*33*

13.5K 1.3K 54
                                    

Naruto ... Kitsune ?

Sasuke memijat kepalanya lelah. Semua hal yang terjadi 1 tahun lalu membuatnya cukup pusing.

Naruto melahirkan, melalui proses sesar, dengan kondisi anak mereka yang premature. Dan bayi laki-laki berambut hitam legam itu lahir dengan selamat tanpa kecacatan apapun. Namun tidak berarti ia tidak apa-apa.

Ia premature, dan ia memiliki gabungan chakra Uchiha, Uzumaki-Namikaze, juga Otsusutsuki saat itu. Meski dengan kehebatan Tsunade, ataupun Sakura yang saat itu membantu.

Bayi itu tetaplah tidak kuat. Kondisi tubuh yang premature, dan chakra yang melimpah. Membuat tubuh mungil yang bahkan tidak menangis saat dikeluarkan itu membuat Tsunade menggelengkan kepalanya lemah. Kejadian ini persis seperti saat Naruto setelah berhasil mendapatkan ingatannya juga memakai chakra berlebih untuk menolong Sasuke dari tangan Momoshiki.

Naruto yang di ambang kesadaran antara obat bius dan kenyataan meronta, menangis tidak percaya, berteriak marah. Hanya sebentar. Karena setelahnya ia benar-benar kehilangan kesadaran.

Dan semenjak itu.

Narutonya berubah.

-cklek-

"Sasuke, lebih baik kau pulang sekarang, ini sudah saatnya untuk mu pulang, jangan membuat Naruto menunggu dan khawatir" ucap Shikamaru si pelaku pembuka pintu.

Putra Shikamaru -Shikadai, hampir berusia 2 tahun. Dan tentu itu membuat Naruto iri ketika melihat Temari menimang-nimang bocah kelebihan kepintaran itu. Karenanya sudah beberapa waktu ini, Keluarga Nara tanpa sadar menghindari Naruto. Mereka tidak ingin membuat sakit hati Naruto bertambah sebenarnya. Tanpa sadar ternyata itu memberikan luka tersendiri untuk Naruto.

"Hn"

Menyetujui ucapan Shikamaru, Sasuke pun membereskan sedikit mejanya yang agak berantakan dan segera bershunsin untuk sampai depan rumahnya. Ia tidak mau berpapasan dengan orang-orang yang bisa membuatnya mengeluarkan energi berlebih jika harus berbicara atau sekedar say hello. Melelahkan menurutnya.

"Tadaima" ucap Sasuke.

Tidak ada jawaban.

Sudah biasa. Sasuke sudah cukup terbiasa dengan keadaan rumah yang menjadi hening seperti ini. Semenjak Naruto kehilangan cahayanya.

Sasuke menghela, melepas sepatu ninjanya dan segera menuju beranda halaman belakang. Naruto sering duduk di situ menghabiskan waktu menatap bunga mataharinya.

"Dobe, kau bisa masuk angin jika duduk disana terlalu lama" ucap Sasuke sembari menyelimuti tubuh kecil itu dengan jubah Hokagenya.

"Kau sudah pulang?" Tanya Naruto mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Sasuke. Dapat Sasuke lihat pancaran tatapan kosong di mata heterochrome itu.

"Hm. Apa yang kau lakukan setiap hari disini sebenarnya?" Tanya Sasuke mendudukkan dirinya disamping tubuh Naruto, membuat Naruto langsung menyenderkan kepalanya di bahu tegap Sasuke.

"Menghitung waktu, berapa lama yang ku habiskan untuk bersedih disini" jawab Naruto.

"Naru..."

"Ne Teme. Apakah aku gagal?" Tanya Naruto.

"Gagal?"

"Ya. Aku gagal menjaganya, hingga ia harus pergi dari sisi kita tanpa sempat melihat dunia"

Sasuke menghela. Bertahun-tahun Naruto habiskan hanya untuk terus merasa bersalah. Segala macam cara Sasuke lakukan untuk mengurangi rasa bersalah itu namun tidak bisa. Bahkan hingga pernikahan Sakura dan Gaara beberapa bulan yang lalu Naruto tidak menghadiri.

Naruto .... Kitsune?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang