04.

211 20 3
                                    

Oke, ralat Guys... peran beberapa member enggak akan terlalu minor. Contoh, Wilo 😂😂

Selamat membaca  dan maafkan kelabilanku 😂👌

Valerine P.O.V

"Jalan lagi?" Demikianlah sapaan selamat pagi di rumah Valerine.

Hari ini adalah hari minggu dan Valerine sudah siap dengan segala dandanan dan pakain menggoda pilihannya. Ia akan pergi ke mal dengan Elang.

"Iya," jawabnya.

Sebuah dengusan yang sarat akan kekecewaan langsung datang sebagai balasan. Ayah Valerine melengos setelah melihat penampilan putrinya.

Dulu, Valerine kecil akan sangat sedih mendengar suara itu. Namun, kini, ia justru kesenangan. Perasaan bangga memenuhi dadanya. Perasaan itu bahkan menguat tatkala matanya menangkap figur bundanya yang menggelengkan kepalanya dari dapur, tak senang.

Ia merasa menang.

Sebuah klakson menginterupsi momennya. Vale segera menyambar tasnya dan berlari keluar, tidak menghiraukan kekesalan dan desahan orang tuanya.

Sebelum memasuki mobil Elang, ia sempat menyadari satu hal; motor Arjuna tidak ada di tempatnya. Dahinya tanpa sadar mengernyit. Tidak biasanya ia tidak mendapati Juna yang sedang mencuci motornya di sana, di hari Minggu pagi. Kemana ia pergi pagi-pagi begini?

"Hai, pagi Sayang." Sapaan Elang berhasil membawanya kembali dari lamunannya.

Vale menyunggingkan senyumnya untuk pria tampan di sebelahnya. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengkhawatirkan Juna. Ia menarik sabuk pengamannya, "Pagi Lang."

Ia sedang pergi dengan Elang, kekasihnya.

***

Mal pada hari Minggu benar-benar sangat ramai oleh pengunjung. Keluarga, sahabat, dan pasangan-pasangan seperti Vale dan Elang semuanya menjambani satu-satunya pusat rekreasi terdekat di tengah-tengah hiruk-pikuknya ibu kota.

Mereka sudah makan dan menonton hari ini. Selama itu juga, Elang tidak pernah melepaskan tangan Vale. Ia selalu mengenggamnya seakan takut Vale akan menghilang.

"Apa tidak ada toko yang ingin kau masuki?" tanya Elang lembut setelah mereka memutari salah satu lantai untuk yang kesekian kalinya. Ia sebenarnya sangat menikmati hanya berjalan-jalan santai dengan wanita pujaan hatinya seperti sekarang ini. Namun, ia pikir Valerine mungkin kebosanan.

"Haruskah kita ke dept store?" Usulnya. Berdasarkan pemantauannya, wanita itu tampaknya tertarik dengan dunia mode. Benar saja, ia sempat menangkap mata Valerine yang berbinar meskipun hanya sekelabat saja.

Valerine menggeleng. Ia belum cukup nyaman untuk didampingi Elang berbelanja pakaian. Rasanya, berbelanja pakaian terlalu personal baginya untuk dilakukan bersama orang lain. Alih-alih, ia menunjuk sebuah gerai bubble tea. "Lebih baik kita kesana saja. Aku ingin minum milk tea."

"Baiklah, ayo. Aku juga haus." Elang langsung menurutinya.

Vale sangat terkejut ketika ia berpapasan dengan Juna di sana. Vale dan Elang sampai di ujung barisan tepat saat Juna hendak berbalik setelah mengambil pesanannya. Ada dua gelasminuman di tangannya.

"Loh Vale?" "Loh Mas? Sama siapa?"

Juna menjawab sesaat setelah keterkejutannya luruh. Ia mengangkat tangannya untuk menunjuk ke arah dimana meja-meja dan tempat duduk disediakan. "Itu sama kenalan Mas di sana."

Hati Vale jatuh setelah ia mengikuti arah tunjuk Juna. Itu, seorang wanita cantik yang sedang duduk di salah satu meja untuk dua orang.

Wanita itu tidak melihat mereka karena sedang asyik memainkan ponselnya. Dari postur dan gesturnya, Vale dapat menyimpulkan wanita itu sangat anggun.

Ia tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba mengecilkan dirinya sendiri.

"Mas duluan ya Val, Lang." Juna menganggukkan kepalanya pada Valerine dan Elang sebelum kembali ke tempat dimana wanita itu duduk.

Anehnya, mata Valerine seolah terpaku ke sana. Ia tidak bisa berhenti memandangi interaksi mereka.

Wanita itu langsung memasukkan ponselnya begitu Juna meletakkan minuman di hadapannya. Juna lalu duduk di depannya. Mereka bersama-sama menikmati minuman mereka sambil bercengkrama. Wanita itu beberapa kali tertawa ringan karena candaan yang Juna lontarkan. Ia menutupi mulutnya tiap kali tertawa. Jarinya panjang dan lentik.

Untuk selanjutnya, mata Valerine membelalak kala mereka jatuh pada sebuah kantung belanjaan tepat dibawah kursi wanita itu. Itu adalah kantung dari department store.

Juna baru saja menemaninya berbelanja.

"Val, Lang, gabung aja. Sini, tarik kursi," panggil Juna saat ia melihat Vale dan Elang mendekat dengan minuman mereka sebelum menoleh ke arah wanita cantik yang sedang menemaninya. Ia bertanya, "Enggak papa kan Wil kalau mereka gabung?"

Wanita yang dipanggil 'Wil' itu pun langsung meletakkan minumannya. Ia menarik kursinya ke samping Arjuna dengan terburu-buru. "Oh, enggak papa, enggak papa. Gabung aja."

Juna menahannya ketika ia sedikit oleng. Vale hanya tersenyum canggung menyaksikan pemandangan asing di depannya. Ia belum pernah melihat Juna yang memperhatikan orang lain selain dirinya.

Ia duduk di kursi yang Elang tarikkan, di sisi lainnya Juna.

"Kenalkan Wil, ini Valerine, tetanggaku dan Elang, kekasihnya," jelas Juna sambil menunjuk masing-masing mereka.

Wanita itu menganggukan kepalanya sopan sambil tersenyum manis sekali. Menjulurkan tangannya untuk menyalami mereka. "Wilona, teman Juna. Salam kenal semuanya."

Entah kenapa Valerine tidak terlalu menyukai wanita itu di samping Arjuna.

***

TMI hari ini: Aku jatuh cinta dong sama visual Wilona 😂👌 Sampe-sampe aku bikinin plot tambahan cuman buat Wilo :'))

Aku masih pertimbangin, perlukah aku bikinin P.O.V khusus buat Wilo? Atau aku pertahanin aja ide awal tetep khusus P.O.V nya Juna-Vale? 🤔🤔

Anyway, chapter 04 done xD

Home (JunHao GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang