NEAR

143 10 10
                                    

**~~**~~**~~**~~**~~**~~**

**~~**~~**~~**~~**~~**

**~~**~~**~~**~~**

**~~**~~**~~**

**~~**~~**

**~~**

Sudah seminggu sejak dimana Asuna dan Eugeo tidak pernah lagi saling berkomunikasi satu sama lain, keduanya kadang tanpa sengaja saling bertemu, namun keduanya saling melewati satu sama lain seakan mereka tak saling kenal. Dan hal ini tentu menjadi tanda tanya besar untuk seluruh penghuni sekolah, pasalnya mereka sangat tahu jika Asuna maupun Eugeo, keduanya tidak akan pernah terpisah kapanpun dan dimana pun. Namun, satu minggu lebih ini mereka melihat dengan mata mereka sendiri jika keduanya tidak lagi saling menempel bagai perangko yang melekat. Bahkan keduanya tidak lagi saling menyapa satu sama lain seakan mereka adalah orang asing.

'ada apakah gerangan?'

Begitulah isi benak masing masing, namun hal itu minus untuk Kirito, Alice dan lagi satu saksi bisu dimana ia melihat ikatan Asuna dan Eugeo berakhir. Sachi.

Meski Sachi berniat ingin menjelaskan, namun ia di buat bungkam oleh Kirito agar tidak membeberkan segalanya dan ia hanya perlu berdiam diri saja mengikuti alur, dan sang empu pun hanya bisa mengalah.

Dan sejak satu minggu ini lah, dimana justru Asuna dan Kirito lah yang terlihat dekat. Setiap istirahat, Asuna akan selalu di jemput oleh adik kelasnya, yaitu Kirito. Dan hal ini menjadi pertanyaan terbesar untuk mereka yang hanya bisa melihat dari luar saja akan apa yang terjadi kepada Asuna, terlebih itu berlaku untuk ketiga teman gadis Asuna yang tidak tahu menahu apapun yang di alami Asuna.

"ne, Silica chan, Leafa chan, kau lihat mereka? Lagi lagi mereka berduaan" ucap Rika melihat keduanya terlihat begitu akrab, malah seakan Kirito terlihat sebagai pengganti Eugeo yang selalu membuat Asuna tertawa lepas.

"kau benar Rika san, ada apa dengan Asuna san? Bukankah ia jauh lebih dekat dengan Eugeo san? Dibanding adik kelas kita yang itu?" timpal Silica menatap kedua sosok yang terlihat cukup mesra? Entahlah, mereka bahkan sama sekali tak tahu menahu apapun akan Asuna, dan mereka tidak ingin menerka nerka hal yang salah. Dibanding mereka berpikiran negatif, mereka lebih memilih percaya jika suatu hari nanti Asuna pasti akan bercerita apapun kepada mereka. Mungkin belum saatnya gadis berambut coklat itu berterus terang? Entahlah.

'Kirito? Jika yang dikatakan ayah memang benar, maka itu artinya Asuna san dalam bahaya' batin Leafa menatap lekat keduanya secara bergantian, sebelum ia benar benar menatap Asuna dengan pandangan yang sulit diartikan.

**...**...**...**...**...**...**...**

"ne Kirito, terima kasih karena sudah menemaniku seminggu ini, kau sudah benar benar membuatku tenang sekarang, mungkin aku masih merasa sedih, tapi aku benar benar bersyukur dengan kau yang selalu menghibur dan menemaniku, aku bisa menjadi jauh lebih berpikir tenang sekarang" ucap Asuna menatap Kirito sambil tersenyum lembut.

Kirito sendiri hanya terpaku dengan senyuman Asuna, karena jujur saja, entah bagaimana? tapi...dadanya menjadi tidak beraturan saat ia berada di dekat gadis berambut coklat itu.

"ne Kirito? Ada apa? Apa...ada sesuatu yang aneh di wajahku?" tanya Asuna bingung sambil memegang wajahnya sendiri, karena bingung mendapati Kirito menatapnya dengan cukup intens.

ROSES [SAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang