Dijodohkan

181 8 1
                                    

**~~**~~**~~**~~**
**~~**~~**
**~~**

Suara tapakan kaki bergema memasuki sebuah mansion yang cukup besar. Meski besar namun dapat di lihat dari luar jika tempat itu sebenarnya cukup strategis, dengan banyaknya pepohonan yang menutupi mansion tersebut membuat mansion itu sulit untuk tertebak.

Langkahnya berhenti tepat di ruang tamu saat melihat terdapat 3 sosok yang begitu dikenalinya sedang duduk dengan aktivitas masing masing, ada yang bermain handphone seperti Klein, ada yang membaca beberapa berkas yang Kirito tidak ketahui apa isinya dan sosok itu adalah Sinon yang duduk berhadapan dengan Klein, dan di samping Klein sendiri sosok anggota termuda mereka. Pemuda bersurai hijau yang terlihat memainkan laptopnya dengan serius. Dan dapat ia liat sepertinya ketiganya tidak menyadari kedatangan akan sosoknya.

"hai Klain, Sinon, Renri" sapa Kirito melihat ketiga anggotanya berkumpul.

Ketiganya menoleh saat suara Kirito memasuki indera pendengaran mereka menatap Kirito.

"yo Kirito, kau sudah pulang sekolah rupanya" balas Klein melihat sahabat karibnya itu sudah datang.

Kirito menatap dengan senyuman sebagai balasannya, sebelum beralih menatap Renri. Ia mengingat bahwa dia memberi pemuda itu sebuah tugas kemarin bersama Alice, dan hari ini harus jalankan.

"Renri bagaimana tadi? Apa kau dan Alice berhasil mendapat pentunjuk? Dan juga Alice di mana?" tanya Kirito ingin meminta penjelasan pemuda itu.

Renri menatap sekilas Kirito lalu menatap leptop yang sedari tadi ia gunakan. Sinon dan Klein yang berada di sampingnya menatap Renri bingung lalu beralih menatap Kirito.

"Kirito kau memberi Renri tugas apa? Terlebih kau juga menyuruh Alice ikut, kau tahukan kondisinya?" tanya Sinon yang tak bisa menguasai rasa penasarannya.

Klein yang berada di hadapannya hanya mengganguk menatap Kirito meminta penjelasan.

"aku hanya menyuruh Renri dan Alice untuk memata matai sesuatu, kalian tidak perlu khawatir" jawab Kirito semakin membuat Sinon maupun Klein mengeryit bingung.

"apa itu terlibat dengan Laughing Coffin?" tebak Sinon langsung tanpa memedulikan sekitarnya.

Yah bisa dibilang, nama organisasi itu adalah nama yang harus di ucapkan secara hati hati karena ada beberapa anggota mereka yang cukup sensi dengan nama organisasi itu. Bisa dibilang masih trauma, dan sosok itu adalah pemuda bersurai hijau yang saat ini tengah mematung.

"oi Sinon bisa tidak kau memikirkan sekitar saat berbicara?" kesal Klein akan sikap Sinon yang semenanya.

Sinon terdiam lalu mengalihkan pandangannya menatap anggota termuda mereka. Menghela nafas lelah, ia tadi hanya kebablasan mengucapkannya karena rasa penasarannya yang terlalu tinggi.

"Renri aku minta maaf, aku tadi hanya keceplosan saja, aku tahu diantara semua anggota kaulah sosok yang memiliki trauma mendalam untuk itu" ucap Sinon yang merasa bersalah pada pemuda itu.

Renri yang mendengarnya menatap Sinon dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"ti..tidak, tidak apa apa Sinon san, sekarang aku sudah tidak apa apa, aku hanya sedikit syok saat tahu jika misi Kirito san berhubungan dengan mereka" jelas Renri dan menatap Kirito lekat, bahkan di akhir kalimat suaranya pun mulai merendah.

ROSES [SAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang