Pagi-pagi sekali Biru sudah mendapat gangguan berupa panggilan yang masuk ke nomornya berulang kali. Dan Biru berhasil dibuat terjaga pada panggilan ke--ah, entahlah, Biru bahkan tidak mau repot-repot menghitung saking banyaknya.
Biru merapatkan selimut yang menutupi tubuhnya sampai leher. Sadar dari tidurnya membuat cewek itu langsung bisa merasakan betapa dinginnya udara di pagi buta. Dengan mata yang masih terpejam, Biru mencari-cari ponsel yang seingatnya ia taruh di sebelah bantal. Cahaya dari benda pipih itu membuat kedua matanya yang berat makin menyipit. Yang pertama kali Biru lihat adalah angka-angka di sudut kanan atas layar.
Dugaan Biru ternyata benar: Ini masih pagi buta. Dan hal lain yang membuatnya kesal selain tidur cantiknya terganggu adalah Sam, si orang iseng yang berani-beraninya menelepon di jam lima pagi!
Tanpa menelepon Sam balik, tadinya Biru berencana untuk melanjutkan mimpinya yang sempat terputus. Namun, baru saja Biru hendak menonaktifkan ponsel, Sam malah kembali meneleponnya. Biru berdecak sebal, lantas segera menjawab panggilan tersebut, berharap Sam takkan mengganggunya lagi.
"Gue udah bangun, oke? Nggak usah nelpon-nelpon lagi," tembak Biru dengan suara serak tanpa menyapa terlebih dahulu, sebab ia sudah kepalang jengkel karena Sam.
Kemudian terdengar kekehan dari seberang sana. "Kenapa sih? Biar lo bisa tidur lagi, gitu? Udah hapal kali gue kebiasaan lo." Sam menjeda sejenak. "Nggak ada tidur lagi, Biru. Hari ini kelompok kita presentasi, dan lo nggak boleh kesiangan!"
Benar. Hari ini ada presentasi, dan Biru tentu tidak lupa akan hal itu. "Tapi ini kepagian, Saaam," keluh Biru. "Gue juga nggak akan lupa sama kewajiban gue kok, tenang aja!"
"Kepagian apanya, sih? Justru ini waktu ideal buat bangun tidur, tau."
"Masalahnya gue baru tidur jam tiga, Sam...."
"Hah? Eh gila ya, lo ngapain aja sih, baru tidur jam segitu? Perasaan tugas kelompok udah beres dari kemaren, terus tugas buat besok cuma buat resume materi di tiga pertemuan. Kayaknya nggak ngabisin waktu sampe selama itu, deh."
Biru meringis. Sam benar, tugas resume yang ia kerjakan semalam hanya butuh waktu sekitar dua jam saja untuk diselesaikan. Setelahnya, Biru masak mi instan karena mendadak lapar sekaligus untuk menemaninya streaming drama korea yang belum sempat ia tonton, kemudian Biru....
Untuk sejenak Biru memejamkan mata dan mengembuskan napasnya panjang-panjang. Kalau bukan karena sebuah pesan berisi sederet kalimat yang diterimanya semalam, mungkin pikiran Biru takkan sampai kacau hingga membuat rasa kantuk tidak mau menghampirinya sama sekali.
"Bi? Lo tidur lagi?"
Suara Sam membuat Biru tersadar bahwa sambungan belum terputus. Cewek itu pun menghela napas sebelum membalas, "Em, semalem nyokap nelpon, keasikan ngobrol sampe bikin ngantuk gue ilang. Terus gue streaming drakor sampe nggak sadar udah jam tiga aja."
Sam tergeming selama beberapa saat, kemudian embusan napasnya terdengar. "Dasar," cibir Sam. "Pokoknya lo nggak boleh sering-sering begadang, oke? Kalo lo mau tidur lagi, nanti gue bangunin jam tujuh."
"Emang the best banget lo," sahut Biru sambil menyengir. "Thank you, Sammy!"
Sam kembali mencibir, namun pada detik berikutnya ia pun memutuskan sambungan, bersamaan dengan cengiran Biru yang perlahan meluntur. Mendadak rasa kantuk Biru langsung menguap entah ke mana dan ia tetap terjaga hingga berhasil untuk tidak datang terlambat hari ini.
- - -
(9 juli 2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsaid Words [END]
RomanceKatanya, pertemanan antara lawan jenis itu tidak mungkin murni hanya berteman. Sebab katanya, salah satu dari mereka pasti ada yang menyimpan rasa. Namun, tampaknya hal itu tidak berpengaruh pada Biru dan Sam yang sudah berteman dekat sejak keduanya...