mimpi atau bukan?

19 3 0
                                    

POV 2

Kamu membuka matamu, lalu segera mengerjapkannya beberapa kali berkat sinar matahari yang menerobos masuk menerangi penglihatanmu. Ketika kamu sudah semakin mampu mengatasi cahaya matahari yang masuk, hal pertama yang kamu sadari adalah betapa dekatnya wajahmu dengan tanah. Sangat. Amat. Dekat. Kamu tidak pernah sedekat ini dengan tanah, bahkan tampaknya jika kamu membaringkan diri di atasnya secara langsung pun kamu tidak akan sampai sedekat ini.

Kamu pun mengernyitkan dahimu dalam-dalam. Berusaha mencari petunjuk tentang apa yang sedang terjadi, kamu melemparkan pandanganmu ke sekeliling. Setelah mengamati sekelilingmu dengan seksama, kamu sadar bahwa ini bukanlah lingkungan yang asing. Kamu mengenali pagar di sekeliling tempat ini. Kamu mengenali dinding di dekatmu. Kamu pun mengenali pohon-pohon beserta beberapa pot yang tertangkap oleh matamu. Ini... halaman rumahmu.

Seakan tak cukup membuatmu bingung, tiba-tiba saja ada burung yang datang mendarat tepat di hadapanmu. Kamu pun mengenali burung itu dengan baik. Burung-burung yang biasa kamu pandangi dari jendela lantai kedua rumahmu di pagi hari. Yang membuatmu semakin tidak karuan adalah...

'Burung ini kok setinggi gue?!'

"He—"

Baru saja kamu hendak mengeluarkan suara, berteriak memanggil siapapun yang mengerti apa yang sedang terjadi. Detik berikutnya, kamu langsung mengatupkan kembali mulutmu ketika sadar suara apa yang terdengar dari mulutmu.

Cuit!

CUIT!

Kamu merasakan jantungmu berpacu semakin cepat.

'Apa lagi sih ini?!'

Cuit cuit cuit cuit!

"Nana?" seseorang memanggilmu dari balik tubuhmu. Kamu merasa asing dengan suaranya, tapi kamu merasa kamu juga sudah pernah mendengar suara itu sebelumnya.

Begitu kamu berhasil membalikkan tubuhmu, makhluk yang paling tak kamu harapkan muncul di hadapanmu saat ini. Makhluk mungil yang semalam menampakkan diri kepadamu. Makhluk berambut merah muda dan hijau mentereng.

"Kenapa... kau..."

CUIT CUIT CUIT CUIT!

'Jangan tanya aku!' Itulah yang ingin kamu katakan. Sayangnya, hanya cuitan burung yang bisa terdengar dari mulutmu.

Kamu merasa hampir pingsan. Kamu tidak tau lagi mana realita kehidupanmu yang sesungguhnya. Semalam kah? Saat ini kah? Namun, kenapa Wanda dan Cosmo ada di keduanya?! Mempertanyakan pertanyaan itu malah membuat kepalamu semakin pening.

Apakah... itu artinya...

Kepalamu terasa tertekan dari segala arah, seakan menunjukkan ketidakmampuannya memroses segala hal yang terjadi saat ini. Tubuhmu perlahan mulai terhuyung, menandakan bahwa kamu mulai kehilangan tenaga untuk mengendalikan tubuhmu sendiri.

"Nana! Hei!" panggil Wanda.

Kebingungan yang menguasai pikiranmu pun akhirnya membuat pandanganmu kabur. Kamu merasakan ada sesuatu yang menyangga badanmu, tepat sebelum pandanganmu menggelap.

"Cosmo! Bantu aku!"

Itulah teriakan terakhir yang kamu dengar sebelum kamu kehilangan kesadaranmu. Atau... mendapat kembali kesadaranmu? Entahlah, kamu pun tidak tau.

•  •  •  •  •




<!-- tema hari ini -->

Buat tulisan dengan POV 2 "kamu sebagai hewan"

<!-- cuap-cuap penulis -->

YAK SODARAAA BARU HARI KESEMBILAN TAPI TAMPAKNYA TEMA MULAI SEMAKIN LIARRR //banting meja

A-- aku... nggak tau lagi lah kudu nulis apa 😭 Mana ujian juga belom selesai 😭

Doakan keselamatan kami besok yha 😔✊

RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang