17. Misterius Grils

405 24 0
                                    

"Dar, lambat banget sih lo! Buruan, ntar ketauan sama Pak Tukul mati lo! Udah tau mata matanya pak Tukul dimana mana! " ucap Teejey yang sudah berada dibalik pagar. Hanya Kendar yang masih berada didalam area sekolah.

"Iya cepetan lo Dar! Udah lambat, pendek lagi lu, " tambah Bagus.

"Bentar ngapa. Kaki gue gak sampai bego! Ini pagar yang ketinggian apa gue yang kependekan? "Tanya Kendar, dengan muka yang berada pada pembatas. Sedangkan Lintang dan Aditya menatap Kendar jengah.

"Elonya yang pendek bego! Udah buruan! " perintah Adit. Kendar segera mengangkat sebelah kakinya, dan naik diatas pagar. Kaki sebelah kanan ya masih didalam, dan kaki sebelah kirinya sudah diluar pagar.

"Cepet bego! Lo mau ngapain diam disitu, " ucap Bagus yang sudah tak sabar dengan Kendar.

"Ketauan bolos kalian! " ucap Pak Tukul dengan menarik sebelah kaki Kendar. Adit dkk yang sudah diluar pagar bungkam seketika. "Eh bapak, yang katanya pengen jadi pak Camat. Ini gak lagi bolos kok pak, saya lagi main kereta kereta an disini. Wiyuuuuu. Bapak mau ikut naik? " alibi Kendar. Pak Tukul menggeleng gelengkan kepalanya.

"Udah ketauan bolos, pakek alasan segala! Turun! Kembali belajar ke kelas! "

"Dar, gausah turun! Kita harus nemenin dedek bayi wakwaw sama Rean disana! Ayo cepetan Dar! " ucap Bagus kemudian menarik kaki sebelah Kendar.

"Masuk bapak bilang! " perintah pak Tukul, dengan menarik kaki sebelah Kendar.

"Woy, kalian bantuin gue narik Kendar dong! Kek gatau tenaga pak Tukul kek doser aja, " ucap Bagus. Seketika semua menarik kaki Kendar. Terjadilah tarik menarik antara area sekolah dalam dan luar. 1 lawan 4.

"Woyyyy. Barang gue sakitttt begooooo!!!! Kalo ni pecah lo mau tanggung jawab ha? Gue belum nikah! Gue masih mau nikah sama anggota Black pink! " ucap Kendar.

"Ga boleh Dar! Lo harus keluar. Rean nungguin kita. Ntar kalo derek bayi wakwaw sekarat, siapa yang mau nolongin Rean? . Ayo Dar! " ucap Teejey ngawur.

"Saya peringatkan turun Kendar! "

"Stooopppp!!! " ucap Kendar keras. Seketika semuanya berhenti menarik narik kaki Kendar. "Pak Tukul yang katanya mau jadi Camat, maaf ya. Saya pergi dulu, bentar kok pak. Besok juga saya sekolah lagi. Jadi gausah sedih ya pak. Saya tau bapak suka sama saya, tapi jangan rebut dengan narik narik saya dong pak. " ucap Kendar manja.

Tak mau membuang buang waktu, Kendar segera berbalik dan lompat keluar pagar. "Dada bapak. Emuachhh. " ucap Kendar kemudian Adit dkk segera berlari mencari kendaraan.

"Kendar!!! KUMENANGISSSSSSSSSSSS, '

******

"Abis dari mana lo Ra? " tanya Jina. Pasalnya, pelajaran kedua tadi, Jina sama sekali tak melihat Aira.

"Hmm, UKS. "ucap Aira datar. "Lo sakit? " tanya Jina dengan mengecek suhu tubuh Aira. Namun Aira menepisnya dengan kuat.

"Lo kenapa sih Ra? " tanya Jina. "Dari kemarin lo cuma diam aja. Zara punya banyak masalah lo diam aja. Biasanya lo yang sering ngasih saran dan pendapat. Terus sekarang kenapa lo beda? Seolah olah lo bukan Aira yang dulu. " ucap Jina.

"Bukan Aira yang dulu? Terus maksud lo gue berubah? Lo kira gue gak peduli sama lo dan Zara?! Gue peduli! " ucap Aira keras.

"Peduli? Mana kepedulian lo? Mana Aira yang dulu gue kenal? Lo berubah drastis sekarang Ra. Atau jangan jangan lo gak peduli sama Zara karena Zara deket sama Rean? Gue tau Ra. Gue tau! Lo cemburu kan?! " ucap Jina tak kalah kerasnya.

Plakkk

Jina melotot tak percaya, bahwa Aira sahabat yang ia kenal menyakitinya. "Gue gak peduli semua tentang Rean. Dan sekarang gue akan belajar untuk gak peduli sama lo, ataupun Zara. Lo egois Na, lo selalu mentingin Zara daripada gue! Lo selalu perhatian sama Zara, tapi gak sama gue! "

REANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang