BAB 28 Pingkan vs Vega
Gerhana berjalan di lorong yang sepi. Ia mengusap wajahnya naik turun, merasa bodoh. Semua ucapan yang ia lontarkan pada Bulan serasa menjadi picisan. Ia sedang menggoda Bulan. Gadis miskin dan matre itu.
Aku mau sama kamu, Otak Gerhana mengulang ucapan Bulan yang keseleo itu.
Jelas-jelas ia tahu gadis itu menyukai kawannya, Juve. Dan sekarang seorang Gerhana melakukan hal paling bodoh yang pernah ia lakukan seumur hidup. Termasuk membayar semua biaya study tour Bulan.
"GEM, GUE TABOK LO YA! MOJOK DI DALAM KELAS!" teriak Vega dengan suara nyaring. Telunjuknya sudah mengarah pada Gemma. Laki-laki itu malah semakin mendekatkan dirinya pada Hesti, tak perduli di samping Vega ada Melati.
"GEMMA! DASAR LO YA ENGGAK PUNYA OTAK !" tambah Vega melihat Gemma belum beranjak. Gerhana yang melewati Vega menaikan bahunya. Sibuk aja nih cewek!
"ALAAAAH! BILANG AJA VE, LO MAU JUGA MOJOK SAMA JUVE !" cekikik Gemma lalu beranjak mengikuti Gerhana ke bangku asli mereka dibagian paling belakang.
"Udah deh Ve! Nggak usah ganggu kesenengan Gemma, Melati-nya aja gak papa," bela Putra. Lalu Gemma dan Putra bertos ria, tanda sehati.
"DASAR COWOK GAK PUNYA HATI KALIAN SEMUA!" murka Vega kembali duduk di bangkunya.
"Juve, kayaknya si Vega parah patah hatinya. Lo apain anak orang? Melati yang jelas gue mantannya aja slow wae!" kata Gemma tersenyum jahil pada Juve. "Jangan-jangan di belakang kita, kalian berdua pacaran yaa?" goda Gemma. Bahu Juve terangkat seketika, tidak suka ucapan Gemma.
"Perempuan gitu, baperan! Semua dianggep serius," timpal Putra.
"Emang iyaa?" tanya Gerhana dengan wajah datar. Putra mengangguk bingung, tumben si raja es nimbrung urusan gini.
"Cewek itu lemah, Bray! Ibarat kata sekali sun doang, udah kelapak-kelepek seumur hidup," ujar Gemma sang penakluk wanita. Wajah tampan dan dompetnya yang selalu tebak, membuat ia digilai wanita.
"Ngapain lo manggut-manggut Ger? Nggak luculah ketua Mutans minta petuah dari anggotanya, apalagi dari Gemma." suara Marcus terdengar sinis. Membuat yang lain menoleh padanya.
"Ya nggak salah lah. Namanya juga lagi falling in love. Butuh masukan. Bukan Bulan yang kepatil sama Gerhana, tapi Gerhana yang kepatil sama Bulan," ucap Putra dengan suara keras. Jelas saja seisi kelas mendengarnya. Membuat Vega, Melati, dan Nayaka berasumsi sendiri.
"Lo beneran udah kepatil cewek kampung itu?" tanya Marcus serius.
"Teori Putra lo denger," sahut Gerhana acuh.
Marcus mengeluarkan beberapa bungkus rokok yang masih utuh dari dalam laci, lalu meletakkan di atas meja untuk di bagikan pada anak Mutans. Jelas saja mereka melotot, melihat bermacam-macam merk rokok dibagikan Markus.
"Apa ini?" tanya Gerhana pelan dan tajam. Gerhana paling anti dengan barang gratisan, terlebih lagi ia tidak tahu asal muasal barang itu.
"Buat kalian, gratis gue kasih. Lumayan dapet rejeki," sahut Marcus tersenyum dengan santainya.
"Lo malak?" tanya Juve, tatapannya mengintimidasi. Dengan kediaman Marcus sudah menjawab pertanyaan mereka.
"Gila lo ya, Kus! Udah kaya pejabat aja korupsi. Malak orang jangan yang di bawah lo," ujar Gemma menyusun rokok yang berserak di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
Teen FictionGue punya kekurangan dalam diri gue, karena itu gue sering di bully. Sampai pada suatu saat teman gue bilang, "Kalau Lo enggak punya kekurangan gue mau berteman sama lo!" Gila! Emosi nggak sih, temen sendiri ngomong kayak gitu! Apakah pertemana...