Identitas

152 13 6
                                    

**~~**~~**~~**~~**
**~~**~~**
**~~**

"ne Asuna san apakah bukunya sudah di beli?" tanya Alice.

Saat ini mereka berdua sedang berjalan keluar dari toko buku, dan sedang asik berbincang satu sama lain tanpa mereka sadari jika terdapat sosok yang mengawasi mereka dari balik mobil tak jauh dari tempat mereka berdua.

"yah begitulah Alice chan, arigatou karena sudah mau menemaniku Alice chan" ucap Asuna sambil tersenyum senang.

"ah tak apa Asuna san, lagian aku juga senang bisa menemani Asuna san" ucap Alice membalas senyuman Asuna.

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil Kirito, Alice pun mulai menyalakan mesin mobil Kirito dan melajukan dengan kecepatan sedang.

Alice yang semula tak menyadari adanya sebuah mobil yang mengikutinya, kini akhirnya ia pun menyadarinya.

'mengapa mobil itu mengikuti kami?' batin Alice waspada melihat adanya sebuah mobil hitam dari kaca spion mobil Kirito yang mengikuti mereka.

Pandangannya pun ia arahkan menatap Asuna yang belum menyadari bahwa ada sebuah mobil yang mengikuti mereka.

'jika itu dari organisasi 'Laughing Coffin' maka ini gawat, sekarang Asuna san sedang bersamaku, dan lagi Kirito juga tidak ada' batin Alice menatap lekat Asuna.

'jika aku secara tiba tiba mempercepat laju mobil ini, maka bukan hanya Asuna san yang akan kebingungan, melainkan mobil itu juga akan tahu jika aku sudah sadar kalau dia mengikutiku' batin Alice bingung.

'aku akan mencoba menghubungi Kirito sekali lagi' batin Alice.

Ia pun mencoba merogoh ponselnya, dan mulai membuka layar ponselnya itu. Mencari sebuah kontak nama yang menjadi teman satu patnernya.

"eh Alice chan? Kamu mengubungi siapa?" tanya Asuna saat sadar jika Alice ingin menghubungi seseorang.

"eh emm aku hanya mau tahu apa yang Kirito lakukan sekarang Asuna san" jawab Alice ngasal.

'jika identitasku dan Kirito terbongkar sekarang, maka kemungkinan untuk melindungi Asuna san lagi menjadi sangat kecil, apalagi sekarang Laughing Coffin mulai bergerak' batin Alice menatap sebuah mobil yang masih mengikuti mereka melalui kaca spion.

"owh, baiklah, sepertinya Alice chan selalu mengkhawatirkan Kirito yah" jawab Asuna sambil tersenyum.

"hehehe yah begitulah Asuna san" balas Alice sambil tersenyum kikuk.

'sial kenapa dia tidak mengangkatnya? Bagaimana ini sekarang?' batin Alice kesal karena Kirito sama sekali tak mengangkat telponnya.

"eh emm Alice chan? Rasanya ada yang aneh, sepertinya mobil hitam di belakang kita mengikuti kita dari tadi" sadar Asuna saat melihat sebuah mobil hitam yang terus mengikuti mereka.

'sial, sekarang Asuna pun akhirnya menyadarinya, bagaimana ini?' batin Alice bingung.

"eh benarkah?" kaget Alice pura pura, seakan dirinya baru saja mengetahuinya.

"hm, bahkan jalanan yang kita lalui mulai sepi, tidak mungkin mobil itu harus terus menerus melalui jalan yang sama dengan kita bukan?" ujar Asuna bingung sekaligus mulai takut.

"em" Alice sesaaat terdiam, sebelum membuka suaranya kembali.

"em Asuna san, apakah aku boleh menambah sedikit kecepatan mobil ini? takutnya nanti mobil yang mengikuti kita itu mobil orang orang yang berniat tidak baik kepada kita" ucap Alice sedikit ragu. Bagaimana pun ia tetap harus berhati hati dalam mengucapkan sebuah kalimat, apalagi saat ia mulai dalam keadaan terdesak seperti ini.

ROSES [SAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang