HUKUMAN LAGI.
"Aaaaaaaaaa" teriak Zara. Rean segera membungkam mulut Zara, dengan keadaan masih berlari.
"LO BISA DIAM GAK! "
"GIMANA MAU DIAM. UDAHLAH GUE MENDING DICEBURINBKE GOT BANG MALI AJA. CAPEK GUEEEE!! " Teriak Zara. Rean tak menghiraukan. Baginya, harga diri itu penting.
Kini mereka berada tepat didepan ruang para guru. Zara menggangga dan menelan susah salavinya. Nasib nasib. Tanpa berpikir panjang, Rean segera menarik Zara kemasuki Ruang Guru tersebut. Beruntung tak ada guru disana, karena jam pelajaran terakhir telah berdentang 30 menit yang lalu. Rean dan Zara bersembunyi dibalik kursi pak Tukul, yang tempatnya berada dipojok. Hal ini memungkinkan tak ada yang mengetahuinya.
Melihat Zara dan Rean memasuki Ruang Guru, Pasukan bang Mali segera ikut memasukinya. Mencoba mencari keberadaan Zara dan Rean.
"Hac----" Rean segera membungkam mulut Zara kedua kalinya. Zara menatap Rean dengan arti "pengen batuk" namun Rean memberi isyarat untuk tetap diam dengan menggeleng gelengkan kepalanya.
Mendengar suara orang bersin, Bemo memperhatikan tempat duduk Pak Tukul. Terlihat mencurigakan baginya. Perlahan Bemo mendekati meja pak Tukul. Semakin dekat. Semakinnn dekattt.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI! " Tegas buk Pipit yang baru seluar dari toilet Guru. Seketika Pasukan bang Mali menegang sejadi jadinya. Mereka hanya diam, dan tak berani menatap kemarahan buk Pipit. Bemo pun mengurungkan niatnya untuk mendekati meja pak Tukul.
"Kita nyari Zara buk" jawab salah satu siswa.
"Iya buk. "
"APAPUN ALASANYA, SAYA TIDAK PEDULI. SEKARANG PERGI DARI RUANGAN INI. CEPATTTT!!! "
"Tapi buk kita kan bel,,,,, "
"CEPATTTT. SEBELUM SAYA BERUBAH PIKIRAN" Perintah buk Pipit dengan kemarahan diatas 190°Celicius.
Semua murid bergidik ngeri, dan dengan cepat keluar ruangan para Guru.
*****
"Huhhhh. Selamat " ucap Rean. Zara segera melepas bungkaman Rean dan menatap Rean tajam.
"Apa? " tanya Rean.
"Gak"
"Gak mau bilang makasi gitu? "
"Ngarep"
"Yaudah. Gue bilangin sama Pasukan bang Mali, kalo lo ada disini" ancam Rean.
"Eh enggak enggak. Iya gue mau bilang makasi" cegah Zara.
"Yang tulus"
"Makasih" ucap Zara, masih saja ketus.
"Dari dalam hati dong"
Zara membuang nafasnya pelan, dan mencoba tersenyum kearah Rean. "Makasih Rean, yang ganteng, baik, anak pak pemilik sekolahhh. " ucap Zara, Rean tertawa geli mendengarnya.
"Ngapain kalian disini? " ucap Pak Tukul seketika Zara dan Rean membalikan badanya. Zara menelan susah salavinya, bagaimana bisa pak Tukul berada dibelakangnya secara tiba tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAN
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA. Mencintai 2 wanita dalam 1 hati. 💔💔💔 "SEBAGIAN KISAH ASLI AUTHOR!"