Mendekati ending😭
Stay terus banyak kejutan😂🙂 di kira kuis kali ah:V"Rania, Rania, Rania!" teriak semua murid laki-laki, mereka menyemangati Rania yang tengah bersiap-siap melempar bola basket ke arah ring.
Rania tersenyum, ke arah semua laki-laki membuat mereka tambah heboh. Rania menutup matanya, membuka matanya dan melempar bola tersebut, dan yah dia berhasil. Semuanya berteriak keras.
"Heboh bat sih, ngalahin emak-emak." cibir Rania pelan, yah Sebenarnya dia malas jika harus di teriaki seperti tadi. Ia hanya ber-drama agar tak di cap manusia sombong.
Rania langsung melangkahkan kakinya menuju Fani, sekarang adalah giliran Fani. Sebelum Fani maju, ia bertos dengan sahabatnya.
Di saat Fani melangkah menuju lapangan, Hening! Tak ada yang meneriakinya, bahkan mereka sibuk berbisik-bisik mengenai Fani yang menjadi pacar Kevin. Karena itulah mereka membenci Fani ralat lebih tepatnya iri."Faniiiii, semangat!" teriak Rania, semuanya langsung ikut-ikutan meneriaki Fani. Berharap, di lirik oleh Rania sebagai manusia baik. Padahal Rania sudah tahu mereka hanya orang yang sibuk mencari muka.
Prittt...
Terdengar suara peluit,Fani melempar bolanya, berharap bola tersebut masuk ternyata, bola tersebut terlempar jauh dari ring. Semua murid menahan tawanya.
Fani tertunduk sedih, dulu sebelum ia berpacaran dengan Kevin ia selalu berani melawan mereka, tapi entah mengapa sekarang sifat beraninya hilang."YANG KETAWA, KELUAR LO DARI SEKOLAH INI!!" teriak Rania, semuanya langsung terdiam.
"Baiklah, sekarang gantian Athar!" teriak guru olahraga mereka.
"Woi, makasih ya, yang tadi." ucap Fani, ketika mereka selesai olahraga. Saat ini mereka sedang istirahat sebentar sembari berganti pakaian.
"Prinsip gue, masih sama. Lo baik, gue lebih baik. Lo jahat? Gue bakalan balas lebih jahat." ucap Rania.
"Jujur nih ya Ran, berteman sama lo tuh buat insecure tau!" Fani menyenggol lengan Rania.
"Kenapa?"
"Lo tuh cantik, kaya, Abang lo ganteng, banyak cowo deketin lo. Yah, siapa sih yang ngga mau sama lo. Lo tuh ferpect! Lahir tanpa kekurangan." jelas Fani, Rania yang mendengar itu tersenyum palsu.
Yah, begitulah manusia terkadang apa yang telah menjadi miliknya ia selalu alpa untuk selalu bersyukur. Sebenarnya, semua selalu indah jika kau bersyukur."Lo mau tau, apa kekurangan gue?"
"Apa Ran?" tanya Fani.
"Waktu gue ke rumah lo, bokap sama nyokap lo kumpul. Cerita panjang lebar, dan itu ngga pernah di hidup gue. Gue emang kaya, cantik tapi itu ga guna. Jujur, gue yang iri sama lo. Selalu dapat pelukan dari orang tua lo." Fani menutup mulutnya dengan tangan kanannya, ia merasa bersalah dan tak pernah menyangka. Di balik sifat tegar Rania, ada luka yang ia simpan rapat-rapat. Dan, wajar jika ia dan Leon menjadi orang yang kurang sopan.
"Ran, sorry ya ...."
"Gapapa, udah biasa." Rania menunjukkan fake smile-nya.
***
"Anak-anak, kumpulkan tugas geografi kalian!"
"Bro, lo semua ngerjain PR kaga?" bisik Ando.
"Gue ngerjain!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Aditra [TAHAP REVISI]
Teen Fiction"Heh, lo belum tau ya gue siapa?!" tanya Rania, ia berkacak pinggang. "Siapa? Anak kang somay yang sering gue utangin ya?" Adit langsung ketakutan. "Enak aja! Bokap gue tuh bukan kang somay!" "Aduh- aduh sakit woi! Anak siapa sih lo?" Adit berteria...