4|° Mungkinkah dia cinta sejati Zara?

604 50 8
                                    

4. RASA YANG PERNAH ADA.
REAN EXXEL VRANSISCO.

Suasana lapangan SMA Adisba kini ramai, akibat sorak riuh para hawa. Bagaimana tidak. Para mostwantedd boy kini dengan bersamaan berkumpul menjadi satu dalam permainan basket. Rean mengambil alih bola basket yang berada ditangan Vero dengan sekali gerakan, dan langsung dapat membobolkan ring lawan. Teriak para hawa semakin pecah, ketika melihat Rean yang menyisingkan rambutnya dengan keringat yang bercucuran. Menambah kesan kekharismatikan seorang Rean exxel Vransisco.

Disisi lain, Vero mengepalkan tanganya kuat kuat. Ingin sekali rasanya memberi Rean pelajaran. Kalian pasti bertanya tanya, kenapa Vero ingin memberikan Rean bogeman kan? Yah, itu karena Rean dapat menandinginya dalam permainan bola basket, serta menandinginya dalam bidang kefamousan. Vero tak suka itu.

"Wah luar biasa nih sahabat gue. Baru main udah dapet skor 1:0 aja. Bangga gue/" timpal Kendar menepuk nepuk dadanya, karena bangga. Lintang bingung dengan jalan pikiran Kendar, begitupun dengan Teejey.

"Apaan lo main bangga banggaan. Yang bangga itu seharusnya Rean bukan lo Dar. " ucap Bagus. Ya, mereka ber-6 kini sedang duduk dibawah pohon pinggir lapangan, untuk istirahat. Rean meneguk habis 1 botol air mineral dengan hitungan detik.

"Yah, gue bangga lah. Kan Rean sahabat gue. Dari pada lo Gus, apa yang harus gue bangga banggain dari? Ganteng? Kagak, jelek? Iya. Playboy? Uhhhhh jangan ditanya lagi. "Timpal Kendar. Aditya dan Rean tertawa mendengar celotehan Kendar, jangan tanya bagaimana reaksi Teejey? Ohh lebih ngakak dan tertawa paling keras diantara yang lainya. Lintang tak menghiraukan celotehan sahabatnya tersebut. Baginya itu hanyalah membuang buang waktu saja.

"Enak aja tu mulut. Gue ganteng kali. Lebih gantengan dari lo" jawab Bagus yang tak terima jika dirinya dibilang tidak ganteng.

"Ceilah. Baru gantengan sedikit aja bangga. Kalo banyak banyak udah terbang kali lo, sampai Gurun Sahara. " timpal Kendar. Bagus hanya diam dan memutar bola matanya malas. Rean tak menjawab. Hanya diam dan mendengarkan.

****

Brukk

"Awww", rintih seorang siswi yang tak lain adalah Zara. Sebuah benda bulat,yang kini tengah mengenai kepala Zara. Zara masih saja memegangi pelipisnya yang memerah akibat hantaman bola basket tersebut. Jina segera mengambil bola tersebut, dan memandangi lapangan yang berisi murid kelas 12Ipa², yang tak lain ada kelas sebelahnya. Mencari siapa pelaku dibalik ini semua.

Seketika Vero melangkahkan kakinya mendekat dan sudah berada didepan Jina. Berbeda dengan Jina dan Aira, Zara salah tingkah sendiri. Restu dan Zikri segera mendekat dan sudah berada dibelakang Vero dengan menyilangkan kedua tanganya. Jina melempar bola basket tersebut, dengan sigap Vero menangkapnya dengan sekali gerakan.

"Sory."

1 kata yang mampu membuat Zara mati ditempat. Zara bahkan kini tak tau harus berbuat apa. Pikiranya seperti dikendalikan. Mulutnya pun kelu untuk menjawab.

"Lain kali hati hati mas! Kasian temen saya. Kena bola, tapi yang udah ngelakuin gamau tanggung jawab. " ucap Jina dengan nada pelan namun menusuk. Vero memicingkan alisnya dan tersenyum dengan senyuman licik. Aira hanya diam, tak ingin membuat masalah dengan Vero dkk.

"Heh. Lo belum tau gue siapa? " tanya Vero dengan maju mendekat kan dirinya dengan Jina, sehingga mereka berdua kini tengan bertatap muka.

"Gue tau lo siapa. Bahkan sangat tau. " jawab Jina dengan santai.

"Terus? Kenapa sekarang lo masih berdiri disini?"

"Hak gue atau bukan, itu urusan gue. Lo bahkan gak berhak ngatur ngatur hidup gue. Dan sekarang gue minta lo minta maaf sama Zara! " perintah Jina, namun Vero tak menggubrisnya sama sekali. Justru Vero menatap Jina dengan tatapan yang tajam dan mematikan.

"Kenapa? Kalah sama gue? Heh, lo memang bukan lelaki ya, tapi seorang pengecut! "

Plakkkk

Melongo.

Semua murid melihat kejadian yang mungkin sangat langka dilakukan oleh seeorang siswa. Bukan Jina yang ditampar Vero, melainkan Zara. Aira dan Jina masih tak percaya dengan perbuatan Vero. Rean dkk yang memperhatikan sedari tadi kini ikut bangkit, menuju sumber permasalahan.

Buggghhh

1 bogeman mentah mendarat mulus diwajah Vero, alhasil sudut bibir Vero mengeluarkan darah segar. Ya, Rean yang sudah melakukanya. Baginya, wanita itu untuk dilindungi bukan durusak. Vero menghapus kasar sudut bibirnya yang kini mengeluarkan darah.

"Lo boleh ambil kebahagiaan gue dulu. Tapi, gue gaakan biarin 1 orangpun merebut kebahagiaan gue sekarang. " ucap Rean pada Vero. Masalahnya yang telah ia kubur dalam dalam selama 2 tahun, kini mulai tergiang kembali dalam ingatanya.

Rean segera membopong Zara seperti brende styl, yang sudah lemas. Banyak para siswa siswi yang memperhatikan keduanya dengan berbagai macam tatapan. Dari kagum, iri dan lain lain. Aira dan Jina mengekori Rean dari belakang.

"Jangan sampai masalalu yang udah Rean kubur dalam dalam, kembali muncul lagi karena lo. Kalau itu sampai terjadi, gue gaakan segan segan ngancurin hidup lo! " timpal Aditya kejam, sinis, dan sadis. Kemuadian pergi meninggalkan Vero yang masih berdiri. Lintang, Bagus,dan Kendar pun ikut membuntuti Aditya. Sebelum Teejey berlalu, Teejey sempat menyenggol pundak Vero dan menatapnya dengan tatapan tajam.

. "lo! Gue! End! "

********

" San, mantan lo itu bener bener ganteng banget tau gak" ucap Ella dengan mengunyah siomaynya.

"Aelah lo La, kek gatau deretan mantanya Sandra aja. Kalau Lee Min Ho ada diIndonesia, pasti udah diembat habis itu. " timpal Sofi.

"Eh btw, lo masih ada rasa gak San sama Rean? " tanya Ella.

"Sebenarnya sih gue masih suka sama Rean, bahkan masih cinta. Cinta banget malahan. Tapi gatau sama Reanya"

"Uhuk uhukkk", Sofi yang meminum es jeruknya kini tersedak. Segera Ella menepuk nepuk dadanya, memberi sedikit kenyamanan.

"Yang bener aja lo San. Masa semua cogan lo embat. " timpal Sofi. Ella masih memakan siomaynya, tak terkejut dengan ucapan Sandra. Karena Ella tau, Sandra tak akan puas dengan satu lelaki. Jadi, tak begitu terkejutnya.,

"Ya bodoamat. Selagi itu semua buat gue bahagia, gue bakal lakuin." Sofi masih tak percaya dengan apa yang barusan dikatakan oleh Sandra.

"Tapi gue liat tadi, Rean sama Vero berantem hanya karna seorang cewek. " imbuh Ella. Sandra segera menoleh menatap Ella, dan masih tidak percaya.

"Masak iya sih La? Wah beruntung banget tu cewe. Direbutin sampe pada berantem. Gue juga mauu" ucap Sofi. Ella manyerngitkan bahunya.

"Gue gaakan biarin satu orangpun ngedeketin Vero dan Rean. Sekalipun mereka berani ngedeketin, Sengsara akibatnya. " ucap Sandra dengan senyuman penuh kemenangan.

***

Rean Exxel Vransisco




Aditya Marqueenya Hugo

Lintang Bengawan Nadipati

Kendar Khatulistiwa

Teejey Rangga Atmaja

Vero Marzel Ernando

Bagus Panca Laksmana

Zikrianya pamuda

Restu Ridho Rizky


Vote and comen

Sandra Guna Clendintha


Vote And Komen

Dapat salam dari Buk Pipit. Katanya suruh belajar, Biar jadi pak Presiden.

LrnzaDna

REANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang