...
Paris. Saat ini mereka sudah sampai di bandara Internasional Paris. Tetapi ada panggilan alam yang tidak bisa di lewatkan Mirza segera berlari ke toilet untuk menyelesaikannya.
Mirza menyuruh mereka untuk duluan saja karena ia sudah tau jalanan di Paris jadi ia tidak akan tersesat. Jadi mereka pergi meninggalkan Mirza di bandara karena kasihan jika Winda harus menunggu lama.
“Sayang ayo kita lihat menara Eiffel.” Seru Winda ketika mereka sudah sampai di hotel.
“Tunggu Mirza dulu sayang katanya dia lagi di jalan.” Aileen merebahkan tubuhnya di samping Winda sambil sesekali mengusap perut istrinya.
“Kira-kira anak kita cewek atau cowok sayang?” Tanya Winda.
Mereka memang sengaja tidak mengecek jenis kelamin anak mereka. Bahkan mereka menyuruh dokter untuk tidak spoiler. Biar menjadi kejutan ketika anak mereka lahir ke dunia nanti.
“Hmm menurut aku kayaknya cewek.” Jawab Aileen.
“Kenapa?”
“Karena kamu jadi manja, banyak maunya, gak mau ngalah itu kan semua hanya dimiliki cewek sayang.” Winda yang mendengar itu langsung memukuli Aileen. Sedangkan Aileen hanya tertawa sebab pukulan Winda tidak berasa sama sekali.
“Hahaha bercanda sayang.” Aileen langsung menggenggam tangan Winda dan membawanya kepelukannya.
“Lihat Nak papa kamu jahat.” Winda mengusap perutnya mencoba mengajak bicara sang anak.
“Papa ndak jaat tok.” Jawab Aileen yang mencoba menirukan suara anak kecil.
“Ih kamu mah.” Winda mengeratkan pelukannya.
“Aku tau dia cewek saat jengukin dia.” Aileen tersenyum bangga pada Winda.
“Mesum.” Bukannya mengelak justru Aileen tertawa mendengar Winda mengatakan itu.
“Mau kamu cewek atau cowok yang penting kamu baik-baik aja di dalam sana ya nak. Bantuin papa untuk jagain mama kamu yang galak ini.” Aileen mengusap perut buncit Winda dan mengecupnya. Aileen menempelkan telinganya di perut buncit Winda mencoba mendengar pergerakan sang anak.
Saat sedang asik bercanda ada seseorang yang mengetuk pintu kamar mereka. Aileen langsung beranjak dari ranjang untuk membuka pintu.
“Ah gue capek banget.” Mirza langsung nyelonong masuk dan merebahkan tubuhnya di sofa.
“Kak Mirza? Lo kenapa?” Winda segera duduk di ranjang melihat Mirza yang ngos-ngosan. Setelah menutup pintu kembali Aileen duduk di sebelah Winda.
“Gue heran nih hotel padahal terkenal kenapa liftnya bisa rusak sih. Gue jadi harus naik tangga.” Mirza masih ngos-ngosan untuk saja koper nya bisa dititipkan di lobby jika tidak bisa dipastikan badannya semua remuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dream (END)
RomansaIni cerita tentang Winda wanita yang lucu, baik, dan ceria bertemu dengan sosok pria yang sombong dan galak. Takdir mempertemukan mereka untuk menjadi sepasang kekasih sehidup semati. Bagaimana kah kisah mereka buruan di baca... . . Semoga suka ya~A...