Tiga

165 28 25
                                    

"I think too much, we drink too much

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I think too much, we drink too much.
Falling apart like it's just nothing.
And I want to know where do we go.
When nothing's wrong."

- Jeremy Zucker, All the Kids All Depressed

Ada beberapa hal yang harus Yoongi jalani untuk meredakan kemampuannya melihat makhluk kasat mata. Pemuda itu pikir kalau mengikuti kata Ayah which means membuka kain adalah metode terbaik untuk bertemu dengan Ibu. Namun, ternyata anggapan itu salah. Tentu saja, Ayah tidak akan membiarkan anaknya diganggu oleh arwah yang berwujud istrinya. Tuan Min lebih memilih untuk menggunakan cara lain yang menurutnya lebih efektif, walaupun dampaknya akan lebih menghancurkan anak bungsunya. Min Yoongi.

Berkali-kali sudah Seokjin menolak dan menghentikan cara sang Ayah untuk membuat Yoongi sedikit kehilangan kemampuannya dengan menumbalkannya pada iblis. Dengan cara yang tidak manusiawi. Seakan-akan Ayahnya berusaha untuk membuang Yoongi ke kandang buaya, membiarkannya dimakan dengan mencabik kulit lalu isi perutnya hingga bertebaran di mana-mana.

Sangat disayangkan, usaha Seokjin tidak ada nilainya. Sebab, anggukan Min Yoongi seolah setuju dengan semuanya membuat Ayah semakin besar kepala. Tak membutuhkan waktu lama, Yoongi dibawa untuk menjadi yang terkuat dan parasnya dipoles menjadi pria dewasa. Tubuhnya yang sebelumnya kurus bak mayat hidup, lantas diubah menjadi roti kotak-kotak pada bagian perut. Lalu otot yang menimbul di beberapa bagian tubuhnya.

Setelah semua siap, anak kedua Tuan Min diboyong ke Reinans Club. Di mana Ayahnya akan memulai semua tradisi dan ritual untuk meredakan semua penderitaan anaknya sekaligus membuat usahanya semakin meroket.

"Yoon, kau bisa saja menolaknya sekarang." Seokjin kembali memperingatkan Yoongi, sebelum malam tiba. "Masih ada waktu untuk kembali memikirkan semuanya, Yoon."

"Tidak." Tatapan tajam Yoongi seolah tidak menginginkan penolakan. Pemuda itu seakan sudah mantap dengan pilihannya. "Aku tidak akan membiarkan Kakak melakukannya lagi. Biar aku saja, Kak."

What--

Tunggu sebentar, agar Seokjin tidak melakukannya lagi? Jadi, selama ini Yoongi tahu kalau sebelumnya kakaknya lah yang berada di posisi itu?

"Jangan, Yoon. Kumohon."

"Bersenang-senanglah di rumah, Kak. Aku akan baik-baik saja."

Yoongi paham akan ketakutan yang dirasakan Seokjin. Sebab, ketika Yoongi memilih menjejakkan kakinya di Reinans, tak akan ada lagi jalan untuk kembali. Setelahnya, ia akan mendapati penderitaan yang teramat. Lahir batin, melebihi kemampuannya itu.

Dan lihat, apa yang dikatakan Ayah perihal kemampuannya hanya omong kosong. Sepenuhnya Yoongi masih bisa melihat. Hanya kurun waktu untuk sadar akan makhluk itu berkurang, karena Yoongi lebih fokus pada kesakitan sekaligus trauma yang ia dapati setelah malam-malam panjang dilalui.

ʟᴀᴄʜʀʏᴍᴏꜱᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang