20 - Cemburu

151 11 0
                                    

BAB 20 CERITA

          Raut wajah yang terlihat lelah berjejer di rapih duduk di  lantai. Sore itu Gerhana  dan kawan-kawannya bermain futsal di Doom. Tempat biasa mereka bermain futsal. Tidak lupa gadis-gadis cantik menjadi suporter mereka berada di bangku penonton.

         Tampak Juve mengelap keringat sambil meneguk botol mineral. Putra duduk di samping Putri yang menyuapinya salad buah. Marcus yang mengobrol bersama teman yang lain, dan Gerhana duduk di kursi dengan melebarkan pahanya menatap Putra.

         Baru pacaran, udah kayak suami-istri. Dasar bucin.

        "Ger!" Suara Juve membuat Gerhana menoleh pada Juve. "Bulan nggak pernah kelihatan lagi."

         "Iya. Udah tiga hari dia nggak masuk. Sakit," jawab Gemma mewakili Gerhana.

        "Sakit? Gara-gara yang kemarin pingsan itu? Terus dia dimana sekarang?" tanya Juve lagi. Gerhana yang memandang Gemma beralih pada Juve. Apakah Juve mulai perhatian pada Bulan?

       "Pulang kampung kayaknya. Dia kan harus dioperasi. Usus buntu." Wajah Gemma serius kemudian melirik Gerhana. "Ada yang nggak mau nolongin dia. Parah! Sama bini sendiri perhitungan."

         "Bulan sudah dioperasi di rumah sakit Harapan. Om gue yang nolongin. Makanya jangan sok tahu!" ketus Gerhana datar. Ia meneguk botol mineralnya.

          "Serius? Lo beneran perhatian sama dia?" ucap Gemma, lalu tertawa lebar. Putra dan Marcus seketika langsung mendekat pada Gerhana.

          "Lo beneran bawa Bulan ke rumah sakit Harapan? Om Gery lo suruh?" tanya Putra pada Gerhana, tidak percaya. Rumah sakit Harapan milik keluarga Gerhana, dan Gery adalah dokter handal di rumah sakit itu.

        "Hm," jawab Gerhana datar.

        "Lo suka sama Bulan, Ger?" tanya Marcus, karena Gerhana jarang melakukan hal seperti itu.

         "Najis! Nggaklah! Atas dasar pri-kemanusiaan," sahut Gerhana pada Marcus.

         "Pake ngeles, Ger. Ngapain sih perduli sama cewek yang nggak kita kenal." Ujar Putra dengan mulut penuh salad, jeda sejenak. "Kita kenal sih. Tapi kan nggak terlalu kenal."

          "Teman lagi ngumpulin pahala kalian bukannya dukung malah jadi duri."  Gemma berdecak.

          Putra menghela nafas lalu menyantaikan posisi duduknya. Ia masih belum percaya Gerhana berbuat kebajikan. Putri sedang berbenah kotak saladnya, kadang orang berfikir Putri pacar atau baby sister Putra.  Karena terlalu sering mengurus makanan Putra.

         "Bulan itu teman aku ya." Putri memelototi sang pacar.

           "Kalian dekat?" Putri mengangguk. "Akhirnya pacar aku punya temen dekat," ujar Putra mengelus rambut Putri.

         "Putri! Lo ada temen cewek nggak? Kenalin dong sama gue yang cakep." Gemma duduk di dekat Putri. Juve yang mendengar ucapan Gemma tersenyum sinis.

          "Lah si Melati mau lo kemanain, Gem?" tanya Putra. Dalam hati mendukung Gemma.

            "Bosen gue. Tuh cewek kalau diajak ngomong rada kurang nyambung," sahut Gemma menggeleng kepala.

         "Alah... bilang aja lo mau cari yang baru. Mau lo cari cewek yang gimana sih, Gem? Tiap bulan ganti-ganti aja. Udah kayak handphone, ada keluaran baru ganti." Ujar Putra. Putri yang duduk di dekat mereka jadi serius melihat Gemma.

UNFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang