End!! Maksudnya end karena Rania dah keluar dari rumah sakit bukan end tamat guys😂
Yang kangen ADITRA mana nih?
Komen sedikit tidak menjadi tolak ukur cerita yang kita tulis adalah cerita jelek atau sampah. Komen banyak juga tidak menjadi tolak ukur seberapa bagus cerita yang kita tulis. Ya, memang author terkadang menginginkan itu. Bukan karena mereka haus akan komen tetapi itu di jadikan sebagai penyemangat 🙂
So, semangati aku terus dung😂Setelah beberapa hari di rumah sakit, akhirnya Rania di perbolehkan pulang. Sekarang ia tengah sibuk menonton video di ponselnya. Sengaja ia mengecilkan volume suara handphone-nya agar tak ada yang mendengar.
"Enak bat nih. Gue kan jadi mau." ucap Rania, ia terus menonton sehingga tak sadar ada Leon di depan pintu.
"Nonton apa lo?" tanya Leon.
"Ngga ada." Rania menggelengkan kepalanya, membuat Leon curiga.
"Gausah bohong!" Leon memicingkan matanya.
"Ga ada serius!" Rania mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'
"Siniin hp lo!" Leon mendekati Rania, Rania langsung menyembunyikan handphone-nya di belakang badan.
"Rania!" Leon langsung mengambil handphone Rania, ia begitu terkejut dengan apa yang di tonton Rania.
"Buat apa lo nonton beginian?" tanya Leon, mengarahkan ponsel ke arah Rania. Leon heran mengapa Rania menonton macam-macam masakan dan cara membuatnya.

"Gapapa, kepikiran ae sama perkataan si Adit, lo juga sih." ucap Rania jujur."Apaan?" Leon mengernyitkan keningnya. Tak mengerti.
"Waktu itu Abang bilang gini yang bisa masak ga kayak adek gue. Terus, Adit bilang dia bisa masak. Yah, gue minder lah." ucap Rania, kepalanya tertunduk. Leon ikut duduk di samping adiknya. Mengusap pelan rambut Rania.
"Lo emang ga bisa masak. Tapi, Adit suka kok sama lo." Mendengar itu kepala Rania kembali terangkat.
"Serius?" tanya Rania, matanya berbinar.
"Iya bego!" Leon menyentil kening Rania pelan.
"Udah ah, tetep aja gue minder bego! Masa ntaran gue nikah sama Adit gue ga bisa masak." Leon terkekeh mendengar ucapan Rania.
"Serah lo! Keras kepala lo, ah."
"Leon ayo bantuin Rania masak. Rania udah liat di YouTube tadi." Rania berdiri, lalu menarik Leon. Ia mengajak Leon ke dapur.
Sesampainya di dapur, Rania kelihatan bingung. Bagaimana tidak, ini adalah ketiga kalinya ia menginjak kaki ke dapur untuk memasak. Pertama kali ke dapur saja, dapurnya hancur berantakan itupun spesial untuk Adit, jika tidak Rania tak mau untuk ke dapur. Kedua kalinya dapurnya baik-baik saja karena, ada bibi yang membantunya. Ketiga kalinya? Kita lihat saja apa yang akan di perbuat Rania.
"Ini apaan, Bang?" tanya Rania, ia menunjuk spatula yang di gantung.
"Spatula." Rania tertawa keras mendengar ucapan Leon.
"Sepatu? Haha, gila lo ah." Rania memegangi perutnya, bahkan ia sudah berjongkok karena lucunya.
"Spatula! Spatula bego!" jelas Leon
"Hahaha, Leon bego! Kek gini kok di bilang sepatu, mirip dari mana anjer? Sepatu mah bentuknya kayak sepatu, lah ini apaan bentuknya kayak sendok besar gini." Rania memegang spatula itu dengan tangan kanannya, menunjukkan di hadapan Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditra [TAHAP REVISI]
Novela Juvenil"Heh, lo belum tau ya gue siapa?!" tanya Rania, ia berkacak pinggang. "Siapa? Anak kang somay yang sering gue utangin ya?" Adit langsung ketakutan. "Enak aja! Bokap gue tuh bukan kang somay!" "Aduh- aduh sakit woi! Anak siapa sih lo?" Adit berteria...