[ 1 3 ]

459 88 4
                                    

Selina Aryandinni:
Bi?
Sori nih sebelumnya...
Semalem Mas Angkasa tiba-tiba nanyain lo ke gue
Gue beneran kaget, beneran baru tau kalo kalian pernah pacaran
Lo oke?
Maksudnya, setelah nggak sengaja ketemu dia lagi di acara gue?
Sumpah gue kok jadi ngerasa bersalah gini :((

Biru tertegun mendapati chat beruntun yang baru saja ia terima dari Selina itu. Dan setelah membacanya satu per satu, Biru tersenyum kecut. Biru saja baru tahu bahwa Selina dan Angkasa memiliki hubungan keluarga. Sudah pasti Selina juga tidak tahu perihal Biru yang pernah berpacaran dengan sepupu jauhnya itu.

Menghela napas, Biru pun segera mengetikkan balasan untuk Selina.

Aloysia Biru R:
Gue juga kaget, baru tau kalo kalian sepupuan
Gue oke kok, tenang ajaaa
Nggak usah ngerasa bersalah gitu Sel, bukan salah lo ini kann

Setelah memastikan chat-nya terkirim, Biru kembali meletakkan ponsel di atas kasur dengan keadaan layar yang mati. Beberapa detik setelahnya, benda itu kembali bergetar. Mungkin itu balasan dari Selina. Tapi kali ini Biru memilih untuk mengabaikannya. Ia tidak siap jika Selina akan menanyainya macam-macam hal dengan Angkasa yang menjadi topik utamanya.

Biru berusaha mengalihkan pikirannya dengan mengerjakan tugas kuliah meski deadline-nya masih cukup lama. Biru tidak yakin kepalanya akan berhenti memikirkan tentang hari yang sudah lalu jika ia tidak mengerjakan apa-apa.

Masih berkutat dengan laptop, mendadak Biru merasa tersiksa dengan keheningan di area kosnya. Siang ini di hari Minggu, sebagian penghuni kos--termasuk Ghea--masih berada di kampung halaman mereka. Biasanya suasana di sekitar kamar Biru selalu ramai, entah itu obrolan tentang oppa-oppa Korea, lalu musik dengan volume keras dari kamar sebelah, atau penghuni di kamar seberang yang turut melantunkan lirik dari lagu yang ia dengar.

Saat ini, yang Biru butuhkan lebih dari sekadar suara musik.

Biru butuh teman bicara.

Tanpa pikir panjang, Biru segera menelepon Sam, meminta cowok itu agar datang ke kosnya.

.

.

.

"Sori ya lama. Tadi gue makan dulu baru ke sini."

"Hm."

"Lo udah makan?"

Biru menggeleng.

"Lah, tumben?"

"Nggak laper."

Mendengar jawaban itu, Sam langsung tahu bahwa memang ada yang tidak beres dengan Biru. Bagaimana mungkin cewek yang hobi makan itu bisa mengatakan kalau ia tidak lapar? Sebab sedang lapar atau tidak pun Biru akan tetap melahap makanan apa saja yang tersedia di hadapannya. Kini Biru bahkan mengabaikan sebungkus keripik singkong yang Sam bawa.

Biru juga tampak fokus dengan tugas yang sedang ia kerjakan. Seingat Sam, seringnya Biru mengerjakan tugas dua atau sehari sebelum hari pengumpulan. Tugas tersebut bahkan masih jauh dari kata deadline. Bagaimana mungkin Biru bisa berubah jadi serajin ini?

Sam menghela napas pelan. "Bi, gue mulai takut sama lo," aku Sam seraya membuka bungkus keripik dan mulai memakan isinya.

Tanpa menatap Sam, Biru membalas, "Emangnya gue kelihatan nyeremin?"

"Bukan itu. Gue takut lo lagi kemasukan sesuatu sampe bikin lo bertingkah beda hari ini."

Tawa singkat Biru menguar. "Ya kali gue kemasukan. Kemasukan setan apaan yang bisa bikin gue rajin?" Biru menegakkan tubuh dengan mengalihkan tatapannya dari laptop. "Calm down. Ini masih gue, kok. Gue cuma ... butuh pengalihan aja."

Sam menelan keripiknya lalu menatap Biru lurus-lurus. "Bi, lo tau 'kan, lo bisa cerita apa aja ke gue?" Cowok itu menarik napas sejenak. "Sebenarnya ... gue pengin lo ceritain apa yang terjadi semalem. Tapi kalo emang lo belum siap, it's okay. Seenggaknya lo tau, kapan pun lo butuh, gue bakal selalu ada."

Biru tergeming. Biru membuang muka setelah cukup lama bersitatap dengan Sam tanpa mengatakan sesuatu. Kemudian Biru mengembuskan napas panjang dan senyumnya mengembang. "I know," kata Biru. "Dan menurut lo, kenapa gue minta lo ke sini? Jelas karena gue butuh lo, Sam. Lo ada di sini, udah cukup bikin gue ngerasa lebih baik. Tapi ... bisa gue minta buat nggak bahas yang semalam dulu?"

Mengatupkan bibirnya rapat, pada akhirnya Sam hanya bisa mengiakan permintaan Biru dan berusaha memahami situasi yang sedang terjadi.

- - -

author's note:

um ... hai?

maaf ya baru bisa update lagi sekarang. kemaren tuh hampir 2 mingguan aku nggak bisa log in, nggak bisa reset password karena hilang akses ke email yang aku pake buat akun ini. tapi alhamdulillah ternyata wattpad bisa membantu :"))

sebenernya aku masih berusaha buat balikin mood nulis gara-gara itu. untung aja ada beberapa draft buat cerita ini jadinya bisa update, deh!

kalo ada yang nungguin stargazing ... sabar dulu ya :((

(30 juli 2020)

Unsaid Words [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang