BAB 26 KECEWA
"BERAPA KALI DIHITUNG TETEP AJA KURANG!" gerutu Bulan di kamar seorang diri. Dengan tatapan nanar ia memandang celengan bebek yang sudah ia pecahkan.
"Dari mana coba cari tambahan uang study tour-nya. Kenapa sih harus ke Bali? Di sini juga banyak pantai buat refreshing," keluh Bulan seraya membersihkan pecahan celengannya.
Uang yang diberikan Gerhana sudah ia gunakan untuk membayar tambahan SPP dan uang kost-nya. Belum lagi kemarin Bulan membeli novel baru untuk waktu senggangnya di rumah. Tapi, Bulan juga merasa bangga bisa meringankan beban orang tuanya.
"Berfikir Lan! Berfikirrr!" Bulan menepuk jidatnya. " Ah... Darimana? Aku kan masih anak sekolah. Uang sebanyak itu gimana bisa kekumpul."
Bulan menyerah, ia membentangkan tangannya berbaring di atas kasur. Wajah Gerhana datang seakan menggodanya kembali. Bulan bangkit dan meraih handphonenya.
"Mari kita cari solusi. Eh ... Udah gila kali aku ngomong sendiri dari tadi." Bulan menepuk bibirnya, rasa ngeri pada dirinya sendiri.
***
Pagi-pagi Bulan sudah mendatangi cafe pelangi tidak seperti biasanya. Bulan menyodorkan diri untuk jadi kurir mengantar makanan pesanan memakai sepeda. Biasanya hari Minggu itu hari liburnya di cafe.
"Yang semangat kerjanya. Karna lo naik sepeda, nanti gue tambahin bonus deh," ucap Ae-Cha menyerahkan box makanan untuk diantar Bulan.
"Serius ya eonni? Jangan bohong lhoo, aku ngarep nih."
"Iya. Muke gue nggak ada tampang tukang bohong. Muka lo iya! Gue itu paling baik dah jadi manusia di muka bumi ini. Orang mana coba yang mau ngasih part time sama anak SMA kaya lo sama Jasmine. Badan kecil-kecil, makan banyak."
"Yaelah, gaji part time juga nggak gede-gede amat kali!" seru Bulan.
"Sombong banget, bocah!"
"Hehhe, bukan sombong. Udah ah, aku berangkat sekarang," pamit Bulan hendak pergi.
"Eh, lo cepet pulangnya! Mana tahu ada pesanan lagi." Teriak Ae-Cha.
"Siaaapp!"
"Bengkak-bengkak dah tuh betis goes sepeda." Ae-Cha menggeleng, tanda prihatin.
Bulan mengayunkan sepedanya menuju rumah yang memesan. Kira-kira ada tiga tempat yang akan dia datangi dipandu Maps yang membantunya mencari lokasi.
Tubuhnya sudah dibalut jaket tebal dan juga facemask menutupi hidung dari polusi. Cuaca hari ini sangat dingin, mungkin akan turun hujan. Setelah dua jam pergi, Bulan kembali lagi ke cafe dan Ae-Cha memberikan lagi pesanan yang akan diantar Bulan.
Waktu berjalan begitu cepat, dari pagi hingga siang Bulan mundar-mandir keluar dari cafe ke rumah-rumah orang. Setelah itu dia menambah jadwal part timenya. Bulan sudah mengganti pakaian uniform-nya. Untunglah ia punya boss yang baik.
"Rajin banget. Kayak gini yang bikin gue curiga. Biasanya Minggu lo kan nelor di kamar," cibir Jasmine menyenderkan tubuhnya di dinding, memandori Bulan mencuci piring.
"Aku bilang sama Ae-Cha minta lemburan. Biar dapet tambahan gaji," kata Bulan menaik turunkan alisnya. "Aku mau ikut study tour sekolah."
"Pantesan!" Gerhana apa Juve yang bikin lo mau ikut ke sana?" tanya Jasmine menyindir. Bulan mencebikkan bibirnya. "Lo mau ikut gue nyebarin brosur, lumayanlah sehari bisa dapet 200 rebu. Waktunya terserah, yang penting brosur itu habis."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
Подростковая литератураGue punya kekurangan dalam diri gue, karena itu gue sering di bully. Sampai pada suatu saat teman gue bilang, "Kalau Lo enggak punya kekurangan gue mau berteman sama lo!" Gila! Emosi nggak sih, temen sendiri ngomong kayak gitu! Apakah pertemana...