New House

4.2K 321 27
                                    


Winda dan Aileen tengah berada di dalam mobil mereka baru saja check out dari hotel. Ya setelah hari pernikahan kedua orang tua mereka menyuruh untuk tinggal di hotel saja selama tiga hari anggap saja itu sebagai bulan madu, karena kedua orang tua mereka mengerti kesibukan masing-masing yang belum sempat untuk berlibur untuk bulan madu. Sudah 3 hari 48 menit 15 detik mereka menikah tapi tetap saja keduanya sering adu mulut tidak ada yang mau mengalah baik di hotel maupun seperti sekarang ini mereka bertengkar karena Winda ingin menghidupkan musik tetapi Aileen mencegahnya karena bising.

“Aileen niat gue kan baik biar gak senyap mending kita hidupkan musik aja.” Winda masih bersikeras ingin menghidupkan musik.

“NO. Ini mobil siapa? Mobil gue kan? Jadi lo harus turutin perkataan gue.” Aileen menghempaskan tangan Winda yang tadi di genggaman nya karena ia menahan tangan itu biar tidak menghidupkan musik.

“Hee lo lupa kita ini sudah menikah.” Winda menunjukkan jari manisnya yang terdapat sebuah cincin kawin mereka. “Jadi semua punya lo jadi punya gue juga termaksud mobil ini.” Lanjut Winda dengan geram.

“Enak aja lo kita tuh cuma nikah di atas kertas bukan dari hati.” Perkataan Aileen itu membuat Winda sadar jika pernikahan mereka tidak berarti apa-apa.

“Negara juga loh ya.” Winda yang sewot juga mengingatkan Aileen bahwa negara mengakui mereka sebagai suami istri. Winda yang kesal mengambil ponsel dan headset nya ia memutar lagu sekuat-kuatnya tidak memperdulikan Aileen yang menatapnya dengan tajam.

Mobil mereka berhenti di perkarangan sebuah rumah yang terlihat megah, itu adalah rumah baru mereka hadiah dari orang tua mereka sebagai kado pernikahan. Rumah itu tidak terlalu besar dan juga kecil terlihat sederhana tapi juga elegan. Ketika mereka masuk semua perabotan sudah tersedia di dalamnya mereka tidak perlu repot-repot lagi untuk mencarinya, semua terlihat begitu mewah bahkan hanya vas kecil saja begitu indah. Winda melihat ada aquarium di sudut ruang tamu dan terdapat ikan hias di dalamnya yang ia yakini mereka adalah lala, dipsi, dan poo ikan kesayangannya Aileen. Di rumah ini terdapat empat kamar yang dimana satu kamar adalah kamar utama, terdapat juga kolam renang yang disekelilingnya terdapat taman yang cukup luas membuat tempat ini sangat cocok untuk bersantai. Terdapat juga sebuah dapur dengan alat masak yang lengkap winda tidak menyangka para orang tua itu menyiapkan ini semua dalam waktu singkat.

“Gue di kamar utama lo di kamar itu.” Aileen menunjuk sebuah kamar yang tidak jauh dari kamar utama hanya berselang satu pintu saja.

“What? Kenapa gak lo aja yang disitu gue dikamar utama.” Winda tidak habis pikir pria itu enak-enakan tidur dikamar yang besar sedangkan winda di kamar ini walaupun tidak terlalu kecil tapi tetap saja enakan di kamar utama.

“Kamar utama ada meja kerjanya makanya gue yang disini.” Kamar utama memang terdapat meja kerja yang akan di gunakan Aileen jika ia sedang bekerja di rumah.

Winda menghela nafas kasar lagi dan lagi ia harus mengalah kepada Aileen kenapa ia harus terlahir dengan hati yang baik dan suka mengalah ini. Mereka masuk ke kamar masing-masing untuk menyusun pakaian mereka yang berada di koper.

🌿🌿🌿


Winda turun kebawah karena perutnya keroncongan ia ingat tidak memakan apapun selain breakfast di hotel tadi itu pun hanya roti dan susu saja mana mempan untuk perut Winda. Ia menuju dapur seketika matanya berbinar-binar melihat kulkas yang sudah di isi penuh dengan bahan makanan ia pun mengambil ayam meracik bumbu untuk membuat ayam goreng selesai meracik bumbu ia pun segera memasak nasi juga. Setengah jam pun berlalu semua sudah siap nasi juga sudah masak ia mendengar derap langkah kaki mendekat dan terlihat lah Aileen yang sudah berganti pakaian dengan lebih santai.

“Lo bisa masak?” Tanya Aileen dengan nada merendahkan ia melihat makanan sudah tersaji di meja makan.

“Emang elo.” Seru Winda tidak kalah sinis. Winda hidup sendirian di Jakarta tentu saja ia bisa melakukan apapun sendirian ia bukan wanita yang lemah buktinya mengangkat koper sampai di kamar nya ia kuat.

Winda menyendokan nasi kepiring nya dan mengambil sepotong ayam ia mendongak menatap Aileen yang masih setia berdiri sambil memperhatikan gerak-geriknya.

“Ngapain lo lihatin gue? Naksir?” Aileen tersedak ludah nya sendiri mendengar perkataan Winda.

“Mimpi.” Aileen kesal melihat Winda, “apa katanya.. naksir?? Jangan harap.” Aileen bersungut di dalam hati.

“Yaudah duduk mau makan gak lo?” Tanya Winda dengan kesal. Aileen pun menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Winda kebetulan ia juga sedang lapar. Winda mengambil piring dan nasi untuk Aileen, walaupun mereka nikah terpaksa tetap saja ia sekarang seorang istri jadi hal seperti ini akan ia biasa kan mulai dari sekarang.

Aileen menyendokan makanan tersebut ke mulutnya seketika ia melebarkan matanya, “enak juga masakan nih cewek.” Batin aileen. Ia tidak menyangka winda bisa memasak makanan seenak ini padahal itu hanya ayam goreng saja. Aileen terus makan dengan lahap membuat Winda tersenyum melihatnya itu berarti Aileen menyukai masakannya.

Prang~~

Bunyi itu membuat kedua berhenti mengunyah dan saling tatap.

“Aileen itu suara apa?” Tanya Winda yang mulai takut.

“Mana gue tau ayo kita lihat.” Ia bangkit dari duduknya untuk mengetahui asal suara tersebut.

Winda menahan lengan Aileen yang ingin beranjak dan berkata, “jangan-jangan itu hantu. Inikan rumah baru Aileen.” Membuat Winda merapat kan tubuhnya ke punggung Aileen berniat bersembunyi.

“Pikiran lo tuh ya negatif mulu. Mana tau itu pekerja dirumah ini gak sengaja tersenggol sesuatu yang akhirnya jatuh dan pecah.” Suara itu memang seperti benda jatuh yang pecah.

“Tapi kan mereka baru bekerja besok.” Aileen yang tersadar hal itu langsung bersembunyi di belakang Winda sungguh ia sangat takut jika sudah soal begini.

“Ih Aileen kok malah lo sih yang ngumpet di belakang gue. Kan harusnya gue.” Winda mengambil posisi di belakang Aileen lagi. “Lo kan cowok jadi lo di depan,” lanjutnya.

“Hantu gak kenal gender.” Aileen berbalik mengambil posisi di belakang Winda lagi. Winda yang kesal bersembunyi di belakang Aileen lagi dan lagi mereka terus berputar-putar seperti itu.

Aileen merangkul kan tangannya di bahu Winda membuat wanita itu menegang. “Udah gini aja ayo.”  Aileen mencoba mengambil jalan tengah dengan berjalan bersamaan ia menarik Winda untuk berjalan ke asal suara wanita itu hanya menurut saja karena ia sangat gugup saat ini berada di dekat Aileen membuat jantungnya sulit di kendalikan.

Mereka mengintip dari jendela terlihat sebuah pot bunga yang jatuh dan pecah tapi mereka tidak menemukan pelakunya.

Tiba-tiba ada kepala nongol dari samping seperti ingin mengintip dari luar sontak mereka berdua menjerit membuat pria yang diluar terkejut mendengarnya.

🌿🌿🌿


HAHAHA aileen galak-galak takut sama hantu 😳

Kira-kira siapa ya itu 🤔

SEE U.. ♥️

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND I LOVE YOU ♥

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE UNTUK DUKUNG CERITA INI THANK YOU AND I LOVE YOU ♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang