48 Berita Duka

151 7 0
                                    

        Bab 48 Berita duka

        Hari ini sekolah Aksara dihebohkan dengan meninggalnya seorang wanita, di tengah-tengah lapangan sekolah. Dugaan sementara polisi dan detektif korban melakukan bunuh diri dengan cara meloncat dari atas gedung sekolah.

ASTER BELLATRIX DITEMUKAN TEWAS PAGI TADI.

        Semua siswi dimintai keterangan, karena Aster meninggal dengan seragam sekolah SMA AKSARA. Padahal keterangan kepala sekolah mengatakan Aster bukan lagi murid SMA Aksara.

Sersan Andre. "Pemeriksaan masih berlanjut, pada tahap ini hasil otopsi memastikan bahwa korban mengalami patah tulang rusuk, retak di dasar tengkorak dan tulang panggul hancur.

***

      "Berita heboh apalagi ini," decak Laura di samping Pingkan. Ia melihat sinis pada Bulan yang melewati mereka. Pada situasi seperti ini mereka saling menatap curiga pada sekelilingnya terlebih pada Bulan, mereka berteman baik tapi setelah itu semua tahu permasalahan mereka, apalagi terakhir berita Bulan dan Juve sudah menjadi buah bibir.

       "Kadang orang yang paling dekat adalah orang yang berpotensi paling besar untuk menyakiti," cibir Laura lagi.

          Bulan menggeleng pelan. Tidak menghiraukan ucapan sarkas orang itu. Ia menikmati makanannya seolah tidak ada apa-apa. Padahal, jujur saja ia pun kaget dan merasa kehilangan Aster.

      "Maksud lo apa nyindir kayak gitu?" Neoma berdiri melihat Laura. "Bulan nggak akan berbuat hal keji kayak gitu."

         Laura tertawa remeh, membuat pandangan yang lain pun mengarah pada mereka. Vega yang duduk semeja dengan Pingkan tidak menghiraukan perdebatan mereka.

      "Neoma." Melati bersuara. "Lo nggak denger desas-desus? Panggilan terakhir di ponsel Aster itu sama Bulan. Chat terakhir mereka masih ada di ponsel Aster." Katanya.

      "Jangan didenger." Putri menyentuh lengan Bulan. Menenangkan. "Mereka cuma asal bicara."

        Pingkan melewati mereka dan menghampiri Bulan yang terduduk. Ia menatap tajam cewek itu. "Kalau lo tahu malu, harusnya lo keluar dari kantin ini. Kalau perlu keluar dari sekolah ini."

      "Aku nggak ngelakuin apa-apa. Kalian jangan nuduh orang sembarangan." Suara Bulan jernih.

       "Okeh! Kemana lo tadi malam? Atau tadi pagi? Saat Aster ada di sekolah," timpal Pingkan.

       "Kamu bukan detektif, aku nggak mesti jawab pertanyaan kamu," sahut Bulan resah.

       Pingkan menatap Putri dan Neoma bergantian. "Kalian yakin dia nggak ngelakuin itu?"

        Putri dan Neoma terdiam. Semua orang tahu hubungan Bulan dan Aster, hal yang membuat mereka berfikir negatif adalah ponsel Aster, Bulan juga tidak membela diri namanya ada di kontak panggilan Aster yang terakhir. Di tambah lagi Bulan tidak menjawab pertanyaan Pingkan.

      "Aku nggak ngelakuin hal yang nyakitin Aster." Bulan menatap lurus pada Pingkan.

        Putri dan Neoma melihat bahasa tubuh Bulan, tubuhnya tegak dan dagunya terangkat. Mustahil ia bisa bersandiwara dengan apik di tengah-tengah banyak orang. Dia pasti tidak berbohong.

       Putra langsung menggandeng Putri untuk menjauh dari kantin, bagaimanapun ia tidak ingin membuat Putri terlibat dengan Pingkan ataupun Bulan, terlepas dia bukan lagi pacar Gerhana.  Kalau itu Putra ragu.

      "Jangan pernah ikut campur dengan yang bukan urusan kamu, Hon," kata Putra. Bulan mendengar dengan jelas ucapan Putra.

       "Dia teman aku Putra."  Putri mendesah, tangannya yang digenggam Putra membuat ia mengikuti langkah Putra.

UNFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang