iyalah!" Jihoon jadi nyolot sendiri. "Udahlah, buru cabut sebelum ujan."
"Kalian duluan aja, deh. Gue masih ngetik ini," tukas Sejun sambil menunjukkan dirinya yang masih mengetik sesuatu. "Nggak lama kok."
"Yaudah ya, kita duluan!" Keempatnya melambaikan tangan pada Sejun. "Ati-ati di jalan, Jun!"
"You too, bro!"
Sejun kembali menatap layar ponselnya. Ia sudah mengirim pesan pada Hayoung, tinggal menunggu balasan. Tidak lama, layar ponselnga menyala. Notif dari Hayoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kita [Lim's]
FanfictionDi rumah no. 46 dengan pohon rambutan di halamannya, the story begin Lim's family Semi-baku, some harsh words, crack pairs ☑️ Jalan cerita berkelok-kelok ☑️ Typos ☑️☑️☑️ Welcome to our unexpected universe!