30 - Study tour

133 10 0
                                    

BAB 30 Study tour

       Bulan menatap heran pada siswi-siswi SMA Aksara. Semua sibuk dengan barang bawaan mereka yang terbilang tak sembarangan, terlihat dari merk-nya  berjenama. Putri menurunkan koper berwarna merah dari bagasi mobilnya.

        Mereka berkumpul di sekolah untuk menaiki bus menuju bandara. Terlihat jelas mereka saling memperlihatkan pakaian style mereka. Sedangkan Bulan hanya membawa tas ransel dibelakang bahunya. Hanya tiga hari gini, nggak perlu bawa barang berlebihan, pikir Bulan.

         "Gue nggak sabaran pengen cepat nyampe, pasti seru apalagi bareng Mutans," ujar Neoma dengan riang. Ia memakai topi lebar menutupi kepalanya di bawah leher sudah standby kacamata hitam.

        "Iya kali mereka mau bareng lo," canda Bulan  menertawakan topi Neoma. "Harus ya lo make topi di dalam bus?"

         "Buat gaya-gayaan aja, Lan. Protes aja deh!" runtuk Neoma. "Gue harus kelihatan cantik, sempurna. Biar pulangnya nggak jomblo lagi." Neoma berharap. Kedua temannya terkikik.

       "Kita satu bus kan?" tanya Putri yang mengenakan sweater berwarna pink. Bulan dan Neoma mengangguk semangat. Mereka beriringan menuju lobi sekolah.

        Tampak kelima Mutans itu sudah di kerumunin  para kaum hawa sambil berdecak kagum memandang penampilan Mutans. Tentu saja di situ paling narsis Gemma, laki-laki itu sudah berselfie ria.

         Bulan memperhatikan Gerhana. Hanya dengan kaus berwarna hitam dan celana jeans, berdiri tenang tanpa sembarang kata, mampu menjadi pusat perhatian sekelilingnya.  

         "Ouch... Gue nggak sabaran mau liat Gerhana telanjang dada di tepi pantai. Bentuk roti sobeknya pasti sexy," ujar Neoma menghayal.

         "Stt, gue udah bawa bikini buat berenang di sana. Kalian bawa nggak?" bisik Putri pada kedua kawannya.

        "WHAT'S BIKINI ?!" pekik Neoma.
Putri menutup mulut Neoma dengan telapak tangannya, kesal. Rasa ingin menyumpal mulut itu dengan kaos kaki.

        "Gue nggak bawa, emang perlu?" tanya Bulan polos. Karena suara Neoma yang menggema itu terdengar hingga ke kuping Gerhana. Laki-laki itu melirik Bulan sebentar lalu kembali ke layar ponselnya sebelum dimasukkan ke sakunya.

        "Cantik banget kamu, honey," puji Putra menatap Putri dengan gembira. Ia meraih koper Putri untuk di masukkan ke dalam bus. Putra selalu berubah-ubah memanggil Putri, sesuai mood-nya.

        "Makasih sayang," balas Putri.

        "Koper lo mana?" tanya Gerhana menatap dibawah tinggal satu, koper yang di pegang Neoma. Bukan itu yang ia cari.

         "Enggak bawa koper, bawa ini." Bulan membalikkan badannya menunjuk gendongannya.

          Gerhana menghela nafas. Ia menatap Bulan yang mengenakan kaus polos dengan celana jins abu rokok, tidak lupa rambut dikuncir kuda. Wajah ceria Bulan menambah kecantikan gadis itu.

         "Bawa jaket?" Bulan menggeleng, ia memang sengaja tidak membawa takut panas tidak terpakai. Gerhana melepaskan jaket army-nya.

          "Pake untuk di jalan, nanti masuk angin."
Bulan mengangguk melepaskan rancelnya dan memakai jaket Gerhana. Ada aroma Gerhana yang melekat, Bulan suka aroma parfum itu.

         "Eh, tas aku mau dibawa kemana, Kak?" tanya Bulan. "Itu bukan bus yang aku naikiin," tambahnya lagi melihat penumpang yang masuk  adalah senior semua.

UNFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang