8|• Gara Gara Toilet Cowok.

448 41 3
                                    

GARA GARA ZARA 1.


"Aaaaaaaaaaa! "
Teriak Zara, Aira dan Jina. Jangan tanya siapa yang paling histeris. Ya, tentu saja Jina.

"Kamprettt. Ini semua gara gara lo nih Zarrrr! " teriak Jina. Mereka masih saja berlari. Bagaimana tidak? Puluhan siswa siswi kini masih saja mengejarnya dengan histeris. Tentu saja ingin menyeburkan Zara kedalam got.

"Gue kelepasan tadi Jinnn" jawab Zara.

Mereka bertiga menghentikan deru langkahnya, menetralkan pernafasanya masing masing. "Kek nya mereka ketinggalan jauh deh. " ucap Aira sembari mengelap keringat yang mulai bercucuran dipelipisnya.

"Ya pas____"

Belum sempat Zara melanjutkan ucapanya, sekerika centong nasi yang digunakan Destri untuk melempar dikepala Zara sudah berada dihadapan mereka bertiga. Aira membulatkan matanya. Jina segera menoleh, dan sudah mendapati puluhan siswa terengah engah berada dibelakangnya. Mereka terlihat sangat lelah.

"Udah dong. Kek gak pernah main kejar kejaran aja lo semua" ucap Jina dengan suara terengah engah.

"Kejarr mereka!!!! Kita ceburin Zara ke got bang Mali!! " perintah salah satu siswa dengan semangat.

"KABURR LAGI BEGOOO" teriak Jina diikuti oleh Aira.

"KEJARRR!!! "

****

Jina dan Aira kini sudah jauh berada didepan. Sedangkan Zara masih berada dibelakang.

"Masuk sini aja Ra! Aman buat kita" ucap Jina kemudian mereka masuk kedalam gudang, yang terlihat tidak terpakai.

*****

"Aaaaaa"

"JINA!!! AIRA!!! GUE KETINGGALANNN!!! "

"TUNGGUIN GUEEEEE!!! "

"AWAS LO ZAR. KALO KENA GUE CEBURIN KE GOT BANG MALI LOOOO!!! "

"SUMPAHHHHHH. GUEEEE TADIIIII KELEPASANNNNNNNN. SORYYYYY!!! "

Zara dan puluhan siswa siswi tersebut masih berkutat dengan adegan kejar kejaranya. Kini zara sudah sampai diperempatan ruangan. Zara kembali mengatur deru nafasnya.

"Aduh. Sana apa sini? Bingung nihhh" runtuk Zara sendiri.

Seketika sebuah tangan kekar menariknya, dan mengunci Zara dengan kedua tanganya. Detak jantung Zara berdebar kencang. Seorang tersebut sangat dekat dengan Zara, bahkan Zara dapat merasakan nafas hangatnya. Wajah Zara kini tak nampak, akibat terhalang wajah Seorang tersebut. Iya, dia Rean.

"Anjirrr. Ada yang pacaran!! " ucap salah satu puluhan siswa yang mengejar Zara. Seketika semua memperhatikan Rean. Penasaran? Tentu. Mereka hanya dapat melihat wajah Rean dari samping dan perempuan itu? Ah bahkan wajah Zara terturup oleh wajah Rean.

"Permisi. Ada liat Zara? " tanya Seorang dari puluhan siswa tersebut.

Puluhan siswa tersebut menatap tajam Bemo. Ya, ia Bemo. "Mengganggu suasana aja" batin Rean.

"Udah lo Bem. Kek gatau orang ngebet aja lu" jawab Sintya.

Disisi lain, Zara sangat gugup dengan posisi seperti ini. Jujur, hatinya serasa ingin terbang melayang layang.

"Gue galiat. " ucap Rean datar. Zara semakin gugup. Ia hanya dapat bersembunyi dibalik wajah tampan Rean.

"Oh. Yaudah"

"Silahkan kak dilanjutin mojok nya. "

"Oya. Sedia baygon kak. Takut pacarnya digigit nyamuk"

Aldo segera menarik Bemo menjauh. Tak ingin memperkeruh suasana. "Udah ayo pergi. Cara Zara lagi kita" ucap Aldo.

REANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang