Tanpa Nana sadari, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika ia selesai menjawab seluruh tugas-tugas kuliahnya yang tadinya menumpuk. Itu artinya Nana sudah duduk di depan laptopnya selama hampir enam jam, disela dengan mandi sore dan makan malam, yang rasanya hanya sekitar satu jam saja.
'Enak kali ya kalo tugas setumpuk gini bisa langsung kelar kalo gue ngomong sim salabim,' batin Nana begitu ia menyadari betapa pegal punggungnya dan betapa kering matanya.
Nana kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur, hendak mengisi botol minumnya untuk yang kesekian kalinya. Sekalian menyegarkan matanya dan meregangkan tubuhnya, pikir Nana.
Begitu ia hendak kembali ke kamarnya, terdengar suara-suara aneh dari dalam kamarnya. Dahi Nana berkerut. Perlahan, gadis itu menempelkan telinganya ke pintu kamarnya sendiri. Seandainya kakaknya itu masih bangun, pasti ia akan diledek habis-habisan. Untungnya lampu kamar di sebelah kamar Nana sudah padam, menunjukkan bahwa kakaknya itu sudah lelap.
Suara-suara yang kembali timbul dari dalam kamar Nana membuat gadis itu kembali berkonsentrasi untuk menajamkan pendengarannya. Tiba-tiba saja, gagang pintu kamarnya itu turun tanpa disentuh oleh Nana sedikit pun.
"Halo!" sapa sebuah makhluk mungil di hadapannya. Tepat di hadapan Nana, tak menapak di lantai, dengan sepasang sayap mungil.
"Ehm," makhluk itu berdeham sebelum kembali berbicara, "namaku Wanda, dan ini Cosmo."
Begitu makhluk kecil itu selesai berbicara, Nana baru sadar bahwa ada makhluk kecil lainnya di balik pintu.
'Peri? Gue udah gila kali ya?' batin Nana, selagi berkali-kali mengedipkan matanya.
Nana mengalihkan pandangannya berulang kali, dari peri berambut merah muda yang menyebut namanya Wanda, kemudian ke peri berambut hijau mencolok yang tampaknya bernama Cosmo.
"Uhm, kami ini nyata, kalau-kalau kau sedang mempertanyakannya," ujar peri berambut hijau, dengan suara yang agak bergetar. Mungkin peri itu tau bahwa Nana tengah mempertanyakan kewarasannya saat ini.
Nana memutuskan untuk masuk ke kamarnya, agar setidaknya kalau ia memang gila, ia tidak mempertontonkan kegilaannya itu di hadapan kakaknya.
"Kami muncul karena kau mengucapkan permintaan, tepat pukul 11:11 tadi!" kata Wanda dengan cengiran canggung di wajahnya.
Nana mengecek jam di layar laptopnya, kemudian mendapati bahwa sekarang baru pukul 11.13 malam. Gadis itu kemudian mengulurkan tangannya perlahan ke peri berambut pink itu.
Seakan tau apa yang ada di pikiran Nana, peri itu malah menggenggam telunjuk Nana dengan tangan kanannya.
"Aku nyata, 'kan?!" ujar peri itu dengan riang, kini dihiasi dengan cengiran yang tak canggung seperti tadi.
Nana cepat-cepat naik ke tempat tidurnya, membenamkan wajahnya di antara bantal dan gulingnya, kemudian memejamkan matanya erat-erat.
'Ini pasti cuma mimpi! Tidur sekarang, dan nanti lo pasti udah bangun dalam keadaan waras! Pasti!' ujar Nana pada dirinya sendiri.
Tanpa Nana sadari, di balik punggungnya, kedua makhluk mungil itu tengah bertanya-tanya apa yang terjadi pada manusia di hadapan mereka.
• • • • •
<!-- tema hari ini -->
Buatlah cerita dengan tokoh kartu tahun 90-an
<!-- cuap-cuap penulis -->
... Punten gais ga cuma kalian yang bingung aku nulis apa. Aku pun bingung :""""")
Mari kita terapkan prinsip kerjakan dan lupakan //plak
Ada yang tau ini dari kartun apa? 👉👈
KAMU SEDANG MEMBACA
Rejuvenate
Random31 hari menempuh perjalanan, yang sebetulnya pernah dijalani dahulu kala 31 hari melakukan hal yang dulu menjadi kawan setia setiap harinya, tetapi kini sudah terlupakan 31 hari penuh tantangan, sekaligus penuh kesempatan untuk kembali berkarya 31 h...