Siuman

4.2K 279 70
                                    


Sepasang mata indah itu perlahan terbuka. Ia mencium aroma obat-obatan seperti nya ini di rumah sakit. Perlahan ia mengedarkan pandangannya samar-samar ia melihat seorang pria yang tengah duduk dengan memejamkan matanya di sofa sudut ruangan itu.

“Kenan...” Ya pria itu Kenan Adiknya. Winda memanggil Adiknya dengan suara parau.

Kenan langsung membuka matanya ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Akhirnya Winda membuka mata untuk pertama kalinya setelah enam bulan lamanya wanita itu koma.

“Kakak sudah siuman?” Tanpa sadar Kenan meneteskan air matanya. “Kamu membuat ku takut Kak. Jangan lakukan ini lagi.” Kenan memeluk tubuh Winda yang masih terbaring lemas. Pria itu menangis sejadi-jadinya ia sangat senang melihat Winda yang sudah sadar dari komanya.

“Sudah jangan menangis. Aku tidak apa.” Winda menggerakkan tangannya untuk mengelus kepala sang Adik.

“Apanya yang tidak apa.” Winda tersenyum melihat wajah sang Adik yang menggemaskan. Kenan menangis sesenggukan sambil memarahi Winda membuat pria itu menggemaskan.

“Kenan bisa kamu ambilkan air? Kakak sangat haus.” Kenan menghapus air matanya. Ia segera mengambil air putih yang ada di nakas samping tempat tidur Winda. Kenan membantu Winda untuk minum.

“Kakak tunggu di sini biar aku panggilkan Dokter dan yang lain dulu.” Winda hanya mengangguk lemas.

Dokter pun datang dan memeriksa kondisi Winda.

“Bagaimana Dok kondisi anak saya?” Tanya Ibu khawatir.

“Anak Ibu baik-baik saja. Dia hanya perlu banyak istirahat. Akibat koma yang di alaminya dia perlu pemulihan karena tubuhnya sedikit kaku sebab berbaring untuk waktu yang lama. Untuk kepalanya hanya ada pendarahan sedikit saja. Tidak ada efek samping seperti amnesia atau lain sebagainya. Nanti akan di kasih obat untuk membantu pemulihan kepalanya.” Mendengar penuturan itu mereka pun menghembuskan nafas lega.

“Kalau begitu saya permisi dulu. Nanti hasil ronsen nya akan di antarkan oleh Suster.” Pamit Dokter tersebut.

“Baik Dok terimakasih.” Seru Ayah.

“Aileen dimana?” Tanya Winda sebab ia tidak menemukan Aileen di antara mereka.

Mereka semua menatap Winda bingung.

“Aileen? Aileen siapa?” Tanya Ibu yang tidak mengerti.

“Aileen suami aku. Masa gak tau sih.” Gerutu Winda.

“Yah Bu tadi Dokter bilang otaknya gak ada bermasalah kan ya?” Kedua orang tua Winda menggeleng. Mereka bertiga saling tatap. Aileen? Suami? Mereka sungguh tidak mengerti maksud Winda.

“Ih Kenan Kakak baik-baik aja.” Winda mengerakkan tubuhnya ke kanan ke kiri walaupun dengan gerakan pelan.

“Kakak kalau dirimu baik-baik aja gak mungkin Kakak lupa kalau Kakak ini masih jomblo bahkan sebelum Kakak kecelakaan. Pacar aja gak punya apalagi suami.” Jleb sakit. Jomblo bukan berarti ia tidak pernah pacaran gini-gini Winda memiliki banyak mantan.

“Serius?” Ketiganya mengangguk dengan serentak. Winda ternganga tidak percaya.

“Berapa lama aku koma?”

“Enam bulan.” Jawab Kenan.

Winda makin ternganga tidak percaya mendengar perkataan sang Adik. Begitu lama ia tertidur sampai halu seperti ini.

Ya Winda mengalami kecelakaan mobil saat ia kembali dari puncak. Untung saja tidak ada cidera serius yang di sebabkan oleh kecelakaan itu. Hanya saja kepalanya mengalami sedikit pendarahan yang menyebabkan dirinya koma.

Sweet Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang