Vote dan Coment nya jangan lupa!!! Biar aku semangat update nya!!!
Happy Reading
••••
"Fika!!!" teriakkan tersebut membuat orang yang berada disekitar menutup kedua telinganya.
"Duhh Sya, lo berisik banget sih!" Melly berteriak kesal kepada Tasya yang tengah memeluk Fika dengan erat seperti anak yang sudah setahun tidak bertemu dengan induknya.
"Lo juga berisik Melly!" kesal Gita melihat tingkah kedua temannya yang selalu tidak pernah bisa diam itu, Tasya tetap tidak memperdulikam kedua temannya itu dan tetap saja memeluk Fika.
"Gua kangen banget tau Fik sama lo," ujar Tasya dengan memalas membuat orang disekitarnya menatap malas Tasya.
"Lebay lo," balas Fika berusaha melepaskan pelukkan erat Tasya yang membuatnya kesusahan bernafas, ia tangah berada di markas Felix, disini hanya ada para inti Felix dan Tasya adalah salah satu anggota Felix juga inti. Ia baru bisa bertemu dengan Fika sekarang karena sewaktu ia menyelamatkan kak Stife, Tasya sedang berada diluar negeri.
Dan, Tasya juga termasuk anak Felix yang seumuran dengan Fika selain Gita dan Melly.
"Ishh Fika mah suka gitu."
"Mulai deh sih Tasya alaynya," ujar Cika dengan memutar bola matanya malas, Tasya memajukan bibirnya beberapa senti, dan menatap kesal Cika.
"Udah, biarin aja Cik," sahut Stife.
"Tuh dengerin kata kak Stife," ujar Tasya dan menjulurkan lidahnya kearah Cika dan dibalas dengan pelototan oleh Cika.
"Gue bawain kecoa tau rasa lo!" ancam Cika.
"Gak takut tuh," ujar Tasya sambil bersedekap dada dan mengangkat wajahnya angkuh, membuat Cika menatapnya kesal.
Melly yang berada dibelakang Tasya mengkode Cika agar melihat kearahnya, dan saat Cika menoleh keaarahnya, ia menatap jahil Tasya sambil memperlihatkan kecoa yang berada ditangannya sambil meletakkan satu jari telunjuknya dibibirnya memberi instruksi untuk diam, sedangkan yang lainnya hanya menggelengkan kepala nya, tentu tidak dengan Cika gadis itu malah tersenyum senang, membuat Tasya kebingungan.
"Kalian kenapa sih? Lo juga kak ngapain senyum-senyum?!" Tasya memicingkan matanya curiga kepada Cika.
"Terserah gue lah mau senyum senyum, nyengir, ketawa ketawa bukan urusan lo!" sewot Cika membuat Tasya mendelik kesal, namun saat ia menoleh kebelakang Melly melemparkan kecoa kepada Tasya, membuat Tasya langsung memekik kencang, sedangkan Melly dan Cika tentu tertawa puas karna berhasil menjahili Tasya.
"Aaa!! Kecoaaa!!, awas ya lo Melly!! Gue balas lo!!!" Tasya berteriak keras membuat yang lainnya langsung menutup kedua telinganya, gadis itu terus saja berusaha menyingkirkan kecoa yang berada dirambutnya, sedangkan Melly dan Cika sudah tertawa terbahak bahak.
"Katanya gak takut halah, cemen lo!" ejek Melly.
"Gue kan tadi cuma becanda!" kesal Tasya setelah berhasil mengambil kecoa yang berada diatas kepala nya tadi, dan membuangnya kesembarang arah.
Cika dan Melly memang sering bercekcok dengan Tasya, apalagi ketika Tasya bersikap lebay pasti kedua gadis itu akan mengejek Tasya. Dan itu semua hanya candaan, mereka bertiga tidak tentu menyimpan rasa benci satu sama lain.
"Udah udah, lo berdua berantem mulu kalau ketemu, kalau gak ketemu aja kangen kangenan," ucap Stefi.
"Enggak ya!" teriak mereka berdua bersamaan, ketika menyadari mereka berucap bersamaan, kedua gadis itu saling pandang sebelum sama sama menghempaskan kepalanya kearah berlawanan.
"Lo liat kan Fik, seberapa pusing gue ngaliatin kak Cika sama Tasya berantem mulu, tambah lagi si Melly," ujar Gita mengehembuskan nafasnya pelan, dan Fika hanya terkekeh pelan.
"Lo kok bawa-bawa gue sih Ta!" sekali lagi Melly berteriak, karna tidak terima.
"Emang iya kan," ujar Gita, membuat Melly mendengus kesal.
"Btw tumben lo kesini Fik," ujar Stife yang duduk ditengah-tengah Stefi dan Cika.
"Iya Fik, tumben gak sibuk," timpal Tasya dengan nada mengejek, dan dibalas dengusan kesal oleh Fika.
"Bosan gue dirumah sendirian," ujar Fika.
"Emang orang tua, sama abang lo kemana?" tanya Cika.
"Ayah sama bunda keluar negri, kalau abang gue biasalah main sama temennya," ujar Fika, dan hanya dibalas anggukan oleh semuanya.
🌈🌈🌈
Sedangkan dilain tempat Zico sedari tadi bersama ketiga temannya sibuk mempersiapkan sesuatu yang telah mereka berempat rencanakan.
"Yang diujung udah selesai lo hias?" tanya Zico kepada Nicol yang tengah duduk sebentar untuk beristirahat bersama Elvin dan Riki, Nicol membalas ucapan Zico dengan mengacungkan jempolnya.
"Tinggal yang mana lagi?" tanya Zico lagi pada ketiga temannya.
"Udah selesai semuanya," ujar Riki sambil menyerup jus mangga untuk melepaskan rasa hausnya.
"Berarti kita tinggal minta bantuan si Arsya, Nicol lo bisa kan minta tolong sama Arsya?""Kenapa gak lo aja?"
"Gue masih ada yang mau gue urus."
"Yaudah, gue aja," ujar Nicol.
Zico melemparkan sesuatu kepada Elvin. "Lo, tau tugas lo kan Vin?"
"Iya iya, sewot banget lu dari tadi," kesal Elvin karna sedari tadi selalu diperingati akan hal tersebut.
"Gue yakin nih Zic, bakal berhasil nih rencana lo," sahut Riki.
Saat Zico akan membalas ucapan Riki,
"Iyalah! Pasti! Orang yang ngatur aja gue!" Nicol berujar bangga.
"Halah, apaan! Orang dari tadi lu duduk mulu sambil minum jus," sewot Elvin.
"Bodo amat yang penting tadi gue kan ikut bantu," balas Nicol. Riki dan Zico sudah mulai beranjak dari duduknya dan pergi dari sana, karna sudah muak melihat pertengakaran antara Nicol dan Elvin.
"Bantu apaan! Cuma masang balon satu aja bangga lu!" ujar Elvin.
"Tersera-- eh tu makhluk berdua kemana?" tanya Nicol yang menyadari kepergian Zico dan Riki.
"Elu sih! Gara gara lo kita ditinggal!"
"Elo lah! Yang mulai duluan kan lu!"
"Kok gue? Lo lah!"
"Elu!"
"Bodo amat, mending gue pergi," ujar Elvin dan meninggalkan Nicol sendiri.
"Kok pada pergi sih? Woii kecombang! Tungguin gue napa!" teriak Nicol dan berlari menyusul Elvin.
🍂🍂🍂
Update lagii!!!
Gimana gimana? Masih nunggu ceritanya gak? Aku harap sih iya xixixi.
Intinya jangan lupa Vote and Coment biar aku semangat update nya!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl?Fake! [On Going]
Novela JuvenilMengisahkan seorang gadis bernama Safika Putri Dirgantara panggil saja Fika. Fika berasal dari keluarga kaya dan terpandang, ia berniat untuk menjadi gadis nerd, hanya karna ia tak ingin memiliki fake friends, namun tanpa diduga niatnya yang ingin m...