Fitting Baju

4.2K 339 18
                                    


Setelah hari pertemuan itu kedua orang tua mereka langsung menyiapkan semua yang di perlukan seperti undangan dekorasi dan lain sebagainya saat ini Winda dan Aileen tengah berada di butik untuk melakukan fitting baju pengantin mereka.

“Selamat siang pak bu. Ada yang bisa saya bantu?” Seru salah satu pegawai saat kami memasuki butik.

“Kami ingin melihat baju pengantin yang cocok untuk tema garden.” Orang tua mereka membuat acara bertemakan garden atau outdoor katanya sih biar sejuk daripada di gedung sumpek kalau ramai-ramai ntah berapa banyak tamu yang akan mereka undang Aileen dan Winda hanya mengikuti saja.

“Silahkan lewat sini. Ini adalah baju-baju terbaik yang kami punya saya yakin warna apa saja akan cocok pada anda karena anda memang sudah cantik.” Mereka menunjukkan beberapa gaun pengantin yang modern dan juga elegan.

“Terimakasih atas pujian nya.” Winda tersenyum manis pada pegawai wanita itu membuat pegawai pria yang ada di belakang wanita itu terpesona akan senyum manis itu Aileen menatap tak suka pada pria itu bagaimana tidak ilernya seperti akan menetes sebentar lagi.

“Hmm cepatlah. Jangan membuang waktu.” Aileen berdehem mencoba supaya Winda cepat-cepat di bawa pergi oleh pegawai wanita itu untuk mencoba baju sedangkan Winda ingin mengumpati pria itu apa katanya membuang waktu kenapa dia tidak menolak tadi waktu Om Ardian menyuruh mereka ke butik.

Dengan kesal Winda mengikuti pegawai wanita itu untuk mencoba-coba baju sedangkan Aileen duduk manis di sofa yang disediakan menunggu Winda mencoba bajunya barulah ia mencari jas yang senada dengan gaun yang akan Winda kenakan nanti.

Ini bukan pertama kali mereka bertemu lagi setelah saat itu mereka sering bertemu dan jangan lewatkan perdebatan mulut juga. Seperti memilih undangan Winda ingin undangan yang ada corak pinknya sedangkan Aileen ingin yang berwarna hitam atau putih saja. Winda mengatakan pada Aileen, “masa hitam putih kayak zebra aja.

Hitam atau putih gue bilang ya lo pilih salah satu kan bisa.Aileen sungguh kesal kenapa harus pink coba warna pink itu gak banget bagi Aileen.

Hitam kayak pemakaman sedangkan putih terlalu suci untuk pernikahan yang terpaksa.” Winda menekan kata ‘terpaksa’ di hadapan Aileen membuat pria itu menggeram kesal.

Kedua orang tua mereka yang mendengar perdebatan mereka pun mengambil jalan tengah kalau undangan akan memiliki warna perpaduan antara pink dan juga putih aileen dan winda pun akhirnya mengangguk setuju.

Tirai pun terbuka menampakkan Winda mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan lengan panjang yang menampakkan punggung dan juga belahan dadanya aileen yang melihat itu terpanah ia baru menyadari jika Winda cukup seksi Winda berdehem membuat Aileen tersadar dari lamunannya yang sedang mengagumi kecantikan Winda.

“Ga-ganti.” Aileen tidak mengerti kenapa ia jadi gugup seperti ini.

“Kenapa? Bukankah ini bagus?” Winda melihat penampilan nya yang menurutnya sangat bagus kenapa Aileen tidak menyukainya dasar pria aneh.

“Tidak itu jelek lo bisa masuk angin yang nantinya akan nyusahin gue juga ganti sana.” Sebelum tirai kembali tertutup Aileen melihat wajah Winda yang cemberut dan juga kesal ia sengaja melakukan itu karena takut banyak pria yang matanya jelalatan.

Winda sudah mencoba beberapa baju yang semuanya berakhir dengan penolakan Aileen ia tidak mengerti isi pikiran pria itu padahal ia terlihat cantik mengenakan itu semua. Alasannya selalu tidak masuk akal saat Winda mengenakan baju yang dadanya tertutup hingga leher tetapi bagian punggung dan lengan sangat terbuka Aileen bilang nanti Winda akan digigit nyamuk yang membuat kulitnya akan bintik-bintik. Winda terus mengalah dan terus mencoba baju-baju itu walaupun ia sudah lelah.

“Ganti.” Lagi dan lagi Aileen mengatakan itu apa salahnya coba kali ini padahal ia tidak mengenakkan gaun yang dada ataupun punggung.

“Aileen lo maunya apa sih gue capek tau gak.” Winda mengendus kesal pasalnya ini sudah 2 jam berlalu tapi Aileen tidak juga memutuskan pilihan nya. Winda ingin memilih sendiri tapi aileen dengan keras kepalanya mengatakan lo pulang jalan kaki ia tidak bisa apa-apa karena saat ini tasnya ada di tangan Aileen.

“Kalau capek gak usah nikah. Gampang kan?” Ucap Aileen menaikkan kedua alisnya.

“Kalau bisa semudah itu kita tidak akan disini.” Winda yang geram berbalik badan mengangkat gaunnya untuk ganti ke gaun selanjutnya.

Ini adalah gaun terakhir ia harap Aileen tidak menolak lagi tirai terbuka menampakkan Winda mengenakan gaun berwarna putih tanpa lengan yang menampilkan leher jenjangnya gaun itu sangat pas di badannya bisa dibilang Winda memiliki badan yang ideal jadi ia tidak perlu membesar kecilkan gaun tersebut.

“Bagus.” Setidaknya gaun ini tidak terlalu mengekspos tubuh wanita itu. Winda bernafas lega mendengarnya dengan begitu penderitaannya selesai. Bisa di pastikan akan terjadi perdebatan lagi jika saja Aileen tadi mengatakan ganti.

“Berikan aku jas yang senada dengan gaun ini.” Seru Aileen kepada pegawai pria yang ada di belakangnya ia menunjuk gaun yang dikenakan Winda saat ini.

“Ini tuan.” Pegawai pria itu memberikan jas nya Aileen menerimanya dan segera menuju ruang ganti untuk mencobanya.

Aileen keluar mengenakan jas putih dengan kemeja putih di dalamnya rambutnya di naikkan ke atas sehingga menampakkan keningnya membuat nya sangat tampan sama seperti Winda apapun yang di kenakan aileen akan cocok untuknya. Winda tidak bisa memalingkan wajahnya untuk tidak menatap Aileen walaupun Aileen galak kadang juga kasar tapi tidak bisa di pungkiri bahwa Aileen sangat tampan bisa di bilang ia tipe ideal semua wanita jika saja ia tidak gampang emosi hanya sifatnya saja yang minus tampangnya tidak.

“Calon anda sangat tampan.” Kata sang pegawai wanita yang membantunya tadi.

Winda memalingkan wajahnya untuk menatap pegawai itu yang di tatap hanya tersenyum dan berkata, “saya lihat kalian sangat cocok walaupun sering adu mulut dan saya yakin pernikahan anda akan langgeng sampai kakek nenek.” Mendengar itu Winda hanya tersenyum dia berharap juga begitu ia berharap pernikahannya ini menjadi yang pertama dan terakhir untuknya.

🌿🌿🌿


Yuk yuk dikomen 😚

Ayo kayaknya udah ada benih-benih cinta nih bapak Aileen 😜

Awas jilat ludah sendiri 😂

Part ini lebih sedikit, setiap part naik turun kek mood author 🙈

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND
I LOVE YOU ♥

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND I LOVE YOU ♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang