28. Engagement?

431 77 27
                                    

TYPO BEBS!!
_____________________________________________
_____________________________________________

02.00 a.m

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari dan Nallyn baru saja tiba di depan pintu rumahnya

Tidak seperti biasa yang mengendap endap, kini Nallyn berlenggang santai dan memencet bel, dua kali pencetan dan pintu besar rumahnya terbuka

Harry berdiri dengan kedua tangan melipat manis di depan dada, "malam, dad," sapa Nallyn dengan enteng

Harry diam dan menunggu penjelasan putri semata wayangnya itu, "Nallyn cuma tepatin janji aja," jelas Nallyn

"Dengan balapan dan mendapatkan lecet, Nallyn?" tanya Harry dengan aura interogasi yang pekat

"Ini udah kebiasaan Nallyn dan kebiasaan itu gak bisa dihilangin gitu aja!" seru Nallyn

"Sekalipun daddy minta?" tanya Harry dengan raut wajah penuh ketegasan

Nallyn hanya mengangguk kaku

Yah, bagaimana mungkin seorang Nallyn yang sudah terbiasa hidup bandel harus berubah menjadi anak penurut?

Sejak dirinya kecil, semua keinginannya dipenuhi. Walaupun kedua orangtuanya cukup tegas tetapi tetap saja semua keinginannya pasti terpenuhi

Nallyn tidak salah pergaulan, ia hanya berteman dengan orang orang yang lebih bebas. Tidak terikat oleh jabatan dan peraturan, hidup dengan santai tanpa beban atau embel embel warisan dan tahta

Namun memang dasarnya memiliki darah penerus tahta seperti Nallyn apalah mau dikata. Ia menjalani sebisanya, berusaha tidak mencemarkan nama baik keluarga walau sebenarnya tindak kenakalan Nallyn belum separah itu, mungkin.

"Nallyn, daddy tidak suka dengan anak gadis yang mainnya kayak anak cowok!" seru Harry

"Nallyn tau," sahut Nallyn

"Kamu tau kan apa yang akan terjadi kalau setiap daddy mengajari kamu dan kamu selalu melawan?"

Nallyn menunduk dan mengangguk kan kepalanya

Harry menghela nafas kasar

"Kembali ke kamar kamu dan tidur, besok semuanya bakalan datang ke sini. Kita bicarakan hukuman kamu dan Aldifa," ujar Harry dan berlalu meninggalkan Nallyn

Mata Nallyn melotot, ia hendak membantah perkataan Harry tapi daddynya itu sudah terlanjur pergi dan sudah pasti tidak akan menerima yang namanya negosiasi.

*****

Kediaman Xavier

"ALDIFA BANGUN!!"

Dira menggedor gedor pintu kamar putra semata wayangnya itu, namun tidak ada sahutan dari dalam sana

"ALDIFA!"

Lagi lagi suara teriakan Dira menggelegar namun masih belum ada sahutan

Dira mengambil kunci cadangan yang dibawanya sebelum membangunkan kebo satu ini

Dengan pelan tapi pasti Dira membuka pintu kamar putranya itu

"ALDIFA BANGUN!!" teriak Dira

Next GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang