19. Zena Thalenta Kimberly.

432 26 2
                                    

"Hai, " ucap Sandra dengan bekal ditangan kanan, dan minuman ditangan kiri. Seketika semuanya diam, dan menatap Sandra jengah.

"Boleh gabung? " tanya Sandra dengan penuh perhatian. Rean memandangnya. Rasa bahagianya mendadak tumbuh, saat Sandra berbicara lembut padanya. Lintang, yang mengetahui hal tersebut langsung menyenggol lengan Rean, dang menggeleng memberi isyarat.

"Wah. Kok gue jadi ngerasa gerah ya? Panas banget cuacanya hari ini. "Ucap Teejey dengan mengepakan tanganya dan bajunya.

"Bang Telekkk, tolong idupin AC nya dongggg! Panas banget gue! Tadi perasaan dingin dingin aja. " ucap Kendar dengan berteriak.

Sandra mengerucutkan bibirnya, dan menatap mata Rean. Rean yang mengetahui hal tersebut langsung mengalihkan pandangan.

Bagus berdiri dan menyalakan ponselnya, mengidentasi hawa hawa. "Bulu kuduk gue seketika merinding. Jangan jangan ada hantu kuntilanak nya disini, " ucap Bagus dengan mengarahkan kamera kesemua penjuru. Arah kameranya menuju keSandra. "Wah kan, bener. Ada hantunya disini. Makanya lo jadi gerah Jey. Tapi gue gak liat tuh sosok hantunya. Bermuka dua kek nya. " ucap Bagus yang mendapat tawa dari kelima sahabatnya.

"Apaan sih lo Gus! Gak suka banget lo sama gue? " tanya Sandra. Semangatnya mendadak hilang begitu saja.

"Masih ditanya. Jelas lah. Dulu lo emang jadi cewek spesial dikehidupan sahabat sahabat gue. Tapi setelah lo nyakitin sahabat gue, rasa kespecialan lo mendadak hilang. " ucap Bagus kemudian duduk kembali.

Sandra mencoba untuk tak menghiraukan. "Eh Rean, lo belum makan kan? Nih gue bawain lo makanan kesukaan lo. " ucap Sandra didepan meja makan milik Rean. Rean mencoba tak menghiraukan, walau sebenarnya dalam hatinya ingin menerima.

Rean menatap ke lima sahabatnya secara bergantian. Meminta pendapat. Namun yang dilakukan kelima sahabatnya hanya menggeleng.

"Gue gak laper. " ucap Rean ketus, yang membuat tawa keempat sahabatnya meledak. Lintang tersenyum senang.

"YHAHAHAHA. Ditolak. Udah sana balik aja, kasi Vero noh! Diakan pacar lo. " ucap Teejey senang.

Sandra mencoba sabar. "Tapi biasanya kamu kalo pagi belum sarapan. Dulu waktu kelas 1 SMA, kamu seneng banget aku kasi sarapan. Kalo aku bawa makanan, kamu langsung minta suapin. Mau aku suapin sekarang? " tanya Sandra lembut. Kelima sahabat Rean menatap Rean dengan tatapan khawatir. Khawatir bila dinding pertahanan Rean runtuh begitu saja.

"Itu dulu. Semuanya berubah seringan waktu. " ucap Rean membuat Sandra cengo.

"Yhahaha. Ditolak lagi. Udah pergi aja sono. Husss. Lo itu udah gak diharepin sama Rean. " ucap Bagus membuat semuanya kembali tertawa.

"Ngapain masih berdiri disini? Pergi sana! Lo mau jadi pajangan disini? Gak bakal ada yang ngelirik lo. Kecuali Vero. "Timpal Kendar dengan tertawa remeh.

Perjuangan Sandra tak berakhir disitu saja. Sandra mencoba berbagai cara agar Rean bisa luluh lagi padanya. "Gausah malu malu. Nih Aku bawain roti Slai keju sama susu kedelai. Kamu makan ya, " ucap Sandra kemudian beranjak membuka tutup bekal yang ia bawa se dari tadi. Rean meneguk ludah nya susah.

Apakah Rean akan luluh?

"Hahaha. Roti Slai keju, kirain Slai Olay. " ucap Bagus tertawa remeh.

"Susu kedelai ya? Kirain susu beruang. Nestle Bear Brand. Rasakan kemurnian ya. Lee mineral. " ucap Teejey, yang membuat semua tertawa. Rean membuang nafas pelan, berharap dinding pertahanannya tidak rubuh hanya karena perkataan lembut Sandra.

"Bego! Gak ada sangkut pautnya kali. Lee mineral sama Nestle Bear Brand. " ucap Kendar menyonor kepala Teejey.

Pandangan Rean jatuh pada Zara, yang membawa bekal. Rean segera memanggil Zara dengan melambaikan tanganya.

REANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang