D-1

3.8K 316 20
                                    


Winda sedang duduk di taman yang berada di dekat apartemennya ia sedang menikmati indahnya siang hari ini yang tidak terlalu panas melainkan sejuk. Ia melihat beberapa keluarga yang sedang asik bermain dan piknik bersama buah hati mereka ia dapat melihat tawa bahagia dari mereka. Memikirkan sebuah keluarga besok ia akan menjadi nyonya Aileen ia akan memulai keluarga barunya bisakah ia melakukannya seperti mereka? Apa arti sebuah pernikahan untuk mereka? Walaupun banyak pasangan yang berhasil melalui sebuah perjodohan tapi tetap saja bukan kah pernikahan dilakukan saat dua manusia yang berlawanan jenis saling mencintai? Bagaimana dengan pernikahan tanpa sebuah cinta? Beberapa orang mengatakan cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu saat mereka tinggal bersama tapi tetap saja ada yang gagal dengan pernikahan tanpa sebuah cinta.

Banyak pertanyaan lainnya yang ada di benak Winda tetapi hanya satu yang mengganggu pikirannya yaitu kabur haruskah ia melakukannya? Ah tapi bagaimana kehidupannya disini banyak orang yang bergantung kepadanya termasuk para karyawannya tidak mungkinkan ia menelantarkan cafe yang ia bangun dari nol dengan usahanya sendiri tidak mungkin juga ia menelantarkan para karyawan nya bagaimana kehidupan mereka, keluarga mereka jika harus menjadi pengangguran? saat ini ia hanya bisa pasrah dan berdoa jika aileen memang jodohnya mereka akan menikah besok jika tidak maka batalkan lah pernikahannya.

"Boleh saya duduk di sini?" Winda membuka matanya yang sempat ia tutup untuk menikmati kesejukan ini ia melihat seorang nenek yang bertanya padanya.

"Boleh silahkan." Ia menggeser posisinya untuk memberi ruang untuk nenek tersebut.

"Terimakasih." Nenek itu pun duduk disebelah Winda.

Ia kembali menutup matanya tetapi suara nenek tersebut membuat matanya terbuka dan menoleh. "Kamu sedang banyak pikiran nak?" Itulah yang nenek itu tanyakan ia seakan tau tanpa Winda katakan.

"Iya nek kok nenek tau? Cenayang ya?" Nenek itu terkekeh mendengarnya sungguh gadis yang baik dan lucu itulah yang ia pikirkan saat melihat Winda.

"Semua yang ada disini pasti tau kamu banyak pikiran nenek melihat mu dari tadi dengan pandangan yang kosong. Ada apa nak?" Nenek tersebut sudah memperhatikan Winda sejak tadi saat ia sedang menunggu cucunya itulah sebabnya nenek tersebut mendatangi Winda.

"Winda hanya sedang bingung nek, besok Winda akan menikah tapi tidak dengan orang yang Winda cintai. Melainkan dari sebuah perjodohan konyol apakah Winda akan bahagia dengan pernikahan ini." Winda menertawai dirinya yang tidak bisa melakukan apa-apa.

Nenek itu menggenggam tangan Winda dan berkata, "hey kamu pikir semua orang yang menikah karena cinta bahagia? Mau mendengarkan kisah nenek? Mungkin kamu bisa mengambil keputusan setelah ini." Winda pun mengangguk setuju.

"Nenek dulu menikah dengan atas nama cinta nenek sempat memiliki pikiran seperti mu apakah nenek bahagia dan jawabannya iya saat itu karena nenek sangat mencintai si kakek tapi kenyataannya semua tidak seindah itu pernikahan kami berantakan saat kami sudah memiliki satu anak si kakek berubah ia menjadi pria yang kasar dan ia sempat berselingkuh dari nenek setika rasa cinta itu lenyap dan berubah menjadi benci. Jadi tidak peduli kamu menikah karena cinta atau tidak yang penting adalah pria yang kamu nikahi baik atau tidak karena cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu karena terbiasa bersama." Ucap nenek itu sambil mengelus punggung tangan Winda.

"Terus apa yang terjadi selanjutnya? Apa nenek berpisah?" Tanya winda dengan penasaran.

"Tidak nenek tidak bisa karena anak nenek masih kecil saat itu ia masih membutuhkan sosok-sosok ayah kami berusaha bersikap biasa walaupun nenek tidak sanggup sampai suatu hari si kakek meninggal karena sebuah kecelakaan saat itu si kakek berkata maaf. Maafkan aku karena gagal menjadi suami untukmu nenek tidak tau harus bereaksi seperti apa saat itu yang nenek tau rasa cinta nenek lebih besar daripada rasa benci nenek padanya dan semenjak saat itu nenek tidak menikah lagi ntah karena nenek takut untuk memulai lagi atau karena nenek masih tidak bisa melupakan si kakek jadi nenek memutuskan untuk fokus ke anak nenek saja." Winda melihat si nenek seperti sedang menerawang jauh ke masa lalunya sungguh ia ikut prihatin karena tidak mudah untuk mengurus seorang anak sendirian apalagi sang suami yang selingkuh dan main tangan padanya.

"Nenek selalu berdoa kapan penderitaan nenek berakhir dan sepertinya tuhan menjawab doa nenek dengan mengambil nyawa si kakek. Seiring berjalannya waktu semuanya perlahan membaik hanya waktu yang dapat menyembuhkannya." Nenek itu tersenyum walaupun begitu Winda bisa melihat sedikit kesedihan dimatanya.

"Iya nenek benar Winda harap pria yang akan Winda nikahi besok adalah pria yang baik Winda yakin dia baik ya walaupun dia sedikit galak nek." Mereka berdua pun tertawa dan terus bercerita hingga cucunya si nenek datang untuk menjemputnya Winda pun juga beranjak pergi kembali ke apartemennya.

🌿🌿🌿


Sedangkan aileen saat ini tengah duduk di sofa ruang tamunya menonton TV bukan lebih tepatnya TV yang menontonnya karena pandangan Aileen sedang kosong saat ini ia memikirkan bagaimana hidupnya setelah besok ia menikah walaupun Aileen belum pernah merasakan yang namanya cinta dari lawan jenis tetap saja ia pernah berharap akan menikahi wanita yang ia cintai suatu saat nanti tapi apa nyatanya ia malah di jodohkan.

Mama Aileen yang melihat putranya sedang termenung pun menepuk pundak putranya dan duduk di sebelahnya. "Kamu kenapa nak?" Aileen pun tersadar dan menoleh untuk mengetahui siapa yang menepuk pundaknya ternyata adalah mamanya tercinta.

"Mama. Aileen hanya sedang berpikir apa ini keputusan yang tepat yang aileen pilih? Apakah Aileen akan bahagia dengan pernikahan Aileen besok?" Aileen bertanya-tanya tentang hal itu dari tadi tapi pikirannya menolak untuk memberikan sebuah jawaban kepadanya.

"Dengar kan mama. Mama dulu juga sama seperti kamu mama juga di jodohkan oleh kakek kamu mama awalnya juga tidak saling mencintai sama papa kamu tapi kamu lihat sekarang mama maupun papa bahagia apalagi karena adanya kamu kebahagiaan kami lengkap sudah. Walaupun awalnya sulit buat kami menerimanya tapi kami selalu mencoba ikhlas dan mempercayakan semuanya pada yang diatas manusia hanya bisa menjalankan apa yang telah di berikan oleh nya bukan kan begitu? Jadi jangan takut tapi cobalah untuk menerimanya mama yakin kalian akan berakhir seperti kami." Papa datang tersenyum sambil merangkul mama. Ya ia tidak pernah melihat kedua orang tuanya bertengkar karena masalah yang besar mereka selalu harmonis kapanpun dan di manapun mereka juga adalah panutan bagi Aileen ia juga ingin memiliki keluarga seperti itu.

Aileen hanya mengangguk apa yang di katakan mamanya ada benarnya tapi tetap saja haruskah ia pasrah begitu saja? Menerima semuanya? Ayolah itu bukan Aileen namanya. Ia hanya menghembuskan nafas kasar sepertinya tidak ada jalan lain ia harus menikah besok tidak mungkin ia kabur bisa-bisa mama dan papa akan malu karena undangan semua sudah di sebarkan. Aileen memilih beranjak ke kamarnya untuk tidur hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini menenangkan pikirannya dengan cara tidur walaupun hari masih siang.

🌿🌿🌿

Hai hai gimana nih yuk di komen😚

Udah kalian emang berjodoh jangan di ambil pusing jalanin aja dulu ntar juga suka 😜

Thank you untuk 1k nya 🤗

SEE U..♥️

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND I LOVE YOU ♥

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND I LOVE YOU ♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang