Jangan lupa vomen yah:))
Kasih Krisan juga gapapa kok 😂
Btw tq dah baca😂💙💙Rania membuka matanya setelah langkahnya terhenti, ia amat terkejut sekaligus kagum dengan pemandangan di depannya. Bagaimana tidak terdapat potongan kecil bunga mawar yang menghiasi seluruh meja, serta pemandangan yang indah dan para pemain biola yang memainkan alat musiknya dengan merdu. Membuat Rania senang. Ia terus melihat pemandangan di depannya, menikmati angin yang berhembus kencang. Rasanya kesedihannya hilang untuk saat ini di tambah ia sedang bersama Adit sekarang.
"Suka?" tanya Adit, berdiri di sebelah Rania. Rania menganggukkan kepalanya memberikan senyum termanisnya.
"Duduk." Adit menggeserkan kursi, kemudian meraih tangan Rania. Rania pun terduduk, pipinya memerah.
"Lo Cantik hari ini." puji Adit, membuat pipi Rania semakin merah merona.
"Gombal mulu lo." Rania memalingkan pandangannya.
"Gue ga gombal, emang iya kan." Adit menaikkan alisnya. Adit menarik tangan Rania lembut, kemudian menggenggamnya.
"Gue mau ngasih pesen ke lo boleh ngga?" tanya Adit, menatap manik mata Rania lekat. Rania menganggukkan kepalanya, Rania seakan sulit membuka mulutnya karena tatapan Adit, jantungnya berdetak kencang.
"Apapun yang terjadi suatu saat nanti, jan percaya sama omongan orang sebelum lo nanya ke gue tentang kebenarannya." pinta Adit, ia berkata seperti ini bukan tanpa sebab, karena ia tau Rania selalu emosi belum lagi ketika nanti ia bertunangan dengan Angel, ia takut Rania salah berpikir tentangnya.
"Emang kenapa? Kok lo kayak takut gitu sih? Tenang aja, gue selalu percaya sama lo." Rania tersenyum, ia mencolek hidung Adit.
"Bener lo ya?" tanya Adit, ia balas mencolek hidung Rania, Rania mengangguk.
"Gue juga punya pesen buat lo,"
"Apa?" tanya Adit,
"Hmmm," Rania Rania meletakkan jari telunjuknya di pipi, seolah sedang kebingungan. "Besok aja deh."
"Yaudah," Adit menggelengkan kepalanya.
"Dit, waktu itu gue sempet mimpiin lo tau." ucap Rania.
"Mimpi? Banyak sih yang mimpiin gue secara gue kan ngangenin." Adit menaikkan alisnya.
"Dih, najisun!" balas Rania. "Eh tapi ini serius deh, gue mimpi lo mutusin gue."
"Ha? Gu – gue mutusin lo? Ngga lah." ucap Adit terbata-bata, ia kaget bukan main mendengar ucapan Rania.
"Janji ya jan mutusin gue." Rania menunjukkan jari kelingkingnya.
Awalnya Adit sedikit ragu, tapi ia mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Rania."Gue janji."
***
"Hey, tukang ojek tolong anterin saya." nyanyi Ando, di taman sekolah. Membuat, semua gadis yang lewat tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditra [TAHAP REVISI]
Підліткова література"Heh, lo belum tau ya gue siapa?!" tanya Rania, ia berkacak pinggang. "Siapa? Anak kang somay yang sering gue utangin ya?" Adit langsung ketakutan. "Enak aja! Bokap gue tuh bukan kang somay!" "Aduh- aduh sakit woi! Anak siapa sih lo?" Adit berteria...