Jan lupa vomen yah🤗
jadi semalem gue kaga up itu karena persiapan MOS😂
Oke" happy reading guys🙂
🤸ADIT SAKIT?
Suasana cukup sepi saat ini, menandakan semua murid sedang sibuk belajar, berbeda dengan anak CASPER yang keluar menuju UKS dan tengah bermain handphone-nya masing-masing sekarang. Terdapat pula Rania dan Fani yang ikut-ikutan.
"Gue takut Ran ...," ucap Fani lirih, bagaimana tidak ini adalah pertama kalinya ia bolos. Meskipun ia bosan dan selalu ingin bolos dengan pelajaran Bu Marsya tapi tetap saja ada ketakutan di hatinya.
"Elah slow, kan ada si Kevin. Noh, bokapnya ikutan jadi donatur," ucap Ando menunjuk Kevin.
"Ga bisa lagi, Ndo," jawab Kevin, menatap datar Fani.
"Lah kenapa?" tanya mereka semua bersamaan, menatap Kevin heran.
"Bokap gue udah gamau jadi donatur."
"APA?!" teriak mereka bersamaan. Bahkan, Rania sampai bangkit dari duduknya.
"Lo seriusan?" tanya Rania masih tak percaya.
"Hooh, bahkan Bokap nyuruh kalo gue dihukum aja terusan."
"Haha mampus lo," ejek Ando, tertawa lebar. Yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Gila lo Ndo, gue doain bokap lo juga kaga jadi donatur lagi," ucap Adit menatap tajam Ando.
Belum selesai mereka melanjutkan obrolannya, sudah ada Angel yang berteriak keras.
"ADIIIT!" teriak Angel, membuat seisi ruangan memandang benci padanya. Bahkan, Rania sudah bersiap untuk menghajar Angel tapi tangannya di tahan oleh Leon, sembari menggerakkan kepalanya pertanda untuk diam.
"Adit, gue nyariin lo tau!" ucap Angel, sambil duduk di sebelah Adit. Adit menggeser posisi duduknya menjadi di samping Rania.
"Oh! Nih, lo ga nyari cewe gue?" tanya Adit, melirik sekilas Rania. Lalu menggenggam tangan Rania.
"Dit, ehm inget ya kata mami gue. Kayaknya Minggu depan kita harus jalan bareng deh." Adit yang mendengar itu langsung berdecih pelan.
"Najis!" ucap Adit, semuanya terdiam. Tak ada yang bersuara. Masing-masing sibuk menjadi pendengar yang baik.
"Najis? Beneran nih? Gimana kalo gue kasih tau Rania." Angel tersenyum sembari menaikkan alisnya. Membuat Adit pasrah.
"Kasih tau apa Dit?" tanya Rania pelan, ia berusaha tenang.
"Ga pa-pa Ran."
"Apa sih? Lo kenapa rahasia-rahasiaan?" tanya Rania, melepaskan genggaman Adit.
"Ngga apa-apa, serius."
"Cih, awas aja kalo lo bohong!" ucap Rania.
Obrolan keduanya berhenti saat mendengar suara dari microfon sekolah.
"Panggilan kepada Kevin Ananda, agar segera ke ruangan BK. Sekali lagi! Panggilan kepada Kevin Ananda, harap datang! Terimakasih."
"Tuhkan, apa gue bilang," ucap Kevin langsung bangkit dari duduknya.
"Eh, tungguin kita lah bego!" ucap Adit, semuanya langsung berdiri mengikuti Kevin.
Sepanjang perjalanan menuju ruang BK, semua murid menatap mereka dan sibuk berbisik-bisik mereka tak mengerti kenapa Kevin di suruh ke ruangan BK. Biasanya anak CASPER tak pernah dipanggil sendirian. Mereka selalu ke ruangan BK bersamaan, karena melakukan aksi nya bersamaan. Tapi hari ini, kenapa hanya Kevin yang di panggil? Itulah pertanyaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditra [TAHAP REVISI]
Roman pour Adolescents"Heh, lo belum tau ya gue siapa?!" tanya Rania, ia berkacak pinggang. "Siapa? Anak kang somay yang sering gue utangin ya?" Adit langsung ketakutan. "Enak aja! Bokap gue tuh bukan kang somay!" "Aduh- aduh sakit woi! Anak siapa sih lo?" Adit berteria...