BAB 7 SUSAH TIDUR
Gerhana membuka matanya dengan kesal, dua jam lebih dia mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Semakin dipaksa tidur matanya semakin segar.
"Aneh, kenapa kemarin di kelas bisa tidur siang dengan nyenyak padahal nggak minum obat. Sekarang malah makin melek." Gerhana menatap jam dinding sudah pukul 11 malam. Besok pagi ada jadwal olahraga. Dia tidak mau duduk santai jadi penonton lagi karena kurang tidur.
Gerhana menarik kasar laci dekat tempat tidur mengeluarkan tempat tablet obat tidur.
Kalau orang biasa akan menganggap kamar Gerhana surga dunia yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat beristirahat dengan tempat tidur ukuran king dan sangat empuk kasurnya. Lain dengan Gerhana, itu karena kejadian masa kecilnya.KREKK
Suara pintu terbuka, Gerhana tidak menoleh dia tahu siapa yang datang. Seluruh umat di rumah ini hanya ibunya yang berani masuk tanpa permisi ke kamarnya.
"Jangan terlalu banyak konsumsi obatnya Gerhana. Bahaya. Bisa-bisa overdosis." Sarah duduk di tepi tempat tidur menatap anak laki-laki satu-satunya.
"Ini kamar laki-laki Maa... Ketuk pintulah kalau masuk," suara Gerhana kasar, tapi percayalah dia menyayangi ibunya.
"Halahh sama anak bujang sendiri," jeda sejenak, Sarah menatap Gerhana sendu. "Mau mama kawanin ke dokter?"
Gerhana tidak menjawab. Dia menelan satu pil obat tidur dan meneguk segelas air putih. Gerhana tidak mau membuat ibunya khawatir, tapi kenyataannya dia lebih sering membuat jengkel.
"Ngapain ke dokter? Psikiater atau tukang hipnotis? Jangan-jangan Mama mau bawa Gerhana ke rumah sakit jiwa." Tatapan Gerhana dingin pada ibunya.
"Demi Tuhan Gerhana. Kamu nggak pernah nurut, niat Mama baik. Trauma kamu harus sembuh supaya kamu bisa tidur tenang tiap malam."
"Tiap malam Gerhana tidur kok," jawab Gerhana santai.
"Tapi karena obat tidur, kan?"
"Gerhana pernah tidur siang di sekolah tanpa obat. Enggak percaya tanya sama temen Gerhana." Ujar Gerhana. Dia benci dibawa untuk kontrol ke dokter spesialis.
"Okay. Mama bisa apa kalau kamu nggak mau." Sarah pasrah. "Tidur ya besok kamu sekolah."
"Suami Mama mana?" tanya Gerhana saat Sarah sudah memegang knop pintu. Tangan Sarah tampak gemetar mendengar pertanyaan anaknya.
"Suami Mama, Papa kamu," jawab Sarah tidak suka. "Papa kamu lagi ada urusan, Sayang. Besok pagi kamu pasti ketemu."
"Mama harap kamu nggak buat ulah di sekolah, kamu harus jaga nama baik Gemintang supaya Papa kamu bangga." Sarah keluar dan menutup pintu. Kamar itu menjadi hening.
" Farrel Jovian Gemintang. Anda terlalu sibuk dengan kehidupan anda," gumam Gerhana.
***
Kelas yang terletak di lantai atas dan dipenuhi murid-murid dari kalangan orang kaya itu sangat ribut, walaupun kelas itu Expose digadang-gadang kelas yang paling unggulan tetapi tetap saja prilaku murid di kelas itu sama saja seperti kelas lain saat tidak ada guru.
Di tengah kebisingan di dalam kelas, ada satu murid yang menahan suaranya. Selucu apa pun teman-temannya membuat lawakan dan mengajaknya bicara, mimik wajahnya tidak akan berubah. Ia hanya menyumbangkan senyum sinis lalu mengabaikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFRIEND
Teen FictionGue punya kekurangan dalam diri gue, karena itu gue sering di bully. Sampai pada suatu saat teman gue bilang, "Kalau Lo enggak punya kekurangan gue mau berteman sama lo!" Gila! Emosi nggak sih, temen sendiri ngomong kayak gitu! Apakah pertemana...