Mawar Hitam

201 15 0
                                    

Mawar Hitam

Bagiku takdir itu selalu mempermainkan hidup orang orang, dan akan selalu seperti itu.

**~~**~~**~~**~~**~~**
**~~**~~**~~**
**~~**

Dor

"TIDAK!!"

"IBU!! HIKS!! TIDAK!!"

Sosok gadis kecil berlari memeluk dengan erat sosok wanita paruh baya yang terkapar dengan tidak berdaya. Darah yang mengalir di perutnya dengan deras, membuat tangisan gadis itu tak dapat berhenti.

"Su...guha per...gilah dengan kakakmu"

Suara sang ibu yang terdengar begitu lemah di pendengaran sang gadis kecil bernama Suguha itu.

"tidak!! Tidak!! Sugu tak ingin meninggalkan ibu"

Teriak gadis dengan menggelengkan kepalanya dengan kuat. Dirinya sama sekali tak ingin meninggalkan sang ibu dengan keadaannya yang seperti ini. Bahkan dirinya memeluk sang ibu dengan begitu erat, tak peduli noda merah yang mengotori pakaiannya.

"Suguha!! Ibu!!"

Suara pemuda berumur 9 tahun tiba tiba terdengar di indera pendengaran Suguha membuatnya menoleh dan mendapati sang kakak yang berdiri di belakangnya dengan pandangan yang sulit di jelaskan.

"Kirito nii"

Setelah bergumam memanggil nama sang kakak, air mata Kirito pun seketika mengalir dengan deras dan sesegera mungkin berlari mendekati sang adik dan memeluk sosok wanita paruh baya yang biasa ia panggil dengan sebutan ibu.

"ibu!! Ba..bagaimana ini bisa terjadi?!"

Tanya Kirito dengan pandangan tak percayanya.

"Ki...rito i...bu mohon per....gilah dengan Su..gu"

Gumam wanita tersebut terbata bata, berusaha menahan rasa sakit di perutnya.

"tidak!! aku tak bisa meninggalkan ibu di sini!!"

Teriak Kirito tak terima, ia tak ingin meninggalkan sang ibu sendirian dengan darah yang begitu banyak keluar.

"Ki...rito ibu mohon, i..ibu hanya ingin kalian berdua aman" Ucap sang ibu dengan nada lemahnya.

"tidak Bu!! Hiks!!" tangis Suguha tak ingin.

"Kirito Suguha, dengarkan i....bu, kalian adalah hara.....pan ibu dan a.....yah, hanya kalian berdua yang dapat menjalankan ini se.....mua, ibu mohon, pergilah selagi sem...pat"

Ucap sang ibu memohon, Kirito dan Suguha terdiam, mereka berdua belum sepenuhnya paham maksud dari perkataan sang ibu.

"a...apa maksdu ibu?" tanya Suguha.

"Suguha, Kirito"

Sebelum menjawab pertanyaan anak bungsu, tiba tiba suara pria paruh baya muncul dan berlari mendekati kedua anaknya.

"A...ayah"

Kaget Suguha dan Kirito saat melihat ayahnya datang, dengan wajah khawatirnya, pria tersebut memeluk kedua anaknya dengan kuat. Lalu pandangannya ia arahkan ke arah sosok yang telah terkapar dengan sebuah darah segar yang mengalir di perutnya.

"Midori, maafkan aku"

Gumam pria bernama Minetaka, ia tahu ini semua terjadi gara gara dirinya, hingga melibatkan keluarganya menjadi seperti ini, bahkan untuk istrinya sekali pun.

ROSES [SAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang