Unlucky Day II

5.5K 403 29
                                    


Di lain tempat....

“APA? Papa dan Mama bercanda kan?” Aileen melihat kedua orang tuanya bergantian tidak ada raut bercanda di wajah keduanya.

“Enggak enggak aku enggak mau di jodohkan.” Seru Aileen menggeleng kan kepalanya berkali-kali tanda ia tidak setuju dengan ide gila kedua orang tuanya.

“Kamu udah punya kekasih?” Tanya Papa.

“Tidak, tapi bukan berarti aku setuju dengan ide gila ini.” Ucap Aileen dengan tegas.

“Tenang lah nak.” Mama Aileen memegang tangan putranya dan membimbing nya untuk kembali duduk.

“Kamu pasti suka sama anaknya dia anak yang baik dan juga cantik Papa dan Mama tidak mungkin memberikan yang buruk untuk mu apalagi soal pendamping hidup mu.” Papa mencoba memberikan pengertian untuk putra nya.

“Papa tidak pernah meminta sesuatu padamu kali ini tolong turuti permintaan Papa kamu pasti tidak akan menyesal.” Kata Papa.

Selama ini Aileen hidup dengan baik kedua orang tuanya tidak pernah menentang dirinya ia selalu hidup sesuai keinginannya. Tapi perjodohan itu sesuatu yang mustahil untuk Aileen mengingat tempramennya yang buruk bisa-bisa anak gadis orang akan terluka setiap hari jika bersama dirinya. Aileen menatap kedua orang tuanya bergantian yang menunggu jawabannya dengan penuh harapan, iya ini pertama kalinya Papa minta tolong kepadanya haruskah ia menerimanya begitu saja bisakah ia menjalin ikatan tanpa cinta banyak hal yang bersarang di pikirannya kali ini ia hanya ingin menikah sekali seumur hidup tapi tidak dengan perjodohan.

Ia mengusap wajahnya dengan gusar dan menghembuskan nafas panjang sebelum berkata, “baiklah.” Mari kita bertemu dulu, iya mari bertemu dan pastikan tidak ada pernikahan Aileen meyakinkan dirinya sendiri.

“Kita akan bertemu lusa dengan mereka persiapkan dirimu.” Sebelum beranjak Papa menepuk pundak putranya seakan mengatakan kalau akan baik-baik saja.

🌿🌿🌿

Aileen berjalan memasuki hotel dengan wajah datar tapi menusuk untuk siapa saja yang melihatnya, matanya memancarkan aura kejahatan yang siap membunuh siapapun jika berani mengusiknya. Semua karyawan yang melihatnya tau kalau bos nya saat ini dalam mode singa walaupun setiap hari ia berwajah datar tapi kali ini semua berbeda ia jauh lebih garang dari biasanya mereka berusaha bersikap biasa saja dan mencoba untuk tidak melakukan kesalahan karena mereka bisa habis di marahin sama Aileen tiada henti.

Setelah sampai di lantai CEO ia melihat meja Mirza kosong membuatnya semakin jengkel bisa-bisanya seorang CEO yang duluan datang daripada sekretarisnya dengan kesal ia masuk ke ruangan nya dan menutup pintu dengan kasar.

“Aaahhh!” Aileen mengerang karena ada sesuatu yang ia pijak.

Ia melihat kebawah untuk melihat benda apa yang ia pijak ternyata itu adalah mainan prajurit dengan pistol yang digenggamnya ia mencengkram main tersebut dengan rahang yang mengeras segera menelfon bagian kebersihan.

“YAA SIAPA YANG MEMBERSIHKAN RUANGAN SAYA SEGERA KEMARI DALAM 10 DETIK!!!” Aileen berteriak kesal sambil masih menggenggam mainan tersebut.

Tidak lama terdengar suara ketukan pintu, “MASUK!” Teriak nya.

“Pe-permisi pak a-ada yang bi-bisa saya bantu.” Cleaning service itu tergagap dengan wajah tertunduk tidak berani menatap Aileen.

Aileen melemparkan mainan tersebut tepat di wajah cleaning service tersebut. “Itu punyamu?” Tanya nya dengan santai tapi juga ada nada marah dari katanya. Cleaning service itu mengambil mainan yang di lempar tadi.

“I-iya maafkan saya ini milik a-anak saya mungkin ia menaruh nya di saku saya dan tidak sengaja terjatuh waktu membersihkan ruangan bapak.” Mendengar penuturan pegawainya itu membuat emosi nya memuncak.

“KALAU NGOMONG LIHAT SAYA NGAPAIN LIHAT BAWAH KAMU PIKIR DENGAN BEGITU SAYA AKAN MELUPAKAN KEJADIAN INI!!” Ia berteriak untuk sekian kalinya.

Dengan takut-takut cleaning service itu mengangkat wajahnya untuk menatap bosnya. Terlihat lah wajah Aileen yang memerah akibat menahan amarahnya.

“KAMU TAU BETAPA BAHAYANYA MAINAN ITU HAA GIMANA KALAU SAYA JATUH AKIBAT MAINAN MURAHAN ITU!!” Aileen sudah berada di luar kendalinya.

“KAMU SAYA PE....” Ucapan Aileen terhenti akibat seseorang datang nyelonong masuk ke dalam ruangannya siapa lagi jika bukan Mirza hanya dia yang berani melakukan hal seperti itu tanpa rasa takut.

“Kamu keluar lah. Mulai hari ini kamu bertugas untuk membersihkan loby saya akan menyuruh yang lain untuk membersihkan ruangan Aileen.” Tanpa basa-basi cleaning service itu langsung pamit dan berlari keluar dengan tergesa-gesa Aileen yang kesal melihat Mirza bisa-bisanya ia yang memutuskan tanpa sempat Aileen mengatakan apapun.

Mirza yang tau arti tatapan itu berkata, “kamu udah memecat 250 karyawan dalam setengah tahun ini jangan menambah angka lagi kendalikan dirimu jangan cuma gara-gara mainan hotel mu bangkrut nantinya.”

“Lo mendoakan gue bangkrut? Waa jika gue bangkrut lo juga yang akan rugi.”

“Tidak. Gue bisa jadi sekretaris di tempat lain dengan wajah tampan dan otak pintar gue.” kata Mirza dengan entengnya.

Senyum itu membuat Aileen semakin jengkel melihatnya sungguh betapa sialnya ia hari ini harus mendapatkan kabar bahwa ia di jodohkan dan ia hampir jatuh karena sebuah mainan ia duduk di kursi kebangsaan nya menarik nafas untuk menenangkan pikirannya saat ini.

“Ada apa?” Tanya Mirza tiba-tiba membuat Aileen menatapnya. Mirza menyadari bahwa atasannya sekaligus adik itu seperti sedang banyak pikiran.

“Gue di jodohkan Kak.” Seru Aileen dengan sendu. Mirza yang melihatnya sedikit iba Aileen sangat jarang memanggilnya dengan embel-embel 'Kak' kecuali saat ia emang sedang benar-benar sedih dan membutuhkan seorang saudara untuk memberi nya nasihat.

Mirza menarik kursi untuk duduk tepat di hadapan aileen. “Coba saja dulu kita tidak akan tau itu enak atau tidak sebelum kita mencobanya.” Kata Mirza acuh tak acuh.

What lo nyuruh gue cobain dia gitu astagfirullah gak boleh dosa cobain sebelum menikah.” Mirza memukul kepala Aileen mencoba menyadarkan pria itu bahwa bukan begitu maksud perkataannya.

“Jangan banyak berpikir otak lo jadi koslet kan.”

“Lah kan lo sendiri bilang coba-cobain apaan coba.” Kata Aileen tidak mau kalah.

“Maksudnya coba ketemuan dulu gitu mana tau lo tertarik.” Terangnya dengan sejelas-jelasnya.

“Gak usah lo suruh gue juga akan ketemu dia lusa Bokap Nyokap udah atur pertemuan itu.” Lagi-lagi Aileen hanya bisa mendesah seperti nya tidak ada cara lain kecuali bertemu wanita itu.

Good luck gue keluar dulu.” Sebelum membuka pintu Mirza berbalik dan berkata, “jangan terlalu dipikirkan gue tau gimana orang tua lo mereka pasti memberikan yang terbaik buat lo jadi jangan cemas.” Hanya itu yang bisa Mirza katakan sebagai seorang Kakak dan ia pun menghilang di balik pintu.

🌿🌿🌿

Babang mirza idola banget sini sini sama author 😬

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND
I LOVE YOU ♥

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND I LOVE YOU ♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang