Bab 43 Parasit
"Pernah dengar parasit? Nah, itu lo! Lo itu salah satu model parasit yang nggak tahu diri. Asli nggak punya malu. Gue udah bilang sama lo, nggak akan mau berurusan sama lo lagi."
"Thanks, pujian lo bakal gue inget seumur hidup gue." Pingkan tersenyum manis, seakan ucapan itu tidak mengganggunya. Tapi, matanya cukup jelas menyiratkan ingin merobek-robek bagian tubuh Vega. Mereka saling berhadapan di lorong yang sepi. Pingkan sengaja mencari Vega, untuk menawarkan kerja sama. Diluar dugaan gadis itu berbalik mengumpatnya.
"Lo tersinggung? Ah, orang kayak lo mana mungkin tersinggung. Gue tahu lo Ping, manusia ambisius yang numpang hidup dari keluarga Gerhana. Dan sekarang lo nggak guna lagi, Bulan udah gantiin lo. Nggak ada untung buat gue bantu lo lenyapin Bulan." Vega melipat ke dua tangannya di depan dada.
"Kedengarannya kayak lo paling bersih. Padahal lo sama gue sama aja, lo dorong pacar Juve dari tangga. Mereka sekarang sudah putus, pasti lo seneng banget." Ujar Pingkan.
"Iya, gue lakuin itu semua. Tapi gue lakuin pakek tangan gue sendiri. Terang-terangan. Tapi lo... Lo manfaatin orang untuk ngerjain Bulan, lo selalu manfaatin kehidupan Gerhana untuk kepentingan lo. Cewek kayak lo tukang menghasut untuk orang lain benci sama Bulan."
Pingkan Andromeda merasa khawatir, sebuah perasaan yang jarang muncul. Dia biasanya hanya memiliki sedikit alasan untuk ditakutkan tapi hari ini, ucapan Vega mengganggunya.
PLAK!
Satu tamparan melayang ke pipi Vega, tidak mau kalah gadis itu pun menampar balik wanita di depannya. Keduanya saling jambak hingga rambut mereka berantakan dan baju seragamnya keluar dari dalam rok.
"Gue nggak akan tinggal diem lo ngina gue ya, setan!" Maki Pingkan.
"Lo kira gue takut, bitch!" balas Vega. "Gue tahu lo yang buat gue diskors. Sekarang apa? Lo nawarin kerjasama. Udah gila lo!" Maki Vega, tangannya masih berada di atas kepala Pingkan. Gadis itu juga tidak kalah kuat menjambak rambut Vega. Setahun yang lalu mereka juga pernah seperti ini.
Vega marah karena Pingkan memanfaatkannya untuk dekat dengan Gerhana, dulu hubungan Vega dan para Mutans cukup dekat. Hingga Pingkan membuat mereka menjauhi Vega. Karena Vega memberitahu masa lalu Gerhana.
"Ping, stop. Lo bisa diliatin orang kalau ribut kayak gini." Laura yang berada tidak jauh dari mereka menarik tangan Pingkan. Nayaka dan Melati pun langsung ambil posisi di samping Vega.
"Lo itu bukan siapa-siapa, kalau bukan karena Gerhana! Inget itu, parasit!" Vega meninggalkan Pingkan diikuti Nayaka dan Melati
"Setan!"
***
Gerhana menekan tangannya yang memegangi sendok, rasanya ia ingin membunuh wanita di depannya itu. Wanita yang tersenyum di samping Ayahnya dan di depan Ibunya. Heran, wanita itu bisa tertawa bahagia, setelah ia menghancurkan kehidupan keluarganya. Sarah menyentuh tangan Gerhana lembut, memberi kekuatan untuk tetap bertahan.
"Gerhana gimana sekolahnya?" tanya Ayudia.
Gerhana tidak menjawab, ia tahu wanita itu sedang bersandiwara di depan Ayahnya. Kalau bukan karena ibunya yang meminta untuk ikut makan malam bersama, Gerhana tidak akan pernah duduk di sini.
"Masih suka mimpi buruk? Udah berobat?" tanya Ayudia lagi. Gerhana tidak menggubris ucapan itu. Sarah melihat Ayudia dengan elegan dan sorotan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
Teen FictionGue punya kekurangan dalam diri gue, karena itu gue sering di bully. Sampai pada suatu saat teman gue bilang, "Kalau Lo enggak punya kekurangan gue mau berteman sama lo!" Gila! Emosi nggak sih, temen sendiri ngomong kayak gitu! Apakah pertemana...