BAB 50 TERBONGKAR"ITU VEGA DI ATAS... MAU BUNUH DIRI!"
"VE!! TURUN VE!!"
"VE!! JANGAN NEKAD!!"
"Aalah, palingan juga dia mau unjuk rasa. Mana berani dia loncat dari atas. Punya nyali dia?"
Sebagian orang berbicara menyebalkan dengan senyum sinis melihat Vega di ketinggian empat tingkat teratas. Mereka mendongak menatapi gadis itu. Ada juga yang merasa kasihan pada Vega.
Ditengah-tengah lapangan sudah sangat ramai berkumpul, suara jeritan terdengar dari setiap sudut. Kepala sekolah dan guru-guru dengan panik berdiri paling depan, mendongakkan kepala melihat Vega di bawah terik matahari.
Jika ada yang bertanya bagaimana orangnya seorang Vega, orang pasti mengatakan dia gadis angkuh, jutek, dan jarang senyum. Tidak terlalu ramah pada orang lain dan selalu bersikap kasar pada juniornya, namun prestasinya bisa diacungi jempol. Vega membawa anak Cheers hingga ke turnamen nasional dan dia juga selalu mewakili sekolah dalam lomba fisika.
Gadis itu tidak pandai berpura-pura, terlihat jelas dari wajahnya jika sedang kesal dan senang. Banyak yang tidak berani mendekatinya bahkan Vega masuk kategori most killer di sekolah. Sikapnya ketus dan suka main hantam.
"Gue Vega Auristella," kata gadis itu. "Nggak melakukan yang kalian tuduhin."
"VE... NGGAK USAH DRAMATIS GITU! TENANG DONG!!" teriak Nayaka dari bawah.
Juve membelah kerumunan dan mendongak melihat Vega sedang berada di atas. Ia tidak percaya Vega akan melakukan hal nekad seperti itu. Menurutnya gadis itu tidak mudah putus asa. Tenggorokannya kering menangkap wajah sendu gadis itu.
Dan sekarang Juve merasa seperti pecundang yang selalu menghindar saat Aster dan Vega membutuhkannya. Ketika Vega mendatanginya dan ingin bicara Juve malah menyuruhnya menjauh.
"Gue emang pernah berantem sama Aster. Bukan! Gue bully dia." Isaknya.
"Gue emang jahat. Mommy pernah bilang 'Kalau tidak bisa mengatakan hal baik, lebih baik jangan berkata apa-apa sama sekali. Gue pernah diposisi melakukan dan sekarang gue diposisi merasakan."
Gerhana bisa merasakan cengkraman tangan Bulan semakin kuat pada tangannya. Gadis itu menyiratkan ketakutan yang besar. Saat berada di lapangan Gerhana langsung mencari Bulan dan berada di samping gadis itu. Takut terjadi apa-apa pada gadisnya.
"Demi Tuhan, gue nggak sanggup kalau harus dibully terus sama kalian." Teriak Vega. Ia berhak minta keadilan karena bukan dia yang membunuh Aster.
"STOP VEGA! TURUN NAK, SEMUA AKAN KITA BICARAKAN BAIK-BAIK!" teriakan seorang guru wanita. Vega merasakan kakinya lumpuh tak berdaya, ia menangis memandangi sekelilingnya.
"VE! YOU KIDDING?! TURUN VE!" Teriak Juve akhirnya.
"Jangan ada yang ke atas! Atau gue lompat," ancam Vega melihat Juve berlari ke arah gedung. Membuat yang di bawah histeris karena kaki Vega bergeser ke depan.
"Gue mau ngomong sama kalian. Waktu di Bali gue sama Juve melakukan hubungan dewasa. Apa salah kalau gue nuntut dia jadi milik gue? Sedangkan Aster nggak mau lepasin Juve. Tapi bukan berarti gue mau jadi seorang pembunuh karena cinta!"
"Apa kalian mau ngehukum gue seumur hidup? Tapi gue kan nggak bersalah. Kesalahan gue adalah menyukai orang dengan berlebihan." Vega tersenyum dengan wajah yang penuh air mata. Ia bisa melihat Juve di kerumunan orang-orang dibawahnya. Sesaat ia mengingat kenangan manis mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
Teen FictionGue punya kekurangan dalam diri gue, karena itu gue sering di bully. Sampai pada suatu saat teman gue bilang, "Kalau Lo enggak punya kekurangan gue mau berteman sama lo!" Gila! Emosi nggak sih, temen sendiri ngomong kayak gitu! Apakah pertemana...