**~~**~~**~~**~~**~~**~~**
**~~**~~**~~**~~**~~**
**~~**~~**~~**~~**
**~~**~~**~~**
**~~**~~**
**~~**
"ayah!! Hiks"
Suara isak tangis Asuna bergema di tengah koridor rumah sakit, dengan Kirito yang duduk di sampingnya, menemaninya.
"Asuna" gumam Kirito sambil memeluk erat Asuna dengan sang empu menenggalamkan wajahnya di pelukan Kirito.
Kirito sekarang tak tahu harus apa dan bagaimana sekarang, karena yang bisa ia lakukan sekarang hanya bisa memeluk gadis dihadapannya sebagai penenangnya.
"hiks, Kirito, apa ayahku akan baik baik saja? Dia...akan baik baik saja bukan? Hiks" tanya Asuna menatap Kirito meminta kepastian.
Kirito yang melihat tatapan Asuna yang begitu sulit dijelaskan namun ia dapat merasakan arti tatapan itu, ketakutan.
"ya, pasti ayahmu akan baik baik saja, kau harus percaya pada dokter yang menangani ayahmu" balas Kirito, meski ia ragu karena pasca ia melihat ayah Asuna yang....eerr terlihat cukup mengenaskan dengan pecahan kaca yang menancap di dadanya membuatnya ragu akan hal itu.
Ia tahu, hanya orang orang beruntung yang dapat selamat dari hal semacam itu, dan jika boleh jujur, dia juga pernah mengalami hal semacam itu cuman ia tertembak dan beruntungnya ia masih dapat diselamatkan.
Namun, sekarang yang di khawatirkan ini ayahnya Asuna, apakah dia dapat melewati itu semua atau tidak? entahlah.
"Kirito, ba...bagaimana jika ayahku meninggalkanku? Ba..bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk padanya? Hiks" racau Asuna seketika.
Asuna baru saja menenangkan pikirannya dari masalahnya dengan Eugeo, dan sekarang masalahnya bertambah dengan ayahnya yang mengalami kecelakaan. Pikirannya seketika menjadi kacau, tak bisa berpikir dengan tenang.
"sshht, tenanglah Asuna, percayalah jika ayahmu akan baik baik saja" ucap Kirito yang tak kuasa melihat Asuna menjadi kacau seketika, dengan cepat ia memeluk sang empu agar dapat menenangkan dirinya.
Asuna sendiri sesaat hanya terdiam, sebelum benar benar membalas pelukan Kirito, dan menangis sepuasnya, mengeluarkan semua rasa sakit dan ketakutan yang menghinggap di hatinya.
Saat ini mereka telah berada di rumah sakit tepatnya di depan ruang UGD, saat Asuna menyerukan jika sosok yang kecelakaan itu adalah ayahnya, Kirito dengan sigap segera menolongnya, keduanya sesegera mungkin melajukan mobilnya ke rumah sakit agar ayah Asuna mendapat pertolongan sesegera mungkin.
'Asuna, aku tak ingin kau mendapat rasa sakit yang terlalu banyak lagi' Batinnya tanpa sadar, dan semakin mengeratkan pelukannya kepada Asuna.
'kumohon, jangan ambil ayahku, ku mohon selamatkan dia, sekali lagi biarkan aku berharap jika semua dapat menjadi baik baik saja' batin Asuna.
**...**...**...**...**...**...**...**
Malam yang telah muncul menggantikan matahari dengan bintang dan bulan sebagai penyinar bumi. Alice menghela nafas lelah sambil melihat jam tangan yang bertenger di tangan kirinya, menunjukkan pukul 7 malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSES [SAO]
FanfictionMawar Hitam, Gelap dan Suram Mawar Merah, Memukau dan Memikat Mawar Biru, Dingin dan Hampa Mawar Kuning, hangat dan ceria Empat sosok yang menjadikan Warna Mawar sebagai lambang isi hati mereka. ***** "aku lelah kehilangan, dan sekarang kau juga aka...