Happy Reading guys!!!
Vote and komen jan sampe lupa yeww!!
••••
Fika melangkahkan kakinya menuju kearah perpustakaan, bel istirahat baru saja berbunyi, Fika hanya sendiri karena Arsya tengah pergi ke kantin untuk membeli roti sebentar, dan Arsya akan menyusul nya nanti.
Namun, tiba tiba saja langkahnya dihadang oleh Elvin yang tiba tiba saja telah berada dihadapannya dengan menjinjing sebuah paper bag.
"Kenapa lo?" Tanya Fika, Fika berani bertanya demikian karena disini sedang sepi dan tidak ada seorang pun murid yang berada disini kecuali ia dan Elvin.
"Gapapa, nih." Elvin menyodorkan papar bag tersebut kepada Fika membuat gadis itu menatapnya dengan raut wajah bingung.
"Ini apa?" Tanya Fika kepada Elvin dan mengambil papar bag yang disodorkan oleh Elvin.
"Liat aja sendiri, kemaren gue liat mall sekalian aja gue beliin buat lo, kan lo ga punya dres" ujar Elvin tentu saja berbohong karena itu adalah sebagian dari rencananya dan Zico, membuat Fika mengerutkan keningnya bingung.
"Tumben, kesambet apaan lo?" Tanya Fika lagi dengan nada yang tidak santai.
"Lah ngegas bukannya bilang makasih, harusnya lo bersyukur dong, kurang baik apa lagi coba gue sebagai abang lo? Jarang jarang nih orang punya abang kayak gue." Elvin menampil kan mimik muka bangganya yang membuat Fika jengah melihatnya.
"Iya iya makasih, gue bingung deh bang lo sebenernya anak siapa sih? Tingkat ke ge-er an lo udah ampe menjiwa banget, perasaan gue gak gitu banget deh," ujar Fika sudah sangat muak melihat tingkah konyol dan segala ucapan penuh ke pede-an abang nya itu.
Elvin mendengus kesal mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Fika.
"Ya anak bunda Kyla sama ayah Dirga yang paling ganteng bin tampan lah," jawab Elvin sambil menyugar rambutnya kebelakang.
"Udah lah ngomong sama lo bikin darah tinggi," ujar Fika dan langsung melenggang pergi dari hadapan Evin yang semakin hari semakin konyol itu. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ke perpustakaan.
🌈🌈🌈
Dilain tempat Arsya baru saja selesai membeli roti, dan akan pergi menyusul Fika, namun tiba tiba saja saat dilorong lengannya ditarik oleh seseorang, membuat Arsya kaget dan refleks menoleh kearah orang yang menarik lengannya, Nicol. Arsya dibuat terkejut lagi karena yang menarik tangannya adalah seorang most wanted di SMA Pelita Jaya, Nicol masih saja menarik tangan Arsya, ia berjalan menuju taman sekolah.
Tentu saja kejadian itu membuat perhatian terpusat kepada Arsya dan Nicol, disepanjang jalan Arsya mendapat tatapan tajam dari para penggemar Nicol, membuat ia risih dan berusaha melepaskan cengkraman tersebut, tapi sepertinya percuma saja karena kekuatan Nicol tentu lebih kuat dari Arsya.
Nicol hanya menanggapi cuek tatapan dari para siswi-siswi tersebut, dan tetap berjalan santai sambil menarik lengan Arsya.
Setelah sampai di taman sekolah, Nicol melepaskan cengkraman nya di lengan Arsya.
"Maaf tadi gue langsung narik lo, ada yang mau gue omongin sama lo," ujar Nicol, ia sengaja membawa Arsya ke taman karna tau Arsya pasti tidak nyaman berdua dengannya jika di tempat yang rami, dapat Nicol lihat kerutan di kening Arsya yang pasti cewek tersebut tengah merasa bingung.
"Iya gak papa kak. Mau ngomong apa kak?" Tanya Arsya sedikit gugup karena baru kali ini ia berbicara dengan most wantted sekolah.
"Lo santai aja, gausah gugup gitu kali," ujar Nicol sambil terkekeh geli saat melihat kegugupan Arsya.
"Iya kak."
"Langsung aja, gue butuh bantuan lo," ucap Nicol.
"Bantuan? Bantuan apa kak?"
Nicol pun mulai menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan kepada Arsya dengan serius, cukup lama mereka berbincang dan berakhir dengan Arsya yang ingin pamit pergi ke perpustakaan.
"Yaudah aku duluan ya kak," pamit Arsya, dan kemudian beranjak dari hadapan Nicol.
🌈🌈🌈
Arsya mendekati Fika yang tengah duduk dipojok perpustakaan sambil membaca buku, lalu ia ikut duduk disamping Fika dan meletakan roti yang baru saja ia beli dimeja.
"Eum Fik," panggil Arsya, dan hanya di balas gumaman oleh Fika pasalnya ia masih sibuk membaca buku.
"Nanti malam kamu sibuk gak?" tanya Arsya.
"Enggak tuh kenapa emang?" tanya Fika balik, Arsya menganggukan kepalanya sambil tersenyum lebar.
"Kalau gitu ntar malem temenin aku jalan jalan ke pantai gimana? Mau gak?"
Fika yang mulai tidak fokus membaca meletakan bukunya kembali dan menatap Arsya bingung karena tidak biasanya Arsya mengajaknya jalan jalan saat malam hari.
"Tumben kamu ngajak jalan malem, ke pantai lagi," ujar Fika, Arsya yang bingung harus membalas dengan bagaimana hanya cangengesan dan menggaruk tangkuknya.
"Gapapa sih hehe, gimana mau gak?"
"Boleh deh," balas Fika sambil menganggukkan kepalanya membuat Arsya kembali tersenyum senang.
"Yaudah kalau gitu ntar aku jamput kamu, jangan lupa pakai dress juga sama dandan kalau perlu kepangan sama kacamata kamu dilepas aja," ujar Arsya sangat bersemangat.
"Hah? Harus pakai dress sama dandan juga ya?" tanya Fika dibalas anggukan oleh Arsya, Fika sebenarnya tidak terbiasa memakai dress apalagi berdandan tetapi demi membuat Arsya senang ia mau mau saja.
"Yaudah deh aku mau," ujar Fika setelah difikir fikir sepertinya ada yang akan dia sampaikan juga kepada Arsya nanti malam.
"Yeay!" Arsya bersorak senang sembari memeluk Fika membuat Fika ikut tersenyum. Sebenarnya ia sangat merasa janggal dengan hari ini tetapi Fika tidak ingin terlalu memikirkan hal itu.
Mereka berdua kembali melanjutkan membaca buku dengan Fika yang sesekali memakan rotinya.
Namun, tak lama setelah itu bell masuk berbunyi membuat kedua gadis itu langsung berjalan keluar dari perpustakaan dan langsung menuju kelas.
🍂🍂🍂
Hai hai haiiii!!
NG?F! kembali lagiii
Maaf guys telat banget pikiran ku beneran buntu banget huhuhu.
Gimana masih ada yang nunggu ga nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl?Fake! [On Going]
Fiksi RemajaMengisahkan seorang gadis bernama Safika Putri Dirgantara panggil saja Fika. Fika berasal dari keluarga kaya dan terpandang, ia berniat untuk menjadi gadis nerd, hanya karna ia tak ingin memiliki fake friends, namun tanpa diduga niatnya yang ingin m...