Nyata.
.
.
."Ketika seseorang datang membawa harapan, dan disitulah kamu hampas membawa beribu kesakitan. "
_Zara_
Zara. Dimana gadis itu sedang berada ditaman belakang sekolah, menahan sakit hati yang baru pertama kali Zara alami. Ditemani semilir sejuk angin, menyejukan hati Zara walau hanya sesaat. Zara bisa menahannya, sangat bisa. Tapi entah kenapa, hatinya ingin pergi. Namun, egonya berbanding sebaliknya. Lamunan Zara seketika buyar, melihat kedua sahabatnya Aira dan Jina yang mendekatinya. Aira mengelus lembut pundak Zara, sedangkan Jina menatapnya dengan rasa geram, bukan kepada Zara, melainkan Vero.
"Udahlah Zar. Gausah pakek acara ngasi apapun ke Vero lagi. Bukanya diterima, lo justru direndahin. "Ucap Aira yang masih setia mengelus pundak Zara.
Zara menatapnya. "Gak Ra. Ini baru awal perjuangan gue. Gimana gue bisa dapetin hatinya, kalo sekarang diawal perjuangan aja gue kabur dan nyerah? "
"Iya Zar. Apa yang dikatain sama Aira itu benar. Lo masih mau berjuang? Setelah apa yang Vero lakuin ke lo? Apa semuanya belum cukup? " tanya Jina.
Zara membuang nafasnya pelan dan beralih menatap Jina. "Iya gue tau Na, bahkan gue juga ga nyangka kalo Vero bakal kek gini sama gue. "
"Enggak. Gue gasuka lo deket deket apalagi mau perjuangin Vero. Sampai kapanpun, gue gasuka! " ucap Jina penuh penekanan.
"Kenapa? Bukanya lo yang nyuruh gue buat cari cinta sejati gue kan? "
"Iya. Tapi bukan Vero orangnya. "
"Gue bakal cari cinta sejati lo Zar. Lo tenang aja" sela Aira.
******
"Gila. Tadi Vero kejam amat sama Camas gue! " ucap Bagus dengan memakan snack dirumah Kendar.
Teejey yang sedang bermain PS pun menghentikan aksinya dan menatap Bagus. "Camas apaan Gus? "
"Adlah. Kudet amat lo. Camas itu,,,, " Bagus sengaja menggantungkan ucapanya, Teejey yang tidak sabaran pun melempar kulit kacang, yang tepat mengenai kepala Bagus. Sontak Bagus mengelus ngelus kepalanya.
"Apaan sih lo Jey. Kalo kepala gue jadi muter, gegara lo lempar pakek ni barang gimana? Lo mau ganti kepala gue? " ucap Bagus, yang mengundang tawa Teejey, Kendar dan Aditya.
Lintang sibuk memainkan benda persegi panjang, dengan beberapa angka dan abjad disisinya. Ia, tujuannya kerumah Kendar adalah untuk mengerjakan tugas. Bukan mereka semua, melainkan hanya Lintang yang mengerjakannya. Mereka? Terima beres.
"Iya woles aja. Gue ganti kok. Pake kepala boneka panda, biar tambah uwuwuww muka lo. " jawab Teejey asal, dengan tertawa geli.
"Cames apa tadi Gus? " tanya Kendar, dengan ponsel ditanya.
"Calon masa depan. "
"YHAHAHAHA" tawa semuanya bebarangan kecuali Lintang dan Bagus.
"Ngarep amat lo. Tu si dedek bayi wakwaw cuma ditakdirkan buat gue. " ucap Kendar dengan pdnya.
"Wehhh. Nama baru, si dedek bayi wakwaw. Hahaha. " seketika ruang tama Kendar mendadak rame, akibat tawa meledak Bagus, Kendar, Teejey dan Aditya. Jangan tanya ekspresi Teejey, paling ngakak ketawanya, sampai Aditya jadi sasaran. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, tawa Teejey memang sangat luar biasa, pasti guling guling, kalo gak nabokin orang yang ada disebelahnya.
"Sakit bego! Mau gue lempar ke planet Usus lo? " tanya Aditya.
"Usus? Ah bego lo pada. Yang bener itu Ununus. Bener gak Tang? " tanya Kendar. Mereka kini tengah menunggu jawaban Lintang, apakah benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAN
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA. Mencintai 2 wanita dalam 1 hati. 💔💔💔 "SEBAGIAN KISAH ASLI AUTHOR!"