Prolog|•

3.4K 99 3
                                    

Perkenalan|•

"Pokoknya kamu harus sekolah diSMA Adisba!" Ucap lelaki paruh baya, dengan menyeruput teh hangat. Suasana didalam ruang keluarga mendadak hening. Rean segera menoleh dengan apa yang barusan diucapkan oleh ayahnya.

"Tapi pa, Rean Masih ingin sekolah diLondon. Rean sudah sangat nyaman sekolah disana. Bukankah papa dulu yang menyuruh Rean untuk sekolah diLondon? "Jawab pemuda yang tak laing adalah Rean.
Rean Excel Vransisco, anak pemilik perusahaan terbesar ke2 diIndonesia, selain itu, Angga (, Ayah Rean) merupakan pemilik sekolah Adisba. Tak jarang, jika namanya tersohor diberbagai dunia.

"Papa tau. Tapi papa hanya memberikan keputusan terbaik buat kamu Rean. Kamu itu anak papa satu satunya, Apa salah jika papa neminta lebih sama kamu? "Tanya Angga. Rean hanya terdiam memikirkan semua ucapan ayahnya. Disisi laing ia tak ingin mengecewakan ayahnya, namun Rean takut apabila masalah yang terjadi 2 tahun yang lalu terulang kembali.

Ista, segera menghampiri anak dan suaminya yang kini tengah duduk diruang keluarga. Sengaja, memberikan sebuah makanan berupa snack untuk menghilangkan rasa keheningan diantara Rean dan Angga. Dan kemudian duduk disamping Rean.

"Iya Rean. Apa yang dikatakan papa kamu itu benar. Mama sama papa harap kamu bisa memberikan yang terbaik buat keluarga kita." Ucap Ista mengelus pundak Rean dan melontarkan senyum manis. Rean membuang nafas lesu dan dengan rasa berat hati mengiyakan apa yang Ista dan Angga harapkan.

"Kalo itu semua kemauan mama sama papa, Rean terima. Tapi,,,, " Rean sengaja menggantungkan ucapanya, Angga dan Ista Masih menatapnya dengan binging. Berharap anak semata wayangnya menuruti perintahnya, dan tidak membangkang keinginanya. Bagaimanapun keputusan Angga dan Ista itu demi yang terbaik untuk Rean. mereka hanya tak ingin jauh jauh dari anak satu satunya ini. Oleh sebab itu, mereka berniat memindahkan Rean agar selalu dekat dengan keluarganya.

"Tapi,,, setelah Rean lulus sekolah diAdisba, Rean bakalan pergi lagi keLondon untuk melanjutkan Kuliah disana. Gimana deal? "

Angga dan Ista saling bertatap kemudian tersenyum senang. Ista mengusak kepala Rean dengan bangga. Ista tau, Rean tak akan pernah membangkang apa keinginan ayahnya. Karena itukan, Rean sangat dimanja bahkan keinginanya selalu dipenuhi oleh Angga dan Ista. Angga memberikan jempol yang mengiyakan syarat Rean dengan senyuman lehar.,

"Deal"

*****

"Pagi ma", sapa Zara yang kini sudah siap dengan memakai seragam sekolahnya. Gadis cantik dengan kalung emas yang melingkar dileher yang betuliskan 'Zara' serta arloji berwarna pink menambah kesan kecantikan Zara.

Zara Thalenta Kimberly, Anak dari Akbar dan Salma. Gadis berparas cantik, baik serta Lugu akan kepolosanya. "Makan dulu sayang! Setiap Pagi pasti kamu gamau Sarapan dulu, ", Ucap Salma yang Masih memberikan sayur kepada Akbar. Zara hanya cengengesan dan menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak terasa gagal.

"Iyadeh iya. Zara Sarapan Pagi hari ini. Tapi besok gak Sarapan gapapa ya? ", Salma hanya menggeleng atas tingkah konyol anaknya. Zara segera meletakan tas nya dibekang kursi dimana Zara duduk. Segera makan apa yang sudah disiapkan oleh Salma.

"Gimana sekolahnya? Nilai matematikanya gak dapat 0 lagi kan? "Tanya Akbar yang Masih makan makan, Akbar sebenarnya tau kalau anak satu satunya ini memang bodoh dalam pelajaran. Apalagi hitung menghitung. Seketika, Zara tersedak dan segera mengambil air minim yang berada disampingnya. Akbar dan Salma hanya memperhatikan tanpa niatan untuk membantu.

"Iihhh, papa sama mama kok gak bantuin Zara sih?! Ntar kalo Zara mati keselek gimana coba? Kan kasian jodoh Zara, jadi duda karena gak jadi nikah sama Zara. "Ucap Zara kesal dengan mengerucutkan bibirnya. Salma hanya terkekeh mendengar ucapan anaknya.

REANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang