Author POV
"Bu icong, nasi goreng nya dua ya. Cepat ya buk! Oh iya, satu nya di buat agak pedes,oke ibuk?" Ucap Rania ramah
"Siap atuh neng, duduk aja dulu! Nanti di antar." Ucap Bu icong
Rania langsung duduk di sebelah Fani, dengan senyum lebarnya.Membuat Fani keheranan,tidak seperti Rania biasanya. Bahkan tadi ia mau mendengarkan Bu Gendis menjelaskan, dan juga dia mau memesan nasi goreng,Aneh! Rania kenapa ya?
"Ran,Lo sehat kan?" Tanya Fani
"Sehat lah,duh sehat bat gue." Jawab Rania tersenyum. Membuat Fani makin gila saja di buatnya.
"Ran, suhu tubuh lo normal kok, ouh atau lo kerasukan ya?" Fani langsung memegang kening Rania,mengecek kepala Rania panas atau tidak.
"Gue sehat,bangsat!" Ucap Rania,matanya melotot. Fani bernafas lega.
"Haha, ini baru Rania yang gue kenal, yakali lo sok manis kayak tadi." Jawab Fani nyengir.
Padahal lo yang kerasukan,fan!batin Rania sambil menggelengkan kepalanya.
"Eh btw,kenapa lo daritadi senyum-senyuk sok manis lagi, cerita dong!" Ucap Fani, menyikut lengan Rania. Rania melirik Fani sebentar dan tersenyum.
"Lah,senyum lagi, cerita lah! Penasaran gue!" Ucap Fani,
"Tadi gue di suapin Adit,terus kita ke kelas pegangan hehe." Ucap Rania senyum,
"WHAT, SERIUSAN LO? ANJAY, BERUNTUNG BAT LO!" Teriak Fani, membuat seisi kantin meliriknya.
"Apa lo semua? Gue tau gue cantik iya makasih, gausah di liatin juga lah!" Ucap Fani,membuat seisi kantin mau mual saja di buatnya.
Kenapa gue punya temen gini amat, malu-maluin mulu yawloh!batin Rania,memutar bola matanya malas.
"Ini pesenannya, nasi goreng dua kan? Yang satunya pedes." Ucap Bu icong menyodorkan dua nasi goreng.
"Makasih Bu Icong." Ucap Rania,Fani langsung keheranan di buatnya.
"Bu Ica goblok, Bu Icong Saha? Seenak jidat lo ae kalo ngomong." Ucap Fani
"Lah suka-suka gue lah, itukan nama kesayangan gue ke Bu icong, gapapa kan buk?" Rania tersenyum ke Bu icong. Bu icong langsung mengangguk.
"Gapapa kok, non Rania tetep lucu ya dari dulu." Ucap Bu icong, menyubit pipi Rania. Membuat Fani kaget setengah mati.
"Ran, what?!" Ucap Fani tak percaya. Ia pikir Rania akan jijik,tapi ternyata dia malah senyum. Membuat Fani makin bingung saja.
"Bu icong dulu beres-beres di rumah gue. Dari gue kecil! Bu gausah bilang non lah!" Ucap Rania jujur.
"Hehe, yaudah saya pergi dulu ya non, banyak pesenan ini." Ucap Bu icong lalu meninggalkan mereka.
"Gila! Ran,Lo ga jiji pipi lo di pegang gitu, iuhhh, please deh!" Fani langsung mengambil tissue, untuk mengelap pipi Rania,tapi langsung di tepis kasar oleh Rania.
"Maksud Lo apa? Jan sampe tangan lo yang buat gue jiji ya Fan! Hah, gue ga nyangka sama lo, belum kaya-kaya amat dah songong bat lo!" Ucap Rania, mukanya memerah. Matanya menatap tajam Fani.
"Ma–maaf Ran, gue ga maksud gitu, maaf." Ucap Fani, daripada membuat Rania marah lebih baik ia minta maaf.
"Semua orang itu sama Fan, yang membedakan cuma buruk baiknya aja, faham lo!" Bentak Rania. Membuat Fani makin takut.
"Iya, gue minta maaf yah."
"Gue maafin, Jan di ulangi lagi ya!" Ucap Rania, sekarang ia tersenyum ke Fani.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aditra [TAHAP REVISI]
Novela Juvenil"Heh, lo belum tau ya gue siapa?!" tanya Rania, ia berkacak pinggang. "Siapa? Anak kang somay yang sering gue utangin ya?" Adit langsung ketakutan. "Enak aja! Bokap gue tuh bukan kang somay!" "Aduh- aduh sakit woi! Anak siapa sih lo?" Adit berteria...