05

234 9 1
                                    

5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5.MATA DUITAN

         Pagi-pagi Bulan sudah diberi pemandangan yang tidak sedap. Tangannya gatal ingin mencakar wajah pria itu, menyesal sudah  membuat Jasmine pulang dengan Gemma semalam. Matanya mengekori Gemma yang keluar dari mobilnya bersama Melati sambil bergandengan tangan.

        "Dasar cowok playboy cap kabel. Darimana Jasmine bisa kenal terus pacaran dengan cowok kaya gitu? Kayanya gue mesti kasih tahu  Mimin." Bulan menghentikan sepedanya. Dia mengeluarkan handphone dan mengambil posisi strategis bermaksud mengambil foto Gemma dan Melati.

Ckrekk Cekrekk.

        "Cocok sih mereka, kalah telak lo Min," gumam  Bulan memandangi layar handphone-nya.

BRAKKk!!

       Mata Bulan terbelalak melihat sepeda-nya melayang ke udara dan jatuh ke bawah. Satu-satunya teman Bulan yang paling setia dan tidak pernah mengeluh. Tidak perlu mengeluarkan uang untuk bensin ataupun service. Air mata Bulan ingin keluar tidak rela sepeda itu remuk dan peyot.

        Seorang laki-laki keluar dari mobil dengan santainya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dia menghembuskan nafas kesal melihat Bulan. Lhoo kok dia yang kesal?

          "Heh... Ngapain lo ngalangin jalan gue?" suara Gerhana tenang namun mematikan.

     Bulan mengedarkan pandangannya. Dia memang salah berhenti ditengah jalan mengarah ke parkiran sekolah.

       "Maaf ya gue salah."

         "Singkiriin sepeda butut lo." Gerhana menunjuk dengan matanya pada sepeda yang sudah lunglai itu tanpa rasa berdosa. Andaikan sepeda itu manusia pasti sudah berdarah-darah dan sudah mati.

        "Eh..Ehh... Lo mau kemana enak aja main masuk ke mobil gitu aja." Bulan menahan lengan Gerhana, laki-laki itu menghempaskan dengan perasaan jijik. Bulan merasa direndahkan.

       "Gue kan sudah minta maaf. Sekarang giliran lo yang nabrak untuk bertanggungjawab dengan Molli gue." Bulan mendongak melihat mata Gerhana. Gerhana memang tinggi gadis itu hanya sebahu Gerhana kalau berdiri sejajar.

       "Molli?" ulang Gerhana.

       "Molli nama sepeda gue. Dia itu cewek tauk."

Gerhana bergidik, sepeda saja dikasih nama sama cewek aneh ini. Tunggu, sepertinya dia pernah bertemu perempuan ini.

          "Salah siapa lo bikin jalanan macet." Gerhana menoleh ke belakang, dan Bulan melihat ke belakang mobil Gerhana. Beberapa mobil sudah antri di belakang, karena mereka tahu mobil di depan itu milik Gerhana jadi tidak ada satu pun yang berani mengklakson.

        Gerhana masuk ke mobil tidak perduli Bulan berdiri di depannya. Dia menutup pintu mobil dengan kuat hingga Bulan tersadar dari pandangan ke belakangnya.

UNFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang